Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menonton Cristiano Ronaldo di Mrsool Park Stadium Riyadh Saudi Arabia

21 Februari 2023   23:31 Diperbarui: 21 Februari 2023   23:32 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Piala Dunia Qatar 2022 dimulai, Christiano Ronaldo yang sekarang bermain di Liga Saudi Arabia, membuat gempar.

Dalam interviewnya dengan Piers Morgan, Chstiano Ronaldo yang sekarang bermain di klub Al-Nassr yang berbasis di Riyadh Saudi Arabia, menguak keburukan klubnya Manchester United.

Selain masalah fasilitas, Ronaldo juga mengungkapkan ketidak senangannya terhadap manajer baru MU, Erik Ten Hag. Manajer yang kerap membangku cadangkan Ronaldo.

Sudah dipublikasikan di :

Menonton Cristiano Ronaldo di Mrsool Park Stadium Riyadh Saudi Arabia

Sikap Ronaldo tentu saja membuat gerah klub, pemain, fans termasuk Erik Ten Hag sebagai manajer baru.

Namun berbeda dengan pelatih sebelumnya, Erik tidak terintimadasi nama besar Ronaldo. Selain dikenal suka mengoptimalkan pemain muda serta disiplin, Erik pun mengeluarkan Ronaldo dari tim. Melepas kontrak Ronaldo, dan mempersilahkan kemanapun Ronaldo hendak pergi.

Jajaran direksi MU, pemain dan fans tentunya tidak keberatan. Selain keharmonisan tim, MU dibawah Erik menunjukan trend positif setelah sekian musim terpuruk.

Baca juga;

Umrah sebagai sebuah pengalaman keberagamaan

Usai Piala Dunia Qatar, beberapa klub mendatangi Ronaldo. Masih berminat dengan skill pemain timnas Portugal ini. Meskipun umurnya beranjak menua.

Agen pemain Ronaldo pun aktif. Mendatangi klub-klub Eropa untuk menawarkan skill Ronaldo. Diantaranya adalah AC Milan.

Klub yang baru berganti kepemilikan ini menolak tawaran agen Ronaldo. Meski sangat membutuhkan kemampuan pemain seperti Ronaldo.

Baca juga;

Masjid Saudi Arabia dan orang-orang kelebihan berat badan

AC Milan memang sedang gandrung dengan pemain muda. Namun semua mafhum bahwa AC Milan menolak Ronaldo bukan karena umurnya yang menua, tapi gajinya yang selangit. Berbeda dengan

Rossoneri sekarang berbeda dengan Rossoneri era Silvio Berluscono yang mudah menggelontorkan uang besar untuk menggaet pemain bintang. AC Milan sekarang adalah klub super irit. Ketat dan cermat dalam menegosiasikan gaji pemain.

Ronado akhirnya berlabuh di Liga Sepakbola yang tidak begitu dikenal dunia. Namun dunia sangat mengenal negara ini, yaitu Liga Saudi Arabia.

Baca juga;

Kopi di Saudi Arabia

Klub Al-Nassr mengontrak Ronaldo dalam durasi waktu 2,5 tahun sampai tahun 2025. Ronaldo mendapat gaji permusim sebanyak 175 Juta Euro, setara Rp 3,3 triliun pertahun, atau sekitar Rp 8,1 triliun untuk 2,5 tahun..

Sepertinya ketika menandatangani kontrak ini, Ronaldo melaksanakan betul apa yang disampaikan Zlatan Ibrahimovic tentang Sepakbola dan Uang. Menurut Zlatan, dalam Sepakbola uang itu tidak penting. Karena yang lebih penting adalah uang yang lebih banyak.

Terlepas dari segala kontroversi yang ada, lalu bagaimanakah situasi menonton Sepakbola di Saudi Arabia? Atau lebih khusus lagi bagaimanakah menonton Christiano Ronaldo di Riyadh Saudi Arabia?

Baca juga;

Hira Cultural District; Cara Orang Saudi Arabia berjualan ke orang Indonesia

Pada Jumat 17 Februari 2023, Al-Nassr yang dibela Ronaldo akan berhadapan dengan Al-Tawoon di kandang mereka Mrsool Park Stadium.

Al-Tawoon adalah klub Sepakbola berbasis di Buraidah dan salah satu penghuni papan atas Liga Sepakbola Saudi Arabia.

Seperti juga negara lain, pertandingan Sepakbola di Saudi Arabia dilaksanakan pada week end. Hanya saja libur kerja di Saudi Arabi adalah hari Jumat dan Sabtu. Bukan Sabtu dan Minggu seperti kebanyakan negara lain.

Baca juga;

Asykar penjaga ketertiban masjidil haram dan lelaki arab

Hari Minggu dalam bahasa Arab disebut dengan hari Ahad. Ahad sendiri bermakna satu. Jadi hari ahad hari pertama dimulainya aktivitas.  

Pertandingan kali ini dilaksanakan di Stadion Mrsool Park. Terletak di kompleks kampus King Saud University (KSU). Salah satu Universitas terkemuka dan tertua di Saudi.

Meski seperti stadion kampus, jangan ragukan kualitas kandang Al-Nassr ini. Mrsool Park bukan stadion yang memenuhi stndar regulasi federasi sepakbola Saudi Arabia, tapi standar federasi Sepakbola dunia, FIFA.

Berkapasitas 25 ribu orang, pada tahun 2021, Mrsool Park adalah tempat digelar Maradona Cup antara Boca Junior dan Barcelona. Kejuaraan untuk mengenang meninggalnya legenda Sepakbola Diego Armando Maradona

Jadi bila Riyadh pada tahun 2027 akan menjadi tuan rumah Asian Games, stadion ini akan menjadi venue untuk Sepakbola.

Sama seperti di Indonesia, ketika memasuki kompleks KSU menuju stadion, kita akan menyaksikan orang berjualan atribut olahraga di pinggiran jalan. Seperti kaos, penutup kepala, dan syal.

Persamaan dengan Indonesia adalah penjualnya yang juga terdiri dari perempuan.

Sepertinya bagi masyarakat Riyadh, perempuan berjualan di pinggir jalan adalah sesuatu yang baru. Meski yang terlihat adalah perempuan berwajah Asia Selatan seperti Pakistan, India atau Bangladesh. Berlaku semenjak Mohammad Bin Salman ditetapkan menjadi Putra Mahkota Raja Salman.

Perbedaannya denga Indonesia mungkin pada jumlah penjualnya. Jumlah penjual tidak terlalu banyak. Karena mungkin tidak terlalu banyak yang mencari rezeki dari berjualan di pinggir jalan.

Adapun harganya relatif mahal. Untuk membeli syal warna kuning berlogo Al-Nassr, kita mesti merogoh kocek 10 Riyal Saudi. Sekitar Rp 40 ribu bila memakai kurs rupiah Rp 4.000.

Bila sebelumnya kita harus merogoh kocek 55 Riyal untuk membeli tiket, maka total 65 Riyal harus kita keluarkan. Sekitar Rp 250 Ribu rupiah untuk sekali nonton Sepakbola di Mrsool Park. Lengkap dengan atribut minimalis.

Tiket 55 Riyal tentunya tiket ekonomis alias tiket paling murah. Harga untuk bangku penonton di belakang gawang. Harga akan berlipat bila kita ingin menonton di VIP seats yang hanya diperuntukan bagi 1,156 orang, sports seats yang hanya disediakan bagi 547 orang, atau membership seats yang terbatas bagi 88 orang. Paling mahal pastinya VIP box yang hanya diperuntukan bagi 40 orang saja.

Usai memarkirkan kendaraan, penonton Sepakbola pun berjalan kaki menuju stadion. Ada keramaian pendukung Al-Nassr juga pendukung Al-Tawoon lawannya.

Namun ketika berjalan dari area parkir ini, sudah ada tanda-tanda tidak akan akan kericuhan penonton. Selain semua berjalan tertib, tidak ada polisi yang berjaga-jaga untuk menghadapi bentrokan supporter, juga di area parkir terlihat mobil-mobil  mewah seperti Rolls Royce.

Sepertinya penonton tidak merasa khawatir akan terjadi kericuhan supporter. Sehingga enteng saja membawa kendaraan mewah ke stadion.

Begitu juga ketika memasuki gerbang stadion. Para penjaga yang berada di tiap pintu masuk, memeriksa tiket setiap penonton. Bagi penonton yang membawa potongan tiket yang sudah dicetak, mereka memeriksa nya dengan seksama. Sementara bagi penonton yang menyimpan tiketnya secara digital, mereka scan barcode tiket itu.

Memasuki area stadion, kita akan menemukan dua hal. Toko-toko yang menjual makanan dan minuman, serta ruang terbuka cukup luas untuk shalat berjamaah.

Ketika akan membeli makanan dan minuman, para penjaga tidak mau menerima cash. Mereka hanya mau dibayar dengan uang digital atau kartu kredit.

Sementara di ruang terbuka, sebagian tempat terlihat sudah ditutupi karpet-karpet untuk persiapan shalat Jamah Maghrib. Sebagian lagi, dipakai anak-anak untuk bermain bola. Ada bola, mini square untuk bermain bola serta petugas yang membersamai anak-anak bermain bola. Meskipun anak-anak itu hanya bisa menendang bola saja.

Ketika Adzan Maghrib berkumandang, petugas dan penonton mengambil karpet yang ada di pinggir ruang terbuka tersebut. Bersama-sama membentangkannya dan menjadikan ruang terbuka tersebut lebih luas untuk dipakai berjamaah.

Para penonton pun shalat berjamaah terlebih dahulu sebelum memasuki stadion. Bagi yang kebagian karpet untuk shalat, maka dia akan melepas sepatunya dan memakai kaos kaki untuk shalat. Bagi yang tidak kebagian karpet, sepatunya tidak dilepas. Shalat memakai sepatu.  Selain tidak memungkinkan membuka sepatu dalam cuaca 8 derajat celcius, secara fiqih juga dibolehkan.

Di Riyadh mudah kita temukan orang shalat di ruang terbuka seperti tempat parkir. Karena orang itu ingin shalat tepat waktu atau takut ketinggalan shalat.  

Dari tempat shalat berjamaah di ruang terbuka ini, terdengar di teriakan penonton didalam stadion yang sudah masuk terlebih dahulu.

Lalu bagaimanakah stadion Mrsool Park di Riyadh ini?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Mrsool Park sudah berstandard FIFA. Tidak ada pagar menjulang tinggi. Baik yang membatasi antar tempat duduk supporter, maupun yang membatasi tempat duduk penonton dengan lapangan.

Kebijakan FIFA meniadakan pagar pembatas berkaca pada tragedi Heysell dan Hillsborough. Pada kedua tragedi itu, puluhan penonton meningal karena terjepit. Lapangan tidak bisa menjadi tempat menyelamatkan diri karena dibatasi tembok tinggi. Selain itu, penonton juga meninggal karena runtuhnya tembok pembatas penonton.

Meski begitu, tidak ada penonton yang memasuki lapangan pertandingan. Meski berkali-kali penonton menerikan kekecewaan. Seperti ketika wasit mensahkan gol Al-Nassr dimana Ronaldo diangap offside. Sebelumnya wasit menganulir gol Al-Tawoon karena pemainnya dianggap melakukan pelanggaran.

Selain itu juga tidak ada bentrokan antara supporter Al-Tawoon dan Al-Nassr. Meski mereka duduk berdampingan dan berkali-kali mengeluarkan ejekan untuk lawan.

Hal tidak jauh berbeda juga ditunjukan dengan panitia pertandingan.

Di setiap pintu masuk, ada petugas stadion dilengkapi rompi yang menunjukan tempat duduk penonton. Di setiap pojok juga ada petugas berjaga-jaga melayani komplain penonton. Seperti ketika kami komplain karena tempat duduk kami diduduki penonton lain. Petugas itulah yang membuat kami tetap bisa duduk sesuai dengan bangku yang tertulis di tiket.

Tiket pertandingan sepertinya dijual sesuai dengan bangku pertandingan. Tidak ada karcis siluman yang dijual berulang-ulang. Karena itu meski stadion penuh, tidak ada penonton yang berdiri karena kehabisan bangku pertandingan.

Begitu juga dengan keamanan pertandingan. Meski di rompi petugas keamanan tertulis "Police", namun mereka tidak bersenjata. Berdiri menghadap penonton, mengawasi gerak-gerik penonton. Tidak berdiri menghadap lapangan pertandingan untuk menonton pertandingan dan melupakan penonton.

Stadion di Riyadh bisa dikatakan ramah keluarga. Kita tidak akan khawatir keselamatan keluarga bila menonton bersama keluarga ke stadion. Menonton Sepakbola di stadion, bisa menjadi hiburan keluarga saat week end.

Mungkin hal yang menjengkelkan dari menonton di Saudi Arabia adalah masa bubar pertandingan dan hendak pulang ke rumah masing-masing.

Para penonton tidak akan menghadapi halangan berarti ketika keluar stadion. Selain pintu-pintu stadion mencukupi memfasilitasi ribuan orang yang akan keluar, para penonton juga keluar stadion dengan tertib. Tidak ada sesuatu hal yang mesti diributkan.

Keruwetan terjadi ketika mobil hendak keluar dari area stadion. Pengemudi mesti bersabar dengan antrian panjang. Karena sebagian besar yang datang ke stadion, memakai mobil pribadi. Bukan memakai transportasi publik.

Sepertinya hampir 97% penonton datang dengan mobil pribadi. Bukan mengendarai bus umum. Karena transportasi publik sepertinya belum menjadi prioritas di negeri ini.

Jalan mulus dan lebar, pembelian mobil tanpa pajak serta harga BBM yang relatif murah, adalah stimuli sempurna bagi orang untuk memiliki kendaraan pribadi.

Lalu bagaimana dengan penampilan Ronaldo dengan Al-Nassr.

Ronaldo tidak tampil fantastis seperti yang dilihat di tv. Namun Ronaldo juga tidak tampil mengecewaan. Dua gol kemenangan Al-Nassr berasal dari asists Ronaldo.

Pada gol pertama, Ronaldo memberikan umpan terobosan. Umpan Ronaldo seperti umpan Kevin de Bruyne dan Joao Concello ke Erling Haaland di Manchester City. Bola terlihat melengkung menjauhi bek yang sudah memanjangkan kaki untuk menjangkaunya, namun mendekati striker yang bergerak menyongsongnya. Sulit diantisipasi lawan dan memudahkan penerima umpan untuk mengkonversinya menjadi gol.

Sementara pada gol kedua, Ronaldo bertindak cerdik. Sadar dirinya offside, Ronaldo hanya diam dan menarik perhatian lawan bola. Sehingga temannya bisa menceploskan bola dengan mudah.

Pada pertandingan ini tidak terlihat ciri eksplosifitas Ronaldo. Rudi Garcia pelatih Al-Nassr, lebih banyak menempatkan Ronaldo sebagai target man yang akan berhadapan langsung dengan Centre Back At-Tawoon. Bukan gelandang sayap yang biasa menyusuri sisi lapangan untuk membangun serangan.

Tapi sepertinya strategi mantan pelatih AS Roma Italia ini jitu. Selain efektif sebagai pemantul bola, Ronaldo juga menjadi penarik perhatian pemain lawan. Karenanya bisa memberikan ruang lebih luas bagi teman-temannya di Al-Nassr untuk berkreasi di kotak pinalti. Sampai akhirnya bisa berkontribusi atas dua gol kemenangan Al-Nassr. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun