Anak laki-laki itu selamat.. setelah menjalani pemotongan usus buntu dan pencucian rongga perut dalam 2 kali operasi. Ia kemudian diperbolehkan pulang setelah 10 hari menjalani perawatan di rumah sakit. Menjadi satu pelajaran berharga bagi keluarganya bahwa terkadang musyawarah mufakat dalam kondisi tertentu tidak akan membawa kebaikan. Maut hampir saja menelan jiwa sang anak. Setelah menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan mendapat ceramah panjang dari dokter bedah anak mereka akhirnya percaya bahwa ketika gawat abdomen dan rujukan diberikan, membuat seseorang tidak akan ada pilihan. Pilihan alternatif untuk mengatasi gawat abdomen akan menjadi tindakan sia-sia..malah akan memperburuk kondisi penderita.
Penulis: Dr. Herlina Delicia Bong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H