Bahkan sepertinya Asykar menghindari kontak fisik dengan perempuan. Setidaknya itu yang kami alami ketika bergandengan tangan dengan anak dan istri memasuki Masjidil Haram.
Karena tidak memakai Kain Ihram, Asykar mengerti bila kami bermaksud Shalat Jamaah. Bukan hendak Thawaf. Namun kami salah pintu. Asykar pun memegang tangan saya dan berkata memakai bahasa Indonesia"Indonesi, atas, atas." Hei orang Indonesia, kamu naik ke atas, bukan ke bawah. Karena tempat shalat Jamaah itu diatas, bukan dibawah. Ini adalah pintu masuk untuk orang yang hendak Thawaf.
Asykar menarik tangan saya. Bukan tangan istri atau anak saya. Meski kami bergandengan tangan.
Baca juga;Â Christiano Ronaldo di Mrsool Park Stadium Riyadh Saudi Arabia
Tindakan kekerasan Asykar yang saya ketahui adalah ketika mereka melumpukan lima orang Pakistan di Masjid Nabawi. Hal ini dilakukan karena kelima orang itu menyerang dua mentri Pakistan yang bersama Perdana Mentri baru Pakistan, Shehbaz Sharif, sedang ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah.
Ketika itu di Pakistan sedang terjadi kemelut politik. Perdana Mentri Imral Khan digulingkan dan diganti Shehbaz Sharif. Lima orang yang menyerang Mentri Pakistan, adalah pendukung Imral Khan. Â
Selain itu, tidak ditemukan tindakan kekerasan Asykar terhadap Jamaah. Padahal sebetulnya tugas Asykar sangatlah berat dan rumit. Setiap hari selama 24 jam di sepanjang tahun, mesti berhadapan dengan ribuan orang yang berbeda asal, tradisi, negara dan sulit diatur.
Satu-satunya bahasa Asykar yang bisa dipahami adalah "Yaa Haj" dan "Yaa Hajah". Teriakan bagi laki-laki dan perempuan ketika mereka sulit diatur.
Foto-foto yang kami lampirkan disini, adalah kerumunan ketika situasi Masjidil Haram lenggang. Karena ini adalah foto di hari biasa pada malam dini hari ketika orang hendak shalat malam di masjidil haram. Â Meski terlihat padat untuk ukuran masjid keumuman, tapi masih ada ruang untuk bergerak dan Asykar terlihat santai.
Namun jumlah orang ini akan bertambah berlipat-lipat manakala memasuki hari-hari khusus. Seperti ketika Shalat Jumat, bulan Ramadhan dan tentunya pada bulan Haji. Hari-hari yang tidak hanya akan berat bagi Asykar, tapi juga bagi Jamaah Umrah dan Haji.
Bila melihat pola Asykar menangani kepadatan Jamaah di Masjidil Haram, sepertinya ini bukan hanya sudah menjadi SOP Asykar. Tetapi sudah menjadi keseharian masyarakat Arab. Utamanya lelaki Arab. Karena dalam banyak kesempatan, kita bisa melihat hal itu di keseharian.