Kampung Pulo juga merupakan sebuah kampung adat yang menjadi perlambangan tempat tinggal dan persinggahan bagi Embah Dalem Arif Muhammad. Beliau merupakan sosok yang sangat melekat erat terhadap Kampung Pulo. Kedatangan beliau inilah yang memberikan keunikan bagi Kampung Pulo.Â
Pasalnya, Kampung Pulo ini hanya terdiri dari 1 Masjid dan 6 buah rumah saja. Hal inilah yang telah disematkan setelah sepeninggalan Embah Dalem Arif Muhammad bahwa 1 Masjid melambangkan satu putranya dan 6 buah rumah melambangkan keenam putrinya. Maka dari itu, hingga saat ini hanya diperbolehkan ditinggali oleh 6 kepala keluarga saja.
Bentuk rumah dari Kampung Pulo memiliki beberapa aturannya tersendiri. Hal ini berkaitan dengan apa yang telah diamanatkan oleh Embah Dalem Arif Muhammad selaku tokoh cikal bakal Kampung Pulo.Â
Dalam pembuatan rumah, semua bentuk harus lurus memanjang (Jolopong) dan tidak diperbolehkan beratap bentuk prisma. Sehubungan dengan kisah anak laki-laki Embah Dalem Arif Muhammad yang celaka dan meninggal dunia saat diarak menggunakan tandu yang berbentuk prisma.
Keunikan lainnya yang bisa ditemukan adalah penutup atap yang masih beralaskan ijuk yang diikatkan dengan tali dari bahan bambu ke bagian atas dari rangka atap dan diperkuat dengan paku agar lebih awet. Selain itu, jenis rumah di Kampung Pulo keseluruhannya adalah adalah jenis rumah panggung. Ini menunjukkan sudah adanya teknologi yang dimiliki masyarakat dalam hal pembangunan tempat tinggal yang bisa memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi para penghuni rumahnya dari segala terpaan luar yang mengancam.
Seiring dengan banyaknya pelancong asing baik dari turis domestik maupun mancanegara yang datang, namun tak luput juga memberikan beberapa perubahan dalam kehidupan masyarakat Kampung Pulo.
Selain banyak digunakan sebagai destinasi wisata, diperlukan juga sebagian besar untuk keperluan riset atau kependidikan sehingga banyak akademisi atau pelajar yang datang untuk melakukan observasi. Tak sedikit dari masyarakatnya yang pada akhirnya juga terbawa akan kemajuan teknologi yang dibawa oleh para turis.Â
Contohnya handphone, banyak masyarakatnya sendiri sudah bisa beradaptasi menggunakan handphone untuk keperluan komunikasi, bertukar ilmu pengetahuan dan culture dari para turis yang datang, serta bisa mengenal lebih jauh dunia luar.Â
Di sisi lain, namun ini juga menjadi tantangan baru bagi masyarakatnya agar bisa lebih selektif dalam menyikapi adanya perkembangan teknologi modern yang masuk dan tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian adat istiadat setempat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI