Selain itu, sepertinya infrastruktur jalan di Saudi bukan dibangun hanya sebagai penghubung antara kota atau membuka daerah terisolir. Infrastruktur jalan sepertinya juga berkaitan dengan upaya membuka wilayah baru bagi warganya.
Baca juga;
Upaya perluasan wilayah ini juga yang terlihat dari cara Riyadh membangun kota. Gedung-gedung menjulang tinggi di Kota ini terlihat untuk perkantoran saja. Tidak terlihat gedung menjulang untuk pemukiman vertikal seperti yang terdapat di kota-kota besar dunia.
Rumah hunian warga Riyadh cenderung melebar. Tinggi maksimal hunian dibatasi antara 2-2.5 tingkat saja. Karenanya kota berkembang meluas dengan cepat.
Kembali ke perjalanan menuju Jazan.
Baca juga;
Ketika memasuki Kota Abha yang sejuk dan keluar dari Kota ini, maka lanskap jalan berubah seketika. Jalan lurus dan lebar menjadi jalan berkelok-kelok tajam serta naik turun. Kita pun mesti melakukan perjalanan ala Ninja Hatori.
Lanskap jalan keluar dari Abha ini seperti gabungan antara Cadas Pangeran di Sumedang, Lingkar Nagrek di Garut dan Kelok 99 di Payakumbuh. Namun dalam jarak 53 KM tanpa putus. Menantang, menuntut kehati-hatian sekaligus mengundang decak kagum.
Usai menempuh rute ini, kita kembali berhadapan dengan jalan lurus dan lebar. Bila melihat kepada penunjuk jalan yang ditulis dalam huruf Arab dan Latin, terbaca bila Jazan adalah Kota perbatasan antara Arab Saudi dan Yaman. Jazan dan Yaman menuju arah yang sama.