Hal ini berbeda dengan kebanyakan situasi yang dihadapi negara-negara mayoritas muslim seperti Indonesia. Dimana problem pelik yang mereka waktu itu adalah penjajahan.
Mungkin karena pertentangan kabilah ini sangat kuat, maka di era modern bangsa Arab itu terbagi-bagi menjadi beberapa negara. Meskipun luas yang didiami bangsa Arab tidak lebih luas dari Indonesia.
Baca juga: Masjid di Arab Saudi dan orang-orang kelebihan berat badan
Situasi ini seperti mengamini pandangan beberapa pihak. Bahwa diantara problem besar umat Islam itu bukan pada orang luar, tapi terletak pada dirinya sendiri. Sulit bersatu. Utamanya di Timur Tengah.
Ketiga, bahwa secara material, minyak bumi yang ditemukan setelah Kerajaan Arab Saudi modern di deklarasikan, menjadi faktor utama berkembangnya negara ini.
Disebutkan bahwa setelah Abdul Aziz menjadi Raja, hal yang dipikirkan Raja pertama Saudi Arabia ini adalah sumber air untuk kehidupan warganya. Menurut Abdul Aziz, bila masyarakat Saudi Arabia tidak memiliki sumber air, maka hidup mereka akan terus miskin. Sebagaimana negara gersang lainnya.
Baca juga: King Abdullah University of Science and Technology, KAUST
Berbagai upaya dilakukan Raja Abdul Aziz untuk mencari sumber air. Setelah mendengar negara tetangga berhasil menemukan minyak bumi, upaya mencari sumber air ditambah menjadi upaya mencari minyak bumi.
Setelah beberapa kali gagal, upaya pencarian berhasil. Pada 3 Maret 1938, Arab Saudi berhasil menemukan sumber minyak. Atau sekitar 6 tahun setelah Arab Saudi berdiri.
Setelah itu, Raja Abdul Aziz bekerjasama dengan Presiden Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt untuk mengeksplorasi minyak di Saudi Arabia. Berdirilah Saudi Aramco. Akronim dari Saudi Arab America company. Perusahaan minyak terbesar dunia yang masih menentukan produksi minyak dunia sampai sekarang.
Baca juga: Beasiswa dan Pendidikan Tinggi di Arab Saudi Untuk Bidang Non Studi-Keislaman