Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Java Time" Pada Waktu Riyadh

30 Oktober 2023   14:44 Diperbarui: 30 Oktober 2023   14:46 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebijakan tanam paksa atau cultuur stelsel pada 1830 mengharuskan rakyat Indonesia menanam komoditi yang dicari pasar Eropa. Diantaranya adalah Kopi si emas hitam. Selain Gula dan Teh. Karena ingin mendapatkan keuntungan berlimpah, maka produksi pun mesti berlimpah.

Karena orang Indonesia belum mengenal Kopi, maka Belanda pun membawa benih Kopi. Mencari lahan yang cocok untuk ditanami Kopi, dan mengajarkan rakyat Indonesia cara menanam Kopi.

Sisi waktu dan nikmatnya Kopi Jawa inilah yang membuat agak kaget dengan keberadaan "Java Time" di Riyadh. Orang Arab seperti sedang disuguhi cara meminum Kopi Indonesia. Sementara di sisi lain, sejarah Kopi di Arab sebetulnya datang lebih awal dibanding Indonesia. Bila Kopi masuk Indonesia pada abad-19, maka Kopi sudah masuk Arab pada abad 15. Bisa dianggap bila orang Arab lebih berpengalaman menikmati Kopi dibanding Indonesia.

Beberapa sumber mengatakan bahwa permulaan Kopi berasal dari Ethiopia. Waktu itu seorang penggembala bernama Kaldi terheran-heran dengan tingkah polah gembalannya. Kambingnya terlihat bergerak lebih aktif setelah memakan biji-bijian.

Ketika Kaldi juga ikut memakan biji-bijian tersebut, ternyata dia merasakan bila badannya lebih segar dan kuat. Sehingga dia bisa bergerak lebih aktif. Biji-bijian itulah yang disebut Kopi.

Setelah itu Kopi masuk ke Yaman. Sebuah negara yang berada di Semenanjung Arabia paling Selatan. Karena efeknya yang membuat tubuh lebih segar dan kuat, orang Yaman yang Muslim menjadikan Kopi sebagai sarana penunjang Ibadah. Mereka meminum Kopi supaya bisa berdzikir semalaman.

Namun Yaman bukan hanya dikenal sebagai negeri tempat tinggalnya orang Islam. Yaman masa itu adalah pusat lalu lintas perdagangan dunia dan dikenal sebagai bangsa perantau.

Sebagai pusat lalu lintas perdagangan dunia, Yaman memiliki Pelabuhan terkenal bernama "Mocha." Karena biji Kopi dikirim dari Pelabuhan ini, banyak yang menyebut minuman Kopi sebagai "Mocha." Nama yang sekarang menjadi salah satu resep seduhan Kopi, yaitu "Mochachino."

Selain itu, orang Yaman juga dikenal sebagai perantau. Dalam Riwayat peradaban Arab Pra-Islam, penduduk Yaman inilah yang dianggap sebagai Arab asli atau 'Aribah. Ketika Nabi Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, merekalah orang "Aus" dan "Khajraj" yang disebutkan menyambut kedatangan Nabi. Suku Aus dan Khajraj adalah imigran Yaman di Madinah.

Orang Arab pada waktu itu memberi nama minuman ini dengan sebutan "Qahwah" atau kuat. Karena minuman ini menimbulkan efek badan menjadi kuat.

Dari Selatan Semenanjung Arab, ditangan orang Yaman yang dikenal sebagai bangsa perantau dan memiliki Pelabuhan terkenal. Qahwah terus bergerak. Keluar Yaman dibawa ke wilayah Utara. Sampai kemudian berbelok ke Timur juga ke Barat. Diantaranya sampai ke Turki sekitar abad 16-17. Qahwah di lisan orang Yaman diadaptasi orang Turki menjadi "Kahveh."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun