Mohon tunggu...
Delicia
Delicia Mohon Tunggu... profesional -

GP, White Lily

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bedanya Orang Kerasukan Setan dengan Orang Sakit Jiwa

28 Mei 2016   13:15 Diperbarui: 31 Mei 2016   13:48 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pengalaman adalah guru yang berharga, itu memang benar. Aku dapat belajar lebih banyak dari pengalaman-pengalaman yang aku dapatkan di ruangan praktekku. Ada banyak hal yang hanya bisa kita pelajari jika kita mampu melihat ataupun mengalaminya langsung, bukan sekedar ilmu teori yang didapat dari buku-buku bacaan. Beberapa kali aku menemukan hal-hal yang tidak biasa, dan aku mengatakan itu "tidak biasa' sebab pengetahuan medis tidak pernah menerangkan tentang itu. Menemukan orang depresi berat dengan percobaan bunuh diri sudah sering, menemukan pasien skizofren (gangguan jiwa berat) yang suka menyerang orang, yang tidak lagi mengenali dirinya dan lingkungannya (disorientasi waktu, tempat dan orang) itu juga tak jarang. Namun ada fenomena lain yang akan aku bagikan kali ini, sesuatu yang "tidak biasa" yang banyak orang bahkan menganggapnya tidak pernah ada.

Kasus orang kerasukan setan pada masyarakat perkotaan yang tingkat pendidikan lebih tinggi hampir tidak percaya kalau itu masih ada. Itu hanya dianggap sekedar mitos belaka, ada juga yang menganggap bahwa hanya ada pada masa dimana negeri kita masih ditumbuhi hutan-hutan lebat belantara. Namun kebalikan dari itu, masyarakat yang tinggal di pelosok seperti di perkampungan masih sangat percaya akan hal-hal yang berbau mistis, sehingga tidak heran sakit apa saja dianggap berhubungan dengan roh halus, setan atau sejenisnya.

Aku pribadi tidak menyangkal bahwa orang kerasukan setan memang ada, orang mengalami gangguan jiwa seperti orang kesetanan juga ada. Lalu apa bedanya?

Penderita Skizofrenia

Skizofrenia, orang awam menyebutnya "gila". Penderita mengalami keretakan alam pikir, perasaan dan perbuatan. Penderita tidak bisa hidup sebagaimana orang normal, tidak bisa mengurus dirinya sendiri, mengalami waham, halusinasi dan delusi. Kerab meyakini, mendengar, melihat, mencium dan merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ada. Penderita hidup di dunianya sendiri, sering nampak ketawa, tersenyum, marah tanpa sebab, berdandan eksentrik, berjalan mondar-mandir, menyerang orang dan pola aneh lainnya. Gejala seperti ini  tergantung tipe-tipe skizofrenia, setiap penderita bisa menampakkan pola yang tidak persis sama. Adapun tipe-tipe Skizofrenia adalah tipe hebefrenik, tipe katatonik, tipe paranoid, tipe tak tergolongkan, tipe residual, tipe simpleks, dan lainnya. Tipe katatoniklah yang paling mirip dengan pola orang kerasukan setan. Pada tipe katatonik, penderita sering memperlihatkan posisi tubuh yang tidak wajar yang terlihat aneh. Misalnya dia diam seperti patung, berusaha mencederai diri dan bunuh diri, pada saat aktif sering nampak gaduh gelisah, menyerang orang lain dan membuat keributan.

Kerasukan Setan

Membedakan gangguan jiwa dengan orang kerasukan setan, butuh kecermatan. Awalnya mungkin akan kesusahan tapi kemudian kita tidak akan pernah melupakannya. Pada orang kerasukan setan muncul satu pribadi yang baru dan lain. Orang yang dirasuki ini, sering memperkenalkan diri sebagai sosok lain. Orang kerasukan tiba-tiba menceritakan orang ketiga yang sebenarnya tidak ada dalam kehidupan atau dalam dunia nyatanya. Ekspresi wajah, nada, intonasi suara bisa seketika berubah. Orang itu tiba-tiba bisa memiliki kekuatan super, bahkan rantai besi besar sekalipun bisa diputuskannya. Pernah satu kali seorang gadis bertubuh mungil dibawa ke ruang praktekku dan orang ramai yang membawanya mengatakan bahwa mereka kewalahan, belasan pria dewasa bisa tak berdaya untuk memeganginya. Orang itu berbahasa yang tidak pernah dikuasai sebelumnya. Ia juga sering mengutuk, menghujat Allah, membenci segala sesuatu yang berkaitan dengan doa dan ibadah,  bahkan mendorong dengan membisikkan orang yang dirasukinya untuk bunuh diri. Niatnya adalah merusak dan menghancurkan.

Pada penderita skizofren selalu ada pemicu, misalnya didahului oleh stressor, kemudian penderita kerap mengurung diri, tidak mau makan, tidak bisa tidur jatuh pada kondisi depresi berat dan setelah beberapa waktu baru muncul gejala skizofren. Pada orang kerasukan setan tidaklah demikian. Penderita skizofren harus melewati penanganan serius dari psikiater tapi pada orang kerasukan harus dilakukan doa pelepasan (eksorsisme), setelah setan keluar maka orang tersebut akan mendadak kembali normal, seketika seperti biasa. 

Orang yang bolak-balik dirasuki, akan memperlihatkan wajah yang suram. Aku menemukannya. Dan setelah setan itu benar-benar keluar dan tidak kembali, orang itu memperlihatkan sesuatu yang berbeda, mukanya berbinar, dan nampak jauh lebih muda, badannya berisi, jauh lebih bersemangat dan ceria. 

Satu kali di ruanganku seorang ibu umurnya 30-an namun nampak seusia 50 tahun. Keluhan saat dibawa ke praktek adalah karena siibu mengalami diare 2 harian. Pada saat saya memeriksa, tiba-tiba ia berubah. Nada suaranya berubah, dan ia nampak bringas. Bahasanya berubah, aku sama sekali tidak mengerti. Dia memberontak,  kami yang ada di sana memeganginya, hatiku berdegup lebih kencang. Matanya liar mau menyerang, Kemudian suaminya segera meminta seorang bapak tua untuk datang menterjemahkan bahasa yang keluar dari mulut siibu. Dari keterangan suami siibu, hampir tiap bulan setan itu merasuki istrinya dan minta macam-macam. Untuk memenuhi permintaan si setan, selalu didatangkan sang penerjemah yang katanya bisa menguasai bahasa jawa kental, jawa totok dari keraton masa kerajaan terdahulu. Padahal siibu itu sendiri sedari kecil tidak pernah menguasai bahasa tersebut, tapi yang merasuki itu berbahasa yang demikian. Setan itu mengaku sebagai nenek buyut si ibu yang dirasukinya, meminta agar suami istri ini pulang ke Jawa, minta disajikan buah pinang, kapur sirih dan sirih. Benar-benar keterlaluan, dan kalau mau diterima dengan akal sepertinya memang sulit. Wajah siibu nampak bringas, ia mengerang namun setelah doa pelepasan setan pergi. Dalam keadaan darurat, mungkin kalau di ugd RS akan langsung ditancapkan jarum suntik tapi itu bukan solusi. Pelayanan pelepasan (ekorsisme) mau gak mau harus dilakukan. Ada satu nama yang membuat setan gemetar dan kocar kacir, yang bisa dipakai untuk mengusir setan yakni dalam nama "Yesus" dan lakukan dengan iman. Tidak perlu bawa-bawa gunting, kaca, bawang putih atau lain-lain. Alkitab mencatat bagaimana Yesus mengusir setan di Gerasa, roh kira-kira 2000 jumlahnya (legion) amat ketakutan dan keluar dari orang yang dirasukinya kemudian pindah ke babi-babi, kawanan babi itu kemudian terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Dengan seketika orang yang tadinya kerasukan duduk, berpakaian dan menjadi waras. Demikian si ibu ini setelah pelepasan ia hidup normal menemuiku kembali kira-kira setahun kemudian dengan membawa orang lain yang juga kerab kerasukan setan. Wajah si ibu sama sekali berbeda, nampak berbinar, tidak suram, dan jelas aku pangling, sampai tidak mengenalinya. Dan kuingat-ingat lagi dengan mencermati rekam medisnya, iya ternyata benar yang dikatakan siibu bahwa dia memang pasien lama yang dulu sering kerasukan sebelum datang kemari. 

Setan bisa mengerjai manusia, dia meminta macam-macam dan ingin menghancurkan yang dirasukinya. Jadi jangan banyak tawar menawar dengan setan. Pernah  pula seorang anak perempuan duduk dibangku SMP ia dikatakan ibunya sering lemah dan pingsan di sekolahnya, pemberian terapi obat-obatan  dan vitamin-vitamin tetap tidak mengurangi apapun. Baru beberapa waktu ibunya mengaku bahwa anaknya sering pula mengalami kerasukan, dan mencoba bunuh diri mengikuti suara yang membisikkannya.  Saat didoakan anak ini mengerang, berguling-guling dan ngesot memohon untuk dibiarkan tetap bersama anak gadis ini. Setan itu mengaku sebagai putri "S" ia mengaku sebagai penjaga gadis muda itu dan telah menjadi kakaknya. Gadis muda itu adalah anak sulung dari dua bersaudara, dalam kehidupan nyata tidak pernah memiliki seorang kakak, setan memang penipu ulung. Ternyata setelah satu keluar ada yang lain lagi, artinya tuh setan lebih dari satu bisa gerombolan. Butuh ahli seperti pendeta untuk melakukan pelayanan ini, agar tuntas dan jalan masuk bagi setan ditutup rapat.

Untuk memberikan pertolongan apalagi yang berkecimpung di dunia medis jangan melulu berpikir bahwa orang yang datang itu selalu  sakit fisik, mental, bisa satu kali kita menemukan seperti yang ada di praktekku. Harus mampu mendiagnosa dengan benar antara skizofrenia dengan kasus kerasukan,atau orang sehat dengan kasus pura-pura kerasukan, sebab diagnosa yang tepat menentukan penanganan yang tepat pula. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun