Mohon tunggu...
Anung D'Lizta
Anung D'Lizta Mohon Tunggu... -

Penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bekerja, Belajar dan Berkarya-TKI Singapura

21 September 2015   16:22 Diperbarui: 21 September 2015   18:33 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pun berlalu sambil mengucapkan ‘good luck’ untuknya juga.

Hari ini masih panjang. Tanpa menunggu waktu, aku bertanya pada bunda Ani mau ikut ke Toa Payoh Park menghadiri ghatering grup PIS.

~**~

PIS (Pekerja Indonesia Singapura); Minggu, 20 September 2015. Seperti biasanya di hari cuti mingguan para pekerja Indonesia di Singapura (TKI) mengisi hari liburnya untuk kegiatan positif. Acara tahunan yang biasanya diadakan gathering atau berkumpul silahturahmi oleh sebagian grup TKI di Singapura.

Salah satu grup Facebook PIS ( Pekerja Indonesia Singapura) yang berdiri sejak 2014, kemarin mengadakan gathering bersama. Menjalin silahturahmi di perantauan. Acara kumpul bersama juga dimeriahkan dengan aneka permainan, seperti lomba makan pisang, makan kerupuk, modelling (tanpa high heel), dan lainnya.

Pada kesempatan hari itu juga aku menjadi juara 1 modelling. Terkesan lucu awalnya kenapa aku bisa menang. Karena dari 10 peserta aku datang paling akhir dan tidak tahu arahan bagaimana. Akhirnya aku tanya ke teman setelah diantar oleh salah satu admin mba Dheti memasuki arena modelling. Di depanku merupakan teman yang alhamdulillah sudah  kenal jadi tidak canggung dan bertanya.  

Setelah modelling, kulanjutkan berkumpul dengan teman-teman dan latihan menari. Duduk- ngobrol- tukar masukan ide. Tak kalah sedikit usil. Gegara video yang sungguh buatku penasaran nongol di HP salah satu temanku. Terjawab sudah rasa penasaranku itu.

Ah, selagi niat bekerja menjadi TKI jadilah TKI yang cerdas. Jangan sampai masuk lubang yang nanti bisa menyesatkan. Jalinlah cinta sesuai kontek kodratnya manusia. Jangan meniru cara binatang.

Senja malu-malu mengintip dari ufuk timur. Suara panggilan nomor 10 modelling menggegar langit senja. Aku berlari tanpa pamitan- meninggalkan temna-teman yang sedari tadi sedang kubriefing.

“Saya … saya … saya nomor sepuluh.”

Aku sangat senang dan tidak menyangka kalau jadi juara satu. Maka menahan malu aku coba ber-interaksi dengan peserta lainnya. Alhamdulillah sebuah pengalaman baru dan pembelajaran baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun