Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Arab Saudi dan Kebutuhan Kaca Mata Anti Ultra Violet

17 Mei 2023   09:58 Diperbarui: 17 Mei 2023   10:06 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay(Illustrasi)

Bila masyarakat Indonesia berpendapat bahwa Arab Saudi adalah negeri panas dan tandus, bisa dipastikan bila pendapat itu benar. Hanya saja baru setengah benar. Belum benar seluruhnya.

Meski Arab Saudi adalah negara luas dengan geographis beragam sehingga suhu di tiap tempat berbeda-beda, namun suhu di Arab Saudi cenderung panas dan kering.

Suhu rata-rata di kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah, Damam bisa mencapai 40-45 derajat celcius pada siang hari. Sementara pada malam hari turun hingga 25-30 derajat celcius. Puncak panasnya biasa terjadi di sepanjang Juni -- Agustus. Tepat ketika pelaksanaan Ibadah Haji.

Baca juga;

Khutbah Jumat di Arab Saudi dan di Iran

Pada suhu panas seperti ini, pada siang hari kita merasakan teriknya sinar matahari dari atas. Ketika matahari terbenam, giliran hawa panas dari tanah yan memancar. Tanah seperti mengembalikan sisa panas yang didapat ketika terpanggang matahari seharian.

Masuk ke pusat perbelanjaan atau berdiam diri di rumah adalah pilihan terbaik. Karena di kedua tempat inilah pendingin ruangan diaktifkan. Tidak aneh bila musim panas juga musim naiknya tagihan listrik.

Selain itu di sebelah Selatan Arab Saudi terdapat sebuah wilayah bernama Rubu' Khali. Salah satu gurun pasir terbesar di dunia dengan luas 650.000 KM persegi. Seluas 80% Rubu' Khali masuk wilayah Arab Saudi. Sisanya adalah wilayah Oman, Yaman, dan Uni Emirat Arab.

Baca juga;

Diri'yyah dan Gap Imajinasi Muslim Indonesia 

Secara bahasa, Rubu' Khali berarti seperempat yang kosong atau empty quarter. Disebut demikian karena luas wilayah ini adalah seperempat wilayah Arab Saudi dan belum ada orang yang tinggal disana. Saking panas dan gersangnya.

Namun seperti yang disebutkan diatas, menyebut Arab Saudi panas dan gersang baru benar setengah. Karena Arab Saudi juga negara yang dingin dan hijau.

Selain memiliki musim panas, Arab Saudi juga mengalami musim dingin. Sekitar Bulan November -- Maret, suhu rata-rata di Arab Saudi berkisar antara 25 -- 15 derajat celcius di siang hari. Sementara pada malam hari, cuaca bisa turun menjadi 10 - 5 derajat celcius.

Baca juga;

Pajak di Arab Saudi dan Jembatan Penyebrangan di Riyadh, Melihat Arab Saudi Yang Bertransformasi - Bagian 3 

Suhu lebih dingin akan kita rasakan bila menjelajah kawasan pegunungan subur di Arab Saudi seperti Taif. Masyarakat Taif bisa merasakan dingin sampai 10-5 derajat celcius pada siang hari.

Arab Saudi memang memiliki Rubu' Khal yang dikenal gersang. Sehingga tidak ada orang yang bisa tinggal di wilayah itu.

Meski begitu, berdekatan dengan Rubu' Khal juga ada Abha. Ibu Kota Provinsi Asir. Pegunungan subur beriklim sejuk. Karena sejuknya, Kota ini menjadi destinasi wisata kalangan menengah masyarakat Arab Saudi. Karena kalangan atas nya kerap pergi ke Swiss.

Baca juga;

Pajak di Arab Saudi dan Jembatan Penyebrangan di Riyadh, Melihat Arab Saudi Yang Bertransformasi - Bagian 2

Tidak seperti yang disangkakan orang, Kota ini bukan hanya memiliki tanaman hijau, tetapi juga hutan serta sungai yang mengalir. Masyarakat Indonesia kerap menyebut Abha sebagai Puncak nya Arab Saudi. Karena sejuk dan hijau nya.

Selain itu, Arab Saudi juga memiliki area hijau seluas 27.000 KM2 dari 2.2 Juta KM2 wilayahnya. Area hijau ini hampir dua kali lipat lebih besar dari gabungan area hijau yang dimiliki Yordania, Libanon, Palestina, Suriah dan Irak.

Deskripsi musim dan kebiasaan masyarakat Arab pada musim tersebut digambarkan Al-Quran dalam surat Al-Qurashin. Pada ayat 1-2 surat tersebut Allah swt., berfirman, "Demi orang-orang Quraisy yang suka bepergian pada musim dingin dan musim panas."

Baca juga;

Pajak di Arab Saudi dan Jembatan Penyebrangan di Riyadh, Melihat Arab Saudi Yang Bertransformasi - Bagian 1

Pada surat tersebut, musim panas digambarkan dengan kata Ash-Shoif. Kata yang juga bermakna Pedang. Karena tingginya suhu panas di Arab Saudi, tajam dan menusuk. Sebagaimana pedang yang juga tajam dan menusuk.

Setidaknya ada empat hal yang membuat panas di Arab Saudi terasa tajam dan menusuk. Keempatnya adalah lokasi geografis, iklim gurun, kurangnya hujan dan awan, serta rendahnya tingkat ozon.

Secara geografis, Saudi dekat khatulistiwa. Wilayah dimana intensitas sinar matahari sangatlah tinggi, lebih langsung dan vertikal. Ditambah dengan iklim gurun. Dimana sinar matahari menembus atmosfer dan mencapai permukaan tanah dengan sedikit hambatan.

Baca juga;

Air Mineral Di Masjid Arab Saudi, Absurdnya Lupa Puasa Dan Minum Didalam Masjid di Siang Hari Bulan Ramadhan 

Kurangnya hujan dan awan bukan hanya membuat tingkat curah hujan rendah, tapi juga sinar matahari yang tidak terhalangi awan atau kabut. Terlebih beberapa daerah di Arab Saudi memiliki tingkat ozon yang relatif rendah.

Kombinasi keempat hal inilah yang membuat sinar matahari lebih tajam dan menusuk seperti pedang. Dalam kondisi seperti ini juga, radiasi Ultra Violet sinar matahari menjadi ancaman serius bagi kesehatan.

Radiasi adalah energi yang dipancarkan atau tersebar dalam bentuk gelombang atau partikel. Asalnya bisa dari hal bersifat alami seperti sinar matahari, atau buatan manusia. Seperti nuklir, ponsel atau komputer.

Baca juga;

Ragam Bahasa Arab Dalam Keseharian Masyarakat Arab Saudi, Kisah Lucu Negosiasi Dengan Supir Taksi di Riyadh!

Sementara Ultra Violet (UV) adalah jenis radiasi yang berada diantara spektrum cahaya yang tidak terlihat manusia.  Gelombangnya lebih pendek dari cahaya yang tampak. Terdapat tiga jenis Radiasi UV. UV-A, UV-B, dan UV-C.

Bila UV-A memiliki panjang gelombang paling panjang dan paling sedikit efek buruk pada kesehatan manusia, maka UV-B memiliki panjang gelombang sedang dan berakibat buruk pada kesehatan manusia.

Adapun UV-C memiliki panjang gelombang paling pendek tapi paling berbahaya bagi manusia. Untungnya Radiasi UV-C diserap lapisan ozon di atmosfer sehingga tidak mencapai bumi.

Baca juga;

Memahami Ayat dan Hadis Anti Perbudakan Melalui Dinamika Ketenagakerjaan Arab Saudi Terkini

Paparan Radiasi UV berlebihan inilah yang menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Kulit terbakar, kulit kering dan pecah-pecah, kerusakan sel kulit, peningkatan resiko kanker kulit dan kerusakan mata adalah ancaman paparan Radiasi UV yang berlebihan.

Untuk mengukur tinggi rendahnya sinar Ultra Violet, para pakar memperkenalkan istilah Solar Index UV. Sebuah ukuran internasional untuk memberikan perkiraan intensitas UV dari sinar Matahari, pada suatu lokasi tertentu di waktu tertentu.

Indeks UV memberikan informasi seberapa kuat Radiasi UV dari suatu wilayah. Sehinggga membantu orang untuk melindungi kulit dan mata mereka dari paparan radiasi UV yang berlebihan.

Baca juga;

Kenapa Masyarakat Arab Saudi Suka Memakai Baju Berwarna Putih

Indeks ini disusun dengan skala 0 hingga 11+. Indeks UV dengan nilai tinggi, memerlukan tindakan yang lebih besar untuk melindungi kulit dan mata dari kerusakan akibat radiasi sinar matahari.

Dunia internasional memilah indeks UV pada lima kategori indeks berbeda. Indeks UV 0-2 berarti rendah, Indeks UV 3-5 berarti sedang, Indeks UV 6-7 berarti tinggi, Indeks UV 8-10 berarti sangat tinggi, dan indeks UV 11+ yang berarti ekstrim.

Indeks UV Matahari di Arab Saudi pada dasarnya bervariasi. Tergantung pada waktu dan tempat. Namun secara umum, Indeks UV di Arab Saudi adalah ekstrem. Bisa mencapai angka 12, bahkan lebih tinggi.

Baca juga;

China dan Peran Negara-Negara Islam Dalam Perundingan Damai Arab Saudi Dan Iran

Menurut situs weatheronline.co.uk, angka Index UV di Riyadh dari tanggal 11 Mei 2023 sampai dengan 14 Mei 2023, adalah 12. Angka ekstrem bila dilihat dari kategorisasi Index UV.

Sementara menurut situs tutiempo.net yang mengukur Index UV perjam, angka diatas tidaklah berbeda. Pada tanggal-tanggal tersebut, Index UV terbesar muncul pada jam 12.00 siang. Adapun terendah pada pada jam 07.00 pagi

Masih menurut situs yang sama, pada tanggal tersebut, angka Index UV di Indonesia ada di angka 8-9. Angka Index UV sangat tinggi sehingga menuntut tindakan perlindungan terhadap mata dan kulit. 

Baca juga;

Shalat Jamaah di Masjid Arab Saudi 

Karena ekstrem nya Index UV di Arab Saudi, maka kebutuhan terhadap kacamata dan krim anti UV menjadi tinggi. Bila yang pertama untuk melindungi mata, maka yang kedua untuk melindungi kulit.

Abai menggunakan kacamata anti UV, bisa menyebabkan berbagai gangguan mata. Diantaranya katarak dan degenarasi makula. Kerusakan jangka panjang bagi mata akibat sinar ultra violet matahari yang berlebihan.

Katarak adalah ketika lensa mata keruh dan tidak dapat melalui cahaya dengan baik. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur, buram dan buruk dalam kondisi pencahayaan berbeda. Selain faktor umur, paparan sinar UV berlebihan adalah pemicu munculnya katarak.

Baca juga;

Memahami Mega Proyek Neom dan New Kabah Arab Saudi Melalui Total Football Belanda

Sementara degenerasi makula adalah kondisi dimana bagian tenah retina mata atau makula, rusak dan penghilatan menjadi kabur atau terganggu. Selain paparan sinar UV berlebihan, kondisi ini juga bisa disebabkan genetik juga lingkungan.

Karena situasi inilah maka memakai kacamata anti UV menjadi kebutuhan. Orang memakai kacamata hitam mudah ditemukan di berbagai kesempatan. Terutama bila memasuki musim panas.

Bagi beberapa kalangan, memakai kacamata hitam mungkin trendy. Sehingga banyak kacamata hitam bermerek berharga ratusan hingga ribuan riyal dijual di berbagai pusat perbelanjaan.  

Baca juga;

Sisi Lain Pentingnya Suami atau Mahram Perempuan Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Arab Saudi

Namun pada dasarnya, memakai kacamata hitam sudah menjadi kebutuhan dasar untuk perlindungan mata. Sebagaimana kebutuhan memakai krim kulit anti UV untuk melindungi kulit dari sinar UV Matahari yang berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun