Mohon tunggu...
Della Collina
Della Collina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Never Give Up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Covid-19 Belum Berakhir, DBD Masih Menghantui Kita Semua

3 Agustus 2021   10:00 Diperbarui: 8 Agustus 2021   20:41 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang (03/08/2021) - Adanya pandemi Covid 19, bukan berarti penyakit DBD tidak akan menyerang. Penyakit ini berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.

Saat ini penyakit DBD perlu diperhatikan tidak hanya Pandemi Covid-19. Ditambah cuaca di Indonesia tidak menentu sehingga menyebabkan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti dapat menularkan penyakin demam berdarah ke manusia.

Untuk mengantisipasi penularaan penyakit DBD, Mahasiswa Universitas Diponegoro melakukan KKN di Desa Gayamasri, Kel. Gayamsari, Kec. Gayamsari, Kota Semarang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, hingga akhir 2020 tercatat ada 5.768 kasus dan 107  meninggal dan pada tahun 2021 januari hingga awal maret tercatat ada 37 kasus DBD. Penyakit DBD yang disebabkan nyamuk aedes aegypti sangat berbahaya bagi manusia.

Della Collina Sukamto “kami melakukan KKN di desa Gayamsari untuk penyuluhan kepada masyarakat bahwa menggunakan insektisida kimia untuk menghindari dari gigitan nyamuk, salah satu insektisida kimia yaitu lotion penolak nyamuk (Repellent) yang beredar di pasaran. Insektisida umumnya mengandung N,N – diethyl – m – toluamide (DEET) yang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan penggunanya.”

Ada bebarapa efek samping dari penggunaan insektisida kimia, yang dapat dikurangi dengan penggunaan insektisida alami yang berasal dari ekstrak tanaman untuk menggantikan DEET seperti menggunakan bahan alam.

“Digunakannya insektisida alami yang berasal dari ekstrak tanaman diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat karena selain bahan lebih mudah diperoleh, zat yang terkandung dalam bahan alam juga mampu melindungi dari serangan nyamuk.”

Gambar 2. Materi Edukasi 
Gambar 2. Materi Edukasi 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2021 dengan sasaran warga Kelurahan Gayamsari, Kota Semarang. Program KKN ini untuk masyarakat lebih mengetahui terkait bahan kimia berbahaya apa saja yang terkandung dalam lotion (Repellent) serta manfaat menggunakan spray anti-nyamuk dari ekstrak bahan alam sebagai bentuk alternatif.

“Program ini diharapkan masyarakat desa Gayamsari dapat lebih memahami kandungan bahan kimia berbahaya dalam lotion (Repellent) serta kandungan ekstrak bahan alam pada spray anti-nyamuk bagi kesehatan dan dengan memahami kandungan bahan kimia berbahaya, diharapkan masyarakat mampu membuat spray anti-nyamuk sendiri sehingga mengurangi penggunaan dari lotion (Repellent) serta lebih menjaga kebersihan lingkungan”

Ibu PKK RT 07 RW 02 sejumlah 3 orang menyambut baik program edukasi ini dengan menggunakan media Poster. Ibu Soelistyowati selaku ketua PKK kelurahan Gayamsari memberikan respon yang cukup memuaskan, “Terima kasih mbak atas pembagian spray anti-nyamuk dan edukasi cara pembuatan spraynya, mudah dibuat dan sangat bermanfaat bagi warga disini karena memang lagi musim pancaroba jadi sudah mulai banyak nyamuk di daerah sini mbak.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun