Mendidik adalah suatu hal yang memproses siswa menjadi baik,disiplin,dan bertanggung jawab. Sedangkan mengajar adalah suatu hal yang memproses orang menjadi pintar, cerdas, dan pandai. Dalam kata lain memberikan ilmu lalu menjelaskannya sehingga siswa pun mengerti. Guru sekolah dasar harus mengerti dalam berbagai mata pelajaran karena Guru sekolah dasar adalah seorang pendidik yang bertanggung jawab dalam mengajar siswa-siswa di tingkat pendidikan dasar (SD/MI) dalam berbagai mata pelajaran. Seperti hal nya pentingnya Ejaan dalam pembelajaran sekolah dasar pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
 Penulisan bahasa Indonesia, tentu ejaan sangatlah penting untuk diperhatikan. Ejaan merupakan suatu faktor utama terbentuknya sebuah tulisan, tanpa ejaan pembaca tidak akan mengerti tujuan serta konsep dari tulisan tersebut. Maka dari itu ejaan sangatlah penting bagi siapapun terutama peserta didik. Menurut Yunus Abidin, ejaan merupakan aturan yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk huruf, kata serta kalimat. Adapun Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dikutip dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia (2020) karya Widya Fitriantiwi, ejaan disebut juga sebagai kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa supaya keteraturan dan keseragaman dalam penulisan bahasa dapat tercapai. Dari beberapa pengertian tersebut, bisa dikatakan bahwa ejaan adalah cara dalam menuliskan kata atau kalimat serta penggunaan tanda baca yang benar.
Adapun mengeja di tingkat sekolah dasar adalah tentang membantu anak mengembangkan pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip ejaan yang penting. Bahkan dari kelas satu pun anak sekolah dasar sudah di ajarkan meengeja yaitu ejaan dasar. Di kelas satu dan dua, pelajar menggunakan pengetahuan foniknya untuk mengenali pola ejaan umum, vokal dan konsonan, melihat kata-kata, dan belajar mengeja pilihan prefiks dan sufiks. Sedangkan dikelas tiga dan empat, anak-anak harus percaya diri dengan keterampilan yang dibangun di tingkat kelas sebelumnya dan memanfaatkannya untuk membangun pemahaman umum tentang teknik dan prinsip ejaan, seperti aturan akhir, dan cara mengeja kata-kata yang sering membingungkan, yang juga dikenal sebagai kata-kata yang sering membingungkan, dengan benar homofon.Pada kelas lima dan enam, pelajar harus menjadi pengeja yang kompeten, dan memiliki kosakata prefiks, sufiks, rumpun kata, dan banyak lagi yang terus berkembang.
Adapun di tingkat sekolah dasar, ada tujuh keterampilan mengeja utama yang akan dikembangkan anak:
1. Memahami fonik - mengetahui ejaan bunyi.
2. Kata Penglihatan & Kata Frekuensi Tinggi
3. Menambahkan akhiran pada kata dasar.
4. Pola Suku Kata (ada 7 jenis suku kata yang diajarkan kepada siswa yang mendukung ejaan)
5. Aturan Akhir - misalnya mengubah y menjadi ies carry > carry
6. Keluarga Kata - bantuan > membantu, pembantu, membantu, tidak membantu, ...Â
7. Ejaan berdasarkan posisi - misalnya i sebelum e kecuali setelah c