Pada musim Haji beberapa waktu lalu, media di Indonesian memberitakan perihal kekecewaan Kementrian Agama Republik Indonesia terhadap Saudia. Maskapai penerbangan milik Arab Saudi ini dianggap tidak profesional dalam menjalani kontrak keberangkatan Jamaah Haji dari Jakarta ke Jeddah. Dalam salah satu jadwal penerbangan, kapasitas kursi pesawat yang akan mengangkut Jamaah Haji kurang dari yang sudah dijanjikan.Â
Karena kapasitas kursi pesawat kurang, otomatis Jamaah yang diangkut menjadi lebih sedikit. Sementara Panitia Haji Kemenag RI sudah mengkalkulasi secara cermat jumlah Jamaah yang akan berangkat di setiap jadwal penerbangan.Â
Akibat perubahan jumlah kursi, otomatis pengaturan keberangkatan Jamaah pun menjadi berantakan. Wajar bila Kemenag RI marah terhadap Saudia dan akan memanggil manajemen Saudia karena keteledoran ini.
Media tidak memberitakan apa yang terjadi dalam pertemuan antara Panitia Haji Indonesia dan Manajemen Saudia. Kita juga tidak tahu apa konsekuensi yang diterima Saudia karena kelalaian ini. Apakah ada sanksi, pemutusan kontrak, denda atau lain sebagainya. Tidak ada berita lanjutan mengenai hal itu.Â
Hanya saja banyak pihak memprediksi bahwa pada akhirnya "tidak akan terjadi apa-apa" dengan Saudia. Keduanya akan berakhir damai.Â
Tidak akan ada sanksi apapun terhadap Saudia dan kontrak akan tetap berjalan seperti biasa. Meski Saudia dianggap tidak profesional.
Banyak pihak menganggap bahwa Saudia mempunyai alasan kuat dalam menjawab komplain Panitia Haji Indonesia. Pada saat bersamaan, Panitia Haji Indonesia pun tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memahami realitas penerbangan di Musim Haji yang menjadi alasan Saudia.Â
Sebagaimana yang sudah bisa diperkirakan, Bandara Jeddah adalah bandara tersibuk di dunia pada musim Haji. Bukan hanya pesawat di landasan Bandara yang antri untuk take off, pesawat diatas Bandara Jeddah pun berkeliling antri supaya bisa landing di Jeddah.Â
Kerajaan Arab Saudi memang sudah memperluas King Abdul Aziz International Airport Jeddah. Bahkan membangun Bandara baru di Madinah, Prince Muhammad bin Abdul Aziz Airport. Sehingga jalur kedatangan dan keberangkatan Jamaah Haji pun bisa dipecah dua.Â
Namun perluasan dan penambahan Bandara tetap tidak mampu menahan gelombang kedatangan Jamaah Haji yang semakin tahun semakin banyak. Terlebih pihak Kerajaan Arab Saudi pun seperti tidak pernah berhenti memperluas Masjidil Haram dan memperbaiki akomodasi bagi para penziarah ke Masjidil Haram. Sehingga bisa menampung Jamaah Haji dan Umrah lebih banyak.Â