Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Maroko: Sejarah Baru dan Mengulang Sejarah

15 Desember 2022   20:56 Diperbarui: 15 Desember 2022   21:15 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam Piala Dunia Qatar 2022 ini, Maroko sudah membuat sejarah baru. Menjadi tim pertama bangsa Arab dan benua Afrika yang berhasil menembus babak semifinal. Namun di Qatar 2022 ini juga Maroko mengulang sejarah lama. Kalah dari Prancis.

Namun seperti juga Jepang yang kalah di perdelapan final tapi tetap dihormati, begitu juga dengan Maroko. Kekalahan atas Prancis, bukan hanya tidak mendegradasi capaian yang sudah mereka raih, tapi juga tidak akan pernah menurunkan penghormatan terhadap mereka.

Terima kasih Maroko. Semifinal Qatar 2022 ini, Maroko bukan hanya mesti menghadapi Prancis yang solid, kuat dan diisi pemain bertalenta, tapi juga mesti menghadapi kebugaran pemain yang hanya berada di sekitar 60-65%. Eropa boleh mengejek bahwa Maroko menang karena tampil defend. Namun statistik membuktikan bahwa penguasaan bola Maroko mengalahkan Prancis ketika Prancis mengalahkan Maroko. Defend atau offensif adalah strategi permainan, bukan masalah unggul tidak unggul.

Terima kasih Maroko. Bukan hanya tentang selebrasi sujud diwaktu kalah dan menang, tapi juga selebrasi membawa bendera Palestina yang mengharukan. Biarkan saja yang mengejek bila ini selebrasi Islamist. Karena mereka pasti tidak tahu bahwa dulu Kapten Timnas Brasil, Socrates, bermain bola sambil memakai bandana bertuliskan dukungan terhadap demokrasi.

Terima kasih Yassine Bono. Trik nya menghadapi pinalti Spanyol bukan hanya jitu dan gila, tapi juga atraktif. Tendangan pemain Spanyol bisa dibaca arahnya, sementara dua tendangan lainnya bisa dibaca dan diblok.

Terima kasih Amrabat. Entah karena saya kurang update atau ini memang baru ada di Qatar 2022. Biasanya peran free-role adalah bagi gelandang serang yang bergerak dibelakang striker. Baru kali ini saya tahu ada free-role dibelakang gelandang serang. Peran yang dijalankan dengan sukses. Bukan hanya tackling bersih untuk menghentikan akselarasi Kylan Mbappe, akan terus dikenang sampai sekarang, tapi cara Amrabat melawan tiki-taka gelandang Spanyol akan menjadi role model.

Terima kasih Ounahi. Presiden Prancis mungkin menganggap Amrabat sebagai gelandang terbaik di Qatar 2022. Namun Ounahi bukan hanya berhasil menjadi partner Amrabat di tengah, tapi kepada Ounahi lah Amrabat pertama kali switch bola ketika dalam keadaan sulit atau berhasil merebut bola dari lawan.

Terima kasih Hakimi. Mungkin karena punya leluhur yang sama dengan Mbappe sehingga bisa memilah antara permainan dan pertemanan. Namun ini bukan hanya tentang permainan dan pertemanan, tapi juga selebrasi. Mencium Ibu sebagai bagian dari selebrasi, bukan hanya sesuatu yang baru, tapi juga membuat orang tersentuh.

Terima kasih Ziyeck. Tampil sangat baik di timnas dan disisihkan di Klub. Menjadi pesepakbola profesional memang akan bergelimang kekayaaan. Tapi ternyata tidak semuanya seperti itu.

Dalam sebuah pertandingan, orang memang selalu mencari pemenang. Namun sebetulnya, kadang bagi beberapa kalangan yang dibutuhkan bukan seorang pemenang tapi seorang pahlawan. Orang yang bisa menjungkir balikan segala ketidakmungkinan, namun tetap mengikuti hukum kemungkinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun