Tari Gandai itu tarian asli daerah Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu sejak tahun 1333 sampai sekarang. Arti kata Gandai itu menari. Pada zaman dahulu Gandai digunakan  acara pernikahan dan penyambutan raja-raja zaman dahulu, zaman sekarang tari Gandai digunakan juga dalam acara pernikahan, khitanan, saat penyambutan tamu dan acara ulang tahun Kabupaten serta acara besar lainnya.
Tari Gandai itu harus di iringi dengan alat musik sebagai pengiringnya, alat musiknya berupa sonai (serunai) dan redap. Tari Gandai ini biasanya dilakukan oleh wanita dan di setiap gerakannya di iringi dengan syair.Â
Tarian ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tradisional oleh Kemendikbud RI pada tahun 2018. Tarian Gandai juga dilambangkan sebagai cerminan dari kisah kehidupan masyarakat yang ada di Kabupaten Mukomuko.Â
Gerakan pokok dalam tari Gandai itu ada 9 macam. Hal ini dikarenakan mengikuti ruas serunai yang terdiri dari 9 ruas.
Gerakannya sebagai berikut:
1. Lori
Gerakan Lori merupakan gerakan pertama yang selalu ada dalam setiap melakukan tari Gandai dan disebut sebagai gerakan pembuka. Gerak  Lori ini diberikan sebagai persembahan terhadap lokasi menari, raja-raja dan para dewa. Gerakan Lori ini berbentuk seperti gerakan para dayang-dayang saat mengipas raja.
2. Retak Suah
Gerakan Retak suah ini ditujukan untuk mengundang para dewa yang ada di gunung. hal ini dikarenakan gerakan Retak Suah ini berasal dari gerakan seekor burung gagak yang sedang berbunyi dan mengepak-ngepakkan sayapnya, adapun kata Suah juga di ambil dari lubang serunai yang hanya memiliki suah (satu) lubang, sedangkan Retak di ambil dari suatu daerah yang bernama Retak(Retak Mudik dan Retak Hili) yang merupakan wilayah tertua di Kab.Mukomuko. Dan Retak Mudik  juga merupakan tempat asal tari Gandai ini lahir.
3. Net Net
Gerakan Net Net di ambil dari kata nenek. Pada zaman dahulu, setiap ada orang yang menikah, di adat Mukomuko ada acara penumbukan tepung bersama-sama, namun penumbukan tepung ini tidak selesai dalam sehari sehingga melanjutkannya dalam waktu  sehari semalam. Dikarenakan keanehan penumbukan tepung yang tidak bisa sehari, lalu seorang nenek pun menari mengelilingi lesung dan terdengarlah bunyi serunai. Lalu warga desa bertanya, kenapa nenek bisa seperti itu?.
Lalu dijawab salah seorang warga " dia menari seperti sedang bergandai".
Dan inilah yang dikatakan dengan gerakan Net Net.
4. Elang Menari
Gerakan ini di ambil dari kisah seorang anak raja yang sedang merajuk, lalu datanglah dua orang temannya untuk menghibur anak raja tersebut dengan cara mengelilinginya dan anak raja pun terhibur, lalu mereka menari bersama.
Saat mereka sedang menari bersama, ada seekor elang yang juga sedang menari di langit yang sejajar dengan mereka dan saat itulah mereka menberikan nama gerakan gandai itu Elang Menari.
5. Oh Madih
Gerakan ini di ambil dari kisah seorang Oh Madih. Oh Madih ini merupakan seorang nenek yang beriba hati karena masalah dengan tetangganya, lalu ia pergi dari seberang sungai memakai sampan menuju kerumahnya. setiba dirumah, ia pun berdendang untuk menghilangkan rasa iba dan sedih. Di sore hari dia pun kembali ke dusun, tiba dirumah ia pun mendengar suara serunai  dan ia pun menari, dan sejak itu lah gerakan ini dinamakan Oh Madih.
6. Naoh
Gerakan Naoh ini di ambil dari kisah seorang janda beranak satu. Pada suatu hari janda ini dan anaknya sedang berjalan-jalan, dan ia membawa sebuah keranjang di punggungnya. Setibanya di sebuah telaga, ia  melihat begitu banyak ikan di dalam telaga itu.
Lalu turunlah anaknya ke telaga itu untuk mengambil ikan dan meletakkannya di keranjang. Karena begitu senang, anaknya pun menari-nari bersama keranjang itu di dalam telaga tersebut lalu diberikan nama Gandai Naoh.Â
7. Paneh 9 Bulan
Dahulu kala, ada seorang raja mengundang raja-raja dari dusun tetangga, karena ingin membahas masalah musim kemarau panjang yang sudah terjadi selama 9 bulan ini. Setibanya para raja tetangga tersebut untuk menghadiri undangan dari raja, maka raja pun meminta kepada para dayang untuk menari sebagai sambutan untuk raja dari dusun tetangga. Lalu para dayang bertanya :"apa yang harus kami tarikan raja?"
Raja pun menjawab:"kalian lihatlah apa yang ada di atas kepala raja itu, ada merpati putih dan ada yang hitam bukan?,
Bagaimana gerakan merpati itu, seperti itulah gerakan yang kalian tarikan".Â
Dan diberikannya nama gerakan itu Paneh 9 Bulan.
8. Somang Bajapai
Gerakan ini bermula dari kisah hidup orang-orang pada zaman dahulu, mereka mencari makan, dan membuat lahan di hutan besar dan belantara. Pada suatu hari, mereka berladang dan menanam padi bersama. di siang harinya mereka beristirahat dan ingin makan siang. Lalu mereka melihat Siamang Bergelantungan di tepi ladang. Lalu salah seorang laki-laki memberikan nama gerakan itu somang bajapai dan kemudian dia mengikuti gerakan itu sambil mengambil kayu.
9. Retak Tinga
Retak Tinga merntuk pengantaran dewa-dewa. Biasanya sebagai penutup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H