Mohon tunggu...
DEDE LEO INSAPUTRA
DEDE LEO INSAPUTRA Mohon Tunggu... -

Senyum sedikit dan senang selamanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengejar Matahari

6 April 2013   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:39 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bolehkah aku mengejar matahari ? katanya...aku hanya diam ditepi kuantan itu..mendengarkan riak sungai, sambil menikmati angin yang bertiup pelan dari arah sebrang. kulihat raut wajahnya tampak ia begitu serius dengan perkatanyaannya. bukankah ini sudah sore? kataku... sebentar lagi matari itu akan terbenam... tambahku...

aku ingin pergi bersamanya....!! jawabnya ringkas...

kulihat wajahnya yang tertunduk kearah rerumputan, ia tampak begitu lemas seakan tak punya daya...

kamu tau... !! untuk apa kamu ingin mengejarnya ?? tanyaku..

iapun memandang jauh diufuk barat.. matahari yang terlihat kemerahan dengan segumpal awan yang mengelilinginya... kemudian ia berkata : aku ingin menemukan seberkas cahaya keabadian, dimana aku taklagi memerlukan seberkas cahaya kehampaan.

pelepah kelapa pun yang ikut menunduk mendengar kata-katanya...

kulihat kearah sungai... bunyi riak air tak terdengar lagi hanya bunyi peraduan aur yang diterpa angin yang tak jauh ditempat kami berdiri... kamu tau itu itu sia-sia? tanya ku padanya... seberapa kuat tubuh kasarmu ini mengejarnya, kau takkan menemuinya... ia terlalu jauh untuk kita, kita hanya bisa melihatnya, tapi takkan pernah bisa sedikitpun walaupun hanya untuk sekedar menyentuh nya..

daun-daun yang jatuh didekat kami pun seakan menertawakan kami...

diambilnya batu yang ada didekatnya nya... lalu dilemparkan kan nya ke kuantan itu... sedikit gelombang lalu batu itu jatuh ke dasar sungai.... kamu tau batu tdi??? katanya.... alangkah lebih bodohnya ia.. tak bisa bergerak sedikitpun tanpa bantuan benda lain... aku tak mau seperti itu... biarpun matahari itu terus pergi aku akan tetap berlari mengejarnya sampai aku menemukan kegelapan dan tak ada dia lagi yang bisa kukejar.....

aku tau ia punya semangat yang tinggi.. tapi aku hanya menginginkan ia kembali pada kodratnya, menjadi makhluk tunduk pada sang pencipta bukan menjadi teman liar matahari itu... terbit... kemudian saat semuanya menginginkan ia ada... ia terus tenggelam.. dan begitulah setiap hari...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun