Mohon tunggu...
Ceracau Senja
Ceracau Senja Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Perempuan yang ingin mencoret-coret di langit

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menghindari Kenakalan Pada Remaja

14 Agustus 2015   18:28 Diperbarui: 14 Agustus 2015   18:28 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenakalan Remaja di Era Informatika, judul dari sebuah lagu yang dipopulerkan oleh salah satu Band Mainstream beraliran Pop di Indonesia, yakni Efek Rumah Kaca. Efek Rumah Kaca memang merupakan salah satu band yang mengusung musik cerdas, yang lagu-lagunya rata-rata mengandung kritik sosial.

Tetapi bukan Efek Rumah Kaca yang akan menjadi topik utama dalam tulisan ini. Secara personal, dan secara subjetif tentunya, saya akan berargumen disini tentang Kenakalan Remaja pada masa ini.

Teknologi modern membuat semua orang mengenal pengetahuan dengan lebih luas. Gadget dengan kemampuan dan fitur-fitur yang canggih, aplikasi-aplikasi ponsel maupun komputer yang semakin hari semakin berkembang, internet yang telah menjadi sumber pengetahuan primer masa kini maupun teknologi-teknologi canggih lainnya.

Teknologi bisa berdampak positif terhadap anak-anak muda, apabila mereka memiliki kesadaran akan nilai postif maupun negatif nya, tentu saja orang tua juga berperan dalam hal ini. Tetapi teknologi seperti internet juga bisa memberikan dampak buruk bagi mereka. Meskipun dampak buruk tidak diberikan secara langsung melalui teknologi yang sudah cukup canggih ini melainkan juga ditularkan melalui pergaulan. Internet menyajikan situs-situs yang isinya beragam informasi dan pengetahuan. Tak hanya bagi orang dewasa, internet juga membantu generasi muda dalam kegiatan belajar mereka (baca; sekolah). Terlebih lagi semakin lama anak-anak muda di era sekarang ini memiliki rasa keingintahuan yan semakin tinggi. Dan teknologi tak hanya memberi “iming-iming” terhadap para kaum muda tentang suatu hal, melainkan juga si pemberi jawaban.

Dan rasa keingintahuan tinggi yang dimiliki anak-anak sekarang, tidak akan bisa dengan mudah dibatasi. Orang tua harus lebih cerdas dan bijaksana dalam melakukan bimbingan dan pemberian batasan-batasan. Karena kenakalan remaja tidak terjadi pada anak-anak dengan kondisi ekonomi rendah, tetapi juga terjadi pada anak-anak dalam keluarga dengan ekonomi menengah keatas.

Jika orang tua terlalu membatasi rasa ingin tahu anak, maka anak akan merasa terkekang dan membuat suatu tindakan yang bersifat memberontak terhadap orang tua, yang dilakukan secara langsung ataupun diam-diam dibelakang orang tua mereka (tidak langsung). Itulah kenapa orang tua harus bijaksana dalam menyikapi pola pikir anak yang seperti ini. Karena tidak semua anak punya pola pikir yang sama, karena memang pada dasarnya semua manusia tidak ada yang memiliki pemikiran yang sama, bahkan anak dan orang tua bisa saja berbeda. Kita generasi muda, generasi yang baru, melihat semua permasalahan-permasalah yang sama setiap hari, jadi kita patut memikirkan dan menciptakan sebuah solusi terbaik untuk masalah-masalah yang sudah dialami para orang tua sejak jaman modern dimulai.

Cara-cara demokratis harus diterapkan pada sebuah keluarga yang hidup dalam era modern seperti ini. Masing-masing anggota harus diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mereka. Dan kepala keluarga harus mampu memberikan tanggapan yang bijaksana terhadap pendapat mereka. Ketika anak melakukan kesalahan, orang tua sangat tidak dianjurkan untuk menghakimi anak secara langsung. karena hal itu akan menciptakan perasaan terintimidasi pada anak dan akan mempengaruhi kepribadian anak di masa depan. Intimidasi hanya akan menimbulkan sikap pertentangan yang semakin besar kepada orang tua oleh anak. Orang tua juga memerlukan sikap intropeksi diri untuk menemukan solusi terbaik bagi anak-anak mereka.

Intimidasi secara terus menerus pada anak bisa terjadi karena juga kesalahan dari orang tua yang tidak pernah intropeksi diri, egois ataupun arogan dan memaksakan kehendak pada anak mereka. Para orang tua harus memahami bahwa anak juga seorang manusia yang punya hak-haknya sendiri, meskipun Hak Asasi Manusia pada anak masih terbatas pada hal-hal tertentu saja. Orang tua harus menyadari kebutuhan anak akan informasi dan pengetahuan, yang nantinya akan berpengaruh juga pada kehidupan sosial mereka (baca: pergaulan), tentu anak akan merasa rendah diri jika mereka dianggap kudet (kurang update). Membiarkan anak berselancar dengan teknologi yang membagikan ilmu pengetahuan baru bagi mereka merupakan sesuatu hal yang baik bagi anak, meskipun tetap dengan batasan-batasannya. Misalnya pada hari libur sekolah, atau jam-jam tertentu setelah sekolah, anak diijinkan untuk menggali informasi “bersama” si teknologi. pencegahan dampak negatif bisa dilakukan dengan bimbingan orang tua pada anak saat menggunakan gadget-gadget tertentu, membantu anak memahami pesan-pesan atau maksud-maksud yang terkandung dalam suatu aplikasi seperti game, bacaan dalam suatu artikel pada situs-situs di internet, atau pesan moral dalam suatu tayangan televisi maupun film. Selain itu, orang tua harus mengetahui apa yang menjadi daya tarik bagi si anak, sehingga bakat anak bisa dikembangkan dan diberi wadah yang sesuai dengan kemampuan si anak. Dan juga, bimbingan moral -dalam hal ini keimanan mereka- juga harus dipupuk sejak dini.

Jadi disini faktor terjadinya kenakalan remaja tidak terjadi karena kesalahan si anak sendiri yang tidak mampu menyaring segala pengetahuan yang ia terima, atau bahkan karena kesalahan mereka karena memiliki rasa ingin tahu yang besar, melainkan juga terdapat pada orang tua yang tidak bisa bersikap bijaksana dalam memberikan bimbingan pada anak-anak mereka. Teknologi hanya alat penyampai informasi dan pengetahuan, membantu manusia untuk memudahkan aktivitas mereka sehari-hari. Meskipun begitu teknologi juga bisa menjadi momok bagi para anak maupun orang tua sendiri jika “ia” tidak difungsikan dengan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun