Mohon tunggu...
Della Listiyani
Della Listiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melintasi Waktu dan Tradisi: Perbedaan Pemakaman Islam Melayu dan Madura di Bangka Belitung

8 Juni 2023   12:45 Diperbarui: 8 Juni 2023   12:48 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salat atau doa jenazah dilakukan di masjid atau di tempat duka (sebelum prosesi pemakaman) yang dipimpin oleh seorang imam dan dikelilingi jamaah lainnya. Untuk prosesi pemakaman sendiri, jenazah pastinya dibawa ke tempat pemakaman yang telah ditentukan dan jenazah akan diletakkan di dalam liang kuburan dengan posisi menghadap kiblat. Prosesi ini diakhiri dengan ucapan doa terakhir dari keluarga dan kerabat lainnya sebelum liang kuburan ditutupi dengan tanah-tanah.

Di sisi lain, persiapan dan proses pemakaman dalam masyarakat Madura cenderung melibatkan keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar (tetangga atau masyarakat setempat) untuk membantu dalam mempersiapkan segala kebutuhan dan saat prosesi pemakaman sendiri. 

Dalam proses pemandian jenazah ini tidak jauh berbeda dengan tradisi masyarakat Melayu, perbedaannya terletak pada campuran air mandi yang dimana masyarakat Madura menggunakan bunga-bunga khas mereka dan minyak wangi untuk memandikan jenazah. 

Berbeda dengan masyarakat Melayu yang didominasi oleh keluarga, tradisi Madura dalam proses memandikan jenazah bisa saja melibatkan pihak diluar keluarga atau kerabat. 

Setelah dimandikan, jenazah akan ditutupi juga dengan kain kafan sederhana tanpa hiasan apapun yang kemudian akan dibawa menggunakan tandu menuju tempat pemakaman. Salat jenazah diadakan di tempat pemakaman yang dipimpin oleh seorang pemuka agama dan jenazah akan dikelilingi oleh mereka yang hadir dalam pemakaman itu.

Perbedaan yang dapat kita liat selanjutnya dalam Upacara Pemakaman, Meski sama-sama menganut ajaran agama Islam, terdapat perbedaan tata cara penguburan antara tradisi penguburan Melayu dan Madura. Dalam bahasa Melayu, upacara pemakaman biasanya dilakukan dengan membaca doa, membaca zikir, dan menghormati jenazah sebelum dimakamkan. 

Di Madura, selain membaca doa dan menghormati jenazah, ada juga tradisi khusus yang disebut "Nyadran". Nyadran adalah acara di mana keluarga mendiang dan orang-orang terdekat berkumpul untuk berdoa bersama dan menyediakan hidangan khusus untuk para tamu. Tujuan dari nyadran adalah untuk mengenang dan mendoakan keberuntungan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Selanjutnya perbedaan batu nisan makam. Dalam tradisi masyarakat Melayu, batu nisan makam mereka berbentuk persegi atau persegi panjang dan memiliki puncak yang melengkung. 

Batu nisan makam ini biasanya dihiasi dengan berbagai ukiran yang terinspirasi dari kaligrafi Arab, bunga-bunga, atau geometri. Untuk bahan pembuatan batu nisan sendiri biasanya dibuat dari batu alam seperti granit atau batu kapur yang nantinya batu ini akan dipahat untuk memperoleh hasil yang indah. 

Di sisi lain, dalam tradisi masyarakat Madura biasanya batu nisan makam mereka berbentuk unik menyerupai rumah tradisional Madura dengan ornamen khas mereka sendiri. 

Batu nisan makam Madura memiliki berbagai warna sehingga akan terlihat menarik. Batu nisan makam Madura juga diukir dan dipahat dengan berbagai ukiran, biasanya mereka juga akan memberikan gambar yang memiliki kaitan dengan kehidupan jenazah dan ornamen yang masih berkaitan dengan budaya tradisional masyarakat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun