Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Persediaan Air Mineral di Masjid Arab Saudi, Absurdnya Lupa Puasa dan Minum di Dalam Masjid di Siang Hari

5 Mei 2023   20:56 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:03 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUDAHBACA -- Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, masjid tentunya hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Arab Saudi dan Indonesia.

Meski begitu, pastinya ada perbedaan antara masjid di Indonesia dengan masjid di Arab Saudi.

Sepertinya diantara perbedaan masjid di Indonesia dan Arab Saudi adalah dari sisi arsitektur nya.

Baca juga;

Khutbah Jumat di Arab Saudi dan di Iran

Dibangun ditengah padang pasir dengan curah hujan rendah, masjid di Arab Saudi berbentuk kotak sebagaimana umumnya bangunan di Saudi. Begitu juga warnanya. Berwarna krem sebagaimana warna dominan rumah-rumah di Arab Saudi.

Warna krem efektif menyamarkan pasir yang kerap mengotori. Disamping itu adalah bahan-bahan pembuat dinding yang bisa menyerap panas dan dingin. Sehingga bisa mengurangi hawa didalam bangunan ketika musim dingin dan musim panas yang dikenal ekstrem.

Sementara warna masjid di Indonesia relatif berwarna-warna. Tidak hanya berwarna krem. Masyarakat Indonesia dihadapkan dengan tantangan alam tersendiri sehingga tidak membutuhkan warna krem untuk beradaptasi menghadapi pasir.

Baca juga;

Diri'yyah dan Gap Imajinasi Muslim Indonesia 

Sementara atap di masjid Indonesia berbentuk kerucut. Ditutup genteng. Cocok menghadapi memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Bentuk kerucut bisa mengalirkan air dengan baik ketika hujan datang.

Selain Masjid, masyarakat Indonesia dan masyarakat Arab Saudi juga mengenal istilah mushalla sebagai tempat beribadah. Bila diartikan secara leterleks, mushalla berarti tempat shalat.

Namun ada perbedaan makna antara mushalla di benak masyarakat Arab Saudi dan masyarakat Indonesia.

Baca juga;

Pajak di Arab Saudi dan Jembatan Penyebrangan di Riyadh, Melihat Arab Saudi Yang Bertransformasi - Bagian 3

Bagi masyarakat Indonesia, mushalla adalah bangunan tempat shalat. Ukurannya lebih kecil dibanding Masjid. Karena kecil, mushalla tidak dipakai untuk shalat Jumat yang dihadiri banyak orang.

Sementara masyarakat Arab Saudi juga mengartikan mushalla sebagai tempat shalat. Namun tidak mesti sebuah bangunan.

Bila kita membaca Kitab Fiqih Sunnah yang ditulis Sayyid Sabiq, dosen Ummul Qura Makkah,  disana disinggung kata mushala dalam Bab Shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

Baca juga;

Pajak di Arab Saudi dan Jembatan Penyebrangan di Riyadh, Melihat Arab Saudi Yang Bertransformasi - Bagian 2

Sayyid Sabiq menuliskan tentang pelaksanaan Shalat Id yang disunnahkan dilakukan di Mushalla. Dalam hal ini mushala yang dimaksud adalah tanah lapang yang luas.

Jadi mushalla dalam benak masyarakat Arab Saudi adalah tempat shalat dan tidak mesti berbentuk bangunan.

Hal lain yang menarik dari perbedaan Masjid di Arab Saudi dan Indonesia adalah persediaan air minum untuk Jamaah.

Baca juga;

Pajak di Arab Saudi dan Jembatan Penyebrangan di Riyadh, Melihat Arab Saudi Yang Bertransformasi - Bagian 1 

Banyak masjid di Indonesia menyediakan air minum untuk Jamaahnya. Namun karena kebutuhannya tidak begitu banyak dan urgen, air minum yang disediakan cukup dalam bentuk gallon. Beserta cup atau gelas untuk minum di tempat.

Berbeda dengan masjid di Arab Saudi. Masjid juga menyediakan air minum bagi Jamaahnya. Namun karena cuaca panas dan kebutuhannya banyak, jumlah air minum yang disediakan menjadi lebih banyak.

Baca juga;

Ragam Bahasa Arab Dalam Keseharian Masyarakat Arab Saudi, Kisah Lucu Negosiasi Dengan Supir Taksi di Riyadh! 

Lalu untuk kepraktisan dan memudahkan Jamaah, air minum disediakan dalam bentuk botol plastik mineral. Bukan hanya bisa diminum di tempat, tetapi juga bisa dibawa pulang.

Karena itu ada tiga kelaziman di masjid Arab Saudi. Lemari es berisi botol air mineral berukuran 200 ml dan 330 ml, orang mendatangi lemari es untuk mengambil botol air minum sebelum melaksanakan shalat, serta orang shalat sambil menyimpan botol mineral di depannya.

Dari sinilah kadang terlihat paradoks nya Arab Saudi. Di satu sisi dikenal sebagai daerah gersang sulit air. Namun air minum seperti ada dimana-mana. Tidak perlu ke mini market dan keluar uang untuk membeli air mineral. Cukup shalat lima waktu ke masjid.

Baca juga;

Memahami Ayat dan Hadis Anti Perbudakan Melalui Dinamika Ketenagakerjaan Arab Saudi Terkini 

Meski kadang sering beberapa kali terlihat kosong karena keterlambatan supply, secara umum lemari es di masjid selalu terisi botol air mineral. Termasuk di Bulan Ramadhan. Bulan dimana umat Islam diwajibkan menahan diri tidak makan dan minum di siang hari.

Namun sebagaimana diketahui, orang yang sedang berpuasa lalu makan dan minum akan tetap dianggap berpuasa. Dengan syarat makan minumnya karena lupa.

Kejadian inilah yang juga dialami kami. Lupa sedang berpuasa sehingga minum sampai habis satu botol air mineral. Hal yang absurd, minum karena lupa berpuasa. Lalu minumnya di dalam masjid.

Baca juga;

Kenapa Masyarakat Arab Saudi Suka Memakai Baju Berwarna Putih

Waktu itu memasuki Jumat pertama Ramadhan. Seperti biasa kami bersama-sama pergi ke Masjid Jami' untuk Shalat Jumat.

Sebelum melangkah ke ruangan masjid lebih dalam, seperti biasa kami terlebih dahulu menghampiri lemari es yang terletak di dinding masjid. Mengambil botol air untuk minum ditempat, lalu membawa 1-2 botol sebagai perbekalan.

Sampai kami meminum satu botol air mineral ukuran 330 ml, kami tidak merasa ada yang salah. Meskipun kami merasa orang sekeliling seperti terheran-heran melihat kami.

Baca juga

China dan Peran Negara-Negara Islam Dalam Perundingan Damai Arab Saudi Dan Iran 

Namun ketika kami mengambil air mineral untuk perbekalan, kami merasakan ada yang janggal. Merasa aneh karena hanya kami yang mengambil botol air mineral. Lemari es tidak didatangi banyak orang seperti biasanya.

Baru beberapa detik kemudian tersadar. Bahwa Jumat sekarang adalah Jumat pertama Ramadhan. Orang tidak mengambil botol air mineral di lemari es karena mereka sedang berpuasa.

Begitu juga sekeliling kami yang sedari tadi menatap kami keherenan. Ternyata mereka heran melihat ada orang minum di dalam masjid siang hari pada bulan puasa.

Baca juga;

Shalat Jamaah di Masjid Arab Saudi 

Lupa sedang berpuasa lalu minum atau makan adalah hal yang biasa. Dialami banyak orang.

Namun lupa sedang berpuasa dan minum satu botol air mineral sampai habis di bulan Ramadhan di dalam masjid, tetap saja sesuatu yang absurd.

Kok bisa lupa puasa ketika di masjid dan ingatnya setelah satu botol habis

Baca juga;

Memahami Mega Proyek Neom dan New Kabah Arab Saudi Melalui Total Football Belanda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun