Selepas acara, salah satu kader NU asal Lampung Tengah Muhammad Luthfi Rafiuddin Annahdly' menceritakan perjalanannya menuju resepsi Satu Abad NU ini , mengatakan :
"Saya berangkat pada Minggu sore, sepanjang perjalanan banyak sekali warga Nahdliyyin dari pulau Andalas ini yg menuju kesana. Saya tiba dengan rombongan pada pukul 3 pagi dengan parkiran yang sudah penuh dengan jemaah lain.Â
Walaupun harus menempuh 8km untuk menuju stadion, tetapi saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian sejarah Satu Abad NU ini. Saya bahagia dapat menjumpai sesama Nahdliyyin dari berbagai suku dan ras . Perbedaan yang dipersatukan ini sangat luar biasa menjadikan kita lebih rukun dan toleran. Menuju abad kedua, semoga Nahdlatul ulama semakin barokah dan menjadikan Indonesia negeri yang badlatun tayyibatun ghofur." Pungkasnya .
Dari sini, dengan terselenggaranya acara Harlah NU yang sangat fenomenal ini, masyarakat Indonesia dan tidak hanya warga Nahdliyyin mengakui sepak terjang NU sebagai salah satu organisasi umat Islam terbesar di Indonesia  yang patut diapresiasi dan diperhitungkan eksistensinya.
NU yang sering disebut sebagai organisasi Islam Nusantara, merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap konsistensi NU merawat dan mengaktualisasikan nilai-nilai nasionalisme di tengah realita kemajemukan serta pluralitas Bangsa Indonesia, maupun gerakan NU dalam rangka menghadapi tantangan munculnya infiltrasi ideologi radikal dan liberal mengatasnamakan globalisasi.
Secara historis sudah tercatat dengan tinta emas NU memiliki peran penting sejak era perjuangan merebut kemerdekaan, sehingga dalam usianya yang ke-100 tahun ini tidak ada lagi keraguan untuk menyematkan harapan-harapan kepada NU agar tetap menjadi organisasi masyarakat religius penjaga harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi garda terdepan menjaga keutuhan Negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H