Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hamas dan Harapan Kemenangan

25 Desember 2023   01:47 Diperbarui: 25 Desember 2023   01:47 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bila sebelumnya media Barat menyebut "Die" ketika orang Palestina ditembak Israel, sekarang mereka sudah mulai menggunakan "Killed". Washington Post mengangkat berita yang mengkonfirmasi kebohongan kebohongan Israel. Bahwa Rumah Sakit yang diserang Israel sama sekali tidak berkaitan dengan terowongan yang dikuasai Hamas.

Sebelumnya, CNN hanya memberitakan tentang Rumah Sakit di Palestina yang hancur karena rudal. Adapun pelakunya, disebut masih dalam proses pencarian. Padahal berbagai investigasi menyatakan bahwa Rumah Sakit tersebut dibom Israel.

Perkembangan terakhir adalah New York Times. Media ini mengangkat berita berjudul bahwa Israel menyuruh orang Palestina pindah ke sebuah wilayah lalu wilayah itu di bom. "Israel Bombed Areas Where it Ordered Gaza Civilians to Go, Evidence Shows."

Berita ini bukan hanya membalikan berita media Barat sebelumnya, tapi juga akun influencer media sosial di Indonesia. Beberapa influencer Indonesia yang terkait dengan lembaga survei juga capres-cawapres kerap mengatakan bahwa Israel tidak bermaksud membunuh warga Palestina.

Media sepertinya sadar bahwa simpati publik terhadap Palestina tidak bisa lagi dikendalikan.

Meski belum berbalik 180 derajat, perubahan juga terjadi pada sikap dunia internasional. Beberapa negara yang sebelumnya tegas Pro-Israel, perlahan berubah.

Pada masa-masa awal, sepertinya hanya Irlandia yang tegas mengecam Israel. Disampaikan dengan keras di Gedung Parlemen Uni Eropa dan PBB. Setelah itu Spanyol yang menyalakan kembali sirine yang hanya berbunyi ketika Nazi datang. Sekarang Spanyol dengan jelas mendukung Palestina.

Perubahan sikap Barat terlihat dari rencana Amerika yang menggalang "Operation Prosperity Guardian" dengan beberapa negara Eropa dan Timur Tengah. Operasi militer ini ingin menyerbu Yaman yang menguasai pintu masuk Laut Merah.

Sebagaimana diketahui, Yaman adalah negara Timur Tengah yang dengan jelas mendukung Hamas dan Palestina. Dukungannya bukan hanya dalam bentuk diplomasi politik, tetapi juga operasi militer. Selain menembaki Israel dengan rudal, manuver terbaru Yaman adalah blokade Laut Merah. Yaman menyatakan bahwa mereka akan menembaki setiap kapal yang berkaitan dengan Israel yang mau masuk ke Laut merah.

Bersama Oman, Yaman adalah negara paling Selatan semenanjung Arab yang berhadapan langsung dengan Laut Arab. Namun berbeda dengan Oman, Yaman adalah pintu masuk menuju Laut Merah melalui teluk Aden dan selat Bab Al-Mandab.

Sementara Laut merah adalah jalur perdangan dunia. Laut Merah bukan hanya jalur menuju Pelabuhan Israel, tetapi juga jalur memotong ke Eropa melalui terusan Suez. Bila kapal-kapal komersil di blokade Yaman di Bab Al-Mandab, maka bukan hanya Israel yang kelabakan, tetapi juga Eropa. Perjalanan kapal barang akan lebih lama karena mesti berputar mengelilingi benua Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun