Film serial "Control Z" berasal dari Mexico yang menceritakan tentang kehidupan remaja SMA yang sangat bebas. Serial ini berisi Sex bebas, LGBT, pencurian, rasisme, hingga depresi.Â
Serial ini mempunyai dua season yang bisa kita tonton langsung di Netflix. Control Z diperankan oleh Ana Valeria Becerril, Yankel Stevan, Michael Ronda, Andres Baida, Zin Moreno, Fiona Palomo, Macarena Garcia, Patricio Gallardo, Luis Curiel, Samantha Acuna, Xabiani Ponce de Len, dan Ivan Aragon.
Teguh Imanto dalam artikelnya yang berjudul "Film sebagai Proses Kreatif dalam Bahasa Gambar" yang dimuat di Jurnal Komunikologi Vol. 4, No. 1 Maret 2007 Â menyatakan bahwa film sebagai karya seni merupakan hasil dari proses kreatif berbagai unsur diantaranya seni musik, seni rupa, seni suara, teater serta teknologi dengan kekuatan gambar sebagai bentuk visualisasinya. Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya, juga sebagai alat komunikator yang efektif.Â
Ia dapat menghibur, mendidik, melibatkan perasaan, merangsang pemikiran dan memberikan dorongan, namun juga dikhawatirkan menjerumuskan orang ke hal-hal yang negatif serta meruntuhkan nilai-nilai moral dan tatanan hidup yang ada di tengah masyarakat.Â
Di serial Control Z ini akan mempresentasikan kehidupan remaja yang membawa hal-hal negatif serta menghillangkan nilai-nilai moral didalamnya.
Film ini berawal dari sekolah yang awalnya terlihat baik-baik saja dan berjalan normal, namun seketika menjadi kacau dengan kehadiran hacker anonym yang tidak diketahui asal usulnya menyebarkan sebuah rahasia besar Isabela (Zin Moreno) yang ternyata seorang Transgender dan membuat seluruh siswa disana membullynya. Karena ulah hacker itu membuat Pablo (Andres Baida) menjadi kecewa terhadap Isabela dan memutuskan hubungan. Selain itu, hacker itu akan menghubungi salah satu teman mereka dan memanipulasinya untuk keuntungannya sendiri.
Tidak hanya menyebarkan rahasia besar seorang Isabela, namun hacker ini juga menyebarkan rahasia Gerardo (Patricio Gallardo) yang ternyata adalah seorang yang mempunyai rasa suka terhadap sesama jenisnya. Gerardo dan gengnya adalah orang-orang yang suka merundung teman yang lemah dan tidak bersalah.Â
Siswa yang sering ia rundung, ialah siswa yang ia sukai. Tidak salah lagi, Gerardo melakukan hal itu untuk mendapatkan perhatian dari siswa tersebut. Dengan menyebarnya rahasia itu, membuat Gerardo sangat marah terhadap hacker anonym itu.
Karena semakin banyak rahasia-rahasia siswa yang tersebar luas akibat hacker itu, akhirnya Sofia (Ana Valeria Becerril) dan Javier (Michael Ronda) bersama-sama mencari tahu siapa dalang dibalik semua ini. Semakin lama, sang hacker anonym itu mulai terendus keberadaannya. Ini semua berkat kerja sama antara Sofia dan Javier.Â
Banyak orang yang mengatakan bahwa karakter Sofia di Control Z ini seperti Sherlock Holmes versi remaja wanita. Siswa Bernama Raul (Yankel Stevan) turut membantu Sofia dan Javier dalam mencari tahu keberadaan hacker yang telah menyebarluaskan rahasia-rahasia para siswa yang hanya bermodalkan Wifi sekolah. Semakin lama, Sofia dan Javier mencurigai gerak-gerik Raul, karena dia tampak seolah-olah menyembunyikan sesuatu yang tidak mereka ketahui.
Diakhir film, Sofia dan Javier menemukan siapa dalang dibalik hacker anonym yang telah menyebarluaskan rahasia besar para siswa disekolah setelah berkali-kali terkecoh karena merasa dipermainkan oleh hacker tersebut. Raul Leon, ialah orang yang selama ini membuat kekacauan disekolah.Â
Ia juga bersifat manipulatif didepan teman-temannya agar tidak dapat dicurigai. Ketika Raul ingin melarikan diri dari teman-temannya, dan Gerardo yang sangat marah karena mengetahui bahwa Raul dalang dibalik semua ini, kemudian ia mencari Raul dengan membawa senjata api dengan bermaksud ingin melenyapkannya.
Seperti judulnya Control-Z yang berarti generasi Z sedang dikontrol. Difilm ini, kita dapat mengetahui toxic nya kehidupan remaja GenZ. Sex bebas dimana-mana, hamil diluar nikah hingga depresi karena merasa takut, perkelahian, hingga pembullyan. Semua permasalahan GenZ, akan bisa teratasi apabila mereka mengontrol diri mereka agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif, terbuka dan mau berkomunikasi dengan orangtua, menjauh dari lingkungan yang terasa tidak kondusif, dan lakukanlah hal-hal yang positif.
Keluarga adalah lingkungan pertama yang bisa membentuk kepribadian seorang anak. Jikalau disebuah keluarga terdapat suasana yang tidak mendukung, itu juga akan sangat berpengaruh bagi kepribadian dan perilaku anak. Hawari (1997) mengatakan keharmonisan sebuah keluarga akan terwujudkan apabila anggota keluarga dapat berpegang teguh pada nilai-nilai agama kita, maka dari itu interaksi harmonis yang terdapat didalam keluarga dapat diciptakan.Â
Selain sebuah keluarga, yang dapat berpengaruh akan perilaku seorang anak adalah teman-temannya. Pengaruh dari teman sebaya nya juga dapat membentuk perilaku yang menyimpang, karena remaja menerima tekanan-tekanan kuat yang berasal dari teman sebayanya supaya remaja bersikap konformitas terhadap tingkah laku sosial yang terdapat dalam kelompok tersebut.
Della Alifia Girsang
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Ahmad Dahlan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H