Meski demikian, omzet usaha yang kini dijalani bersama anaknya mulai menurun. Karena itu, ia hanya membuat geblek ketika ada pesanan. Langkah yang diambil demi menghindari kerugian.
"Kalau kita bikin tapi engga laku ya dimakan sendiri. Kalu engga ya dibagi-bagikan. Jadi ada hikmahnya bisa ngasih ke orang," ujarnya sembari tersenyum.
Kepada saya ia memberikan tips agar menghindari rasa asam yang terkadang melekat pada geblek. Ketika tingkat keasamannya begitu tinggi tentu akan memengaruhi selera orang yang mengonsumsinya. Menurut Cristina, hal ini disebabkan oleh kesalahan fermentasi.
"Trempos habis dipisahkan dari airnya bisa masukan ke wadah lalu saya kasih air. Jadi, kembeng. Baru besuk dicuci lagi," ucapnya.
Geblek Menoreh Mbok Painem sendiri sedang menanti turunnya Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT) dari Dinas Kesehatan. Sebelumnya, izin usaha juga telah dimiliki. Cristina sendiri juga memegang sertifikat pelatihan.
"Semoga usahanya lancar dan bisa laku. Inginnya ya saya di rumah, tapi ada aja yang pesen," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H