Karena kebiasaan inilah orang Belanda kerap disebut mengalami "spatial neurotic." Bangsa yang tergila-gila oleh ruang dan pemanfaatannya. Karena seperti itulah semestinya mereka hidup.
Namun seperti yang diungkap sebelumnya, itu hanyalah upaya teknis objektif  memanfaatkan ruang. Masih dibutuhkan upaya tambahan supaya luas ruang yang objektif, terasa luas secara subjektif.
Dalam rangka membangun rekayasa subjektif supaya ruang terasa luas, kota mesti dibangun secara kompak. Belanda dikenal sebagai negara yang kerap membangun arsitektur yang tidak umum, tidak sama dengan yang lainnya. Namun menimbulkan kesan luas, longgar dan lapang.
Baca juga;
Hira Cultural District, Cara Orang Arab Saudi Jualan ke Orang Indonesia
Menurut Winner, mentalitas inilah yang dipraktekan pemain sepakbola Belanda. Pikiran mereka terobsesi menciptakan ruang supaya terasa longgar untuk dieksploitasi. Â
Total football sendiri awalnya adalah penamaan gerakan sosial para filosof dan arsitek Belanda tahun 1970an. Mereka ingin memahami dan membentuk kehidupan perkotaan yang bisa ditinggali dengan nyaman. Karena negerinya sempit, maka mereka mesti mengatur urbanisasi, lingkungan dan pemanfaatan energi dalam satu totalitas. Semua ruang yang tersisa, mesti dimanfaatkan secara maksimal.
Bila cara pandang David Winner tentang ruang dan pemanfaatan terhadap ruang itu kita pakai untuk melihat ide Arab Saudi membangun Neom dan The Mukaab yang gigantik itu, maka kita akan menemukan hal pesis. Ada psikologi ruang yang membuat Muhammad bin Salman (MBS) ingin memanfaatkan ruang yang tersedia di negaranya dengan optimal.
Baca juga;
Memahami Mega Proyek Neom Dan New Kabah Arab Saudi
Berbeda dengan Belanda, Arab Saudi memiliki tanah yang keras dan terasa luas.