Kekuatan puisi Rumi adalah karena ia sangat mahir menggunakan metafora . Orang Persia menyebutnya, zarbul matsal. Ia membimbing para pembacanya untuk memahami konsep-konsep yang sulit atau sekedar meyakini argumentasi yang dikemukakannya Dengan berpikir analogis ; alih-alih berpikir logis. Ketika seorang ahli fiqih mengkritik dia karena berzikir sambil menari, Rumi membuat analogi . Bukankah dalam hal fikihada kaidah "hal yang membayangkan membahayakan dapat membenarkan hal yang dilarang." Kita boleh makan yang haram, jika tubuh kita terancam kematian . Sekiranya menari itu haram itu terpaksa dilakukan ketimbang roh kita mengalami kematian. Ia analogikan kematian dengan kematian tubuh .
Dengan metafora, sebagai ciri lazimnya puisi, pengalaman akan kebenaran seseorang setelah berdekat-dekat dengan Tuhan, memberikan pencerahannya sekaligus bagi pembacanya bila hal itu diungkapkan lewat keindahan bahasa.Â
Pengalaman menangkap suasana batin seorang penyair, bisa jadi jalan bagi orang lain untuk turut merasakan keindahan seseorang dalam mengungkapkan kerinduannya kepada keabadian, transendental. Sebuah kerinduan yang dihadirkan para pencari kebenaran. Sebagai ikhtiar mendekatkan diri seseorang pada Tuhan, akan memperoleh pemanahan yang harus di dalam puisi-puisi sufistik .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H