Cukur Rambut dan Minyak Mentah Arab Saudi
Ketika mobil bergerak keluar Kota Ahsa, seperti biasa di sisi kiri dan kanan jalan adalah hamparan padang pasir. Di beberapa sudut padang pasir, terlihat hamparan pasir tidak bertepi. Sementara di beberapa sudut lain masih terlihat pemukiman penduduk. Adapun diatasnya berjajar menara sutet yang menghantarkan kabel listrik ke berbagai arah.
Namun ada yang berbeda dengan gurun yang biasa kami lihat dalam perjalanan ke Makkah dan Madinah. Diatas gurun terlihat ada pipa-pipa besi menyembul. Sementara di beberapa titik juga terlihat seperti ada tiang pancang. Seperti tiang yang menjadi penanda sebuah area.
Sebelum keheranan kami berlanjut, teman perjalanan memberitahu. Katanya dibawah tanah itu cuan semuanya. Di area yang sudah diberi tanda itulah terdapat limpahan minyak mentah yang dibutuhkan dunia. Sumber energi yang menjadi kekayaan Arab Saudi selama ini.
Jadi bila kekayaan Indonesia terletak diatas tanah berupa tumbuhan hijau menyegarkan yang menjadi paru-paru dunia, maka kekayaan Arab Saudi justru berada dibawah tanah. Cadangan minyak mentah yang menjadi nafas dan game changer kehidupan di padang pasir.
Informasi teman diatas kembali mengingatkan saya pada minyak dan wilayah di Saudi. Bahwa dari 12 Juta barrel minyak mentah yang disedot Aramco setiap hari, kebanyakan didapat dari wilayah Timur Saudi. Seperti di Dhahran, Abqaiq dan Safaniya. Kota Ahsa merupakan salah satu wilayah Timur Saudi.
Namun karena kami di Ahsa kurang dari satu hari, tidak banyak cerita yang didapat dari Ahsa dengan minyaknya. Hal yang didapat justru cerita Ahsa dengan cukur rambutnya.
Di Kota Ahsa kami bertemu dengan orang Garut. Salah satu Kota di Jawa Barat dimana sekelompok masyarakatnya sangat menyenangi dan mahir memangkas rambut.
Sebagaimana tenaga kerja migran umumnya, tanah air sendiri adalah tempat paling tempat mencari penghidupan. Karenanya dia sempat kembali ke Garut setelah sekian lama bekerja di Ahsa. Namun krisis karena Covid-19 dan tawaran kembali bekerja di tempat lama, membuatnya kembali ke Ahsa.
Ketika ditanya mengenai perbedaan mencukur orang Arab dan orang Indonesia, pemangkas rambut ini menjawab seperti kebiasaan orang Sunda kalau sedang "ngariung." yaitu bercanda dan tertawa.
Menurutnya mencukur di Indonesia itu dua kali membosankan. Bosan karena menunggu pelanggan dan bosan lihat tarif nya yang kecil. Karena orang Indonesia hanya bercukur sekitar 1-2 bulan sekali dengan tarif sekitar 15-25 ribu.