Mohon tunggu...
dellaaulia
dellaaulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya Della Aulia Nuriska mahasiswi IAI YPBWI SURABAYA ingin memberikan informasi terkait artikel tentang otak saraf anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Saraf pada Anak Usia 3-4 Tahun. Perkembangan dan Karakteristik Neurologis

9 Desember 2024   14:59 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sistem saraf anak usia 3-4 tahun berada dalam fase perkembangan yang dinamis dan kritis. Pemahaman mendalam tentang proses neurologis dapat membantu orangtua dan pendidik memberikan dukungan optimal.

Referensi

1. Kolb, B., & Mychasiuk, R. (2015). Brain development, plasticity, and behavior in the context of adverse early experiences. In M. Lewis (Ed.), The Oxford Handbook of Developmental Psychology.

2. Huttenlocher, P. R. (2002). Neural Plasticity: The Effects of Environment on the Development of the Cerebral Cortex. Harvard University Press.

3. Johnson, M. H. (2011). Developmental Cognitive Neuroscience. Wiley-Blackwell.

4. Dekaban, A. S., & Sadowsky, D. (1978). Changes in brain weights during the span of human life: Relation of brain weights to body heights and body weights. Annals of Neurology, 4(4), 345-356.

5. Gogtay, N., et al. (2004). Dynamic mapping of human cortical development during childhood through early adulthood. Proceedings of the National Academy of Sciences, 101(21), 8174-8179.

6. Nelson, C. A. (2011). Neural development and lifelong plasticity. In M. H. Bornstein & M. E. Lamb (Eds.), Developmental Science: An Advanced Textbook.

7. Sheridan, M. A., & Nelson, C. A. (2009). Neuroscience and early childhood development. In R. E. Tremblay, R. G. Barr, & R. Peters (Eds.), Encyclopedia on Early Childhood Development.

Artikel ini memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan sistem saraf pada anak usia 3-4 tahun, didukung oleh referensi ilmiah terkini untuk memberikan pemahaman mendalam dan akurat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun