Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Abdul Muthalib dan Stoicism

19 November 2022   11:42 Diperbarui: 19 November 2022   11:43 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Catatan Kedua, bahwa bagi Stoicism manusia mesti memilah dengan jeli sesuatu yang masih dalam kontrolnya, dan sesuatu yang sudah berada diluar kontrol dirinya. Bila kedua hal itu sudah dipilah dengan baik, maka setiap orang hanya mesti fokus kepada apa yang bisa dia kontrol, bukan pada apa yang tidak bisa dia kontrol. Karena itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi.

Karenanya bagi Stoicism, tugas seorang pelajar ketika akan ujian adalah belajar dengan baik. Karena itu adalah hal yang bisa dia kerjakan atau kontrol. Dia tidak usah diajak memperumit diri dengan memikirkan berapa nilai yang akan diperoleh atau lulus tidak nya dalam ujian. Karena nilai dan kelulusan, sudah berada diluar kendali dirinya. Apalagi kadang-kadang variable penentu nilai atau lulus tidak lulus, sangat beragam.

Menurut Stoicsm, awal ketegangan dan menjauhnya manusia dari kebahagiaan adalah karena tidak fokus terhadap hal-hal yang bisa dia kontrol dan ingin mengintervensi hal-hal yang berada diluar kontrol dirinya. Mestinya kalau sudah demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, orang sudah tidak perlu stress atau kecewa lagi. Meskipun harga BBM tetap naik. Karena demonstrasi lah yang bisa dia lakukan, dan menahan harga BBM adalah hal yang diluar kontrol dirinya. Bila seluruh prosedur mendapat kerjaan sudah dilaksanakan dengan benar, semestinya orang tinggal duduk manis saja menunggu. Tapi orang masih duduk sambil stress memikirkan hasil. Sementara penentuan hasil, itu diluar kontrol dirinya.

Stoicism sendiri bukan cara pandang baru. Filsafat ini tumbuh dan berkembang di Yunani kuno sekitar abad ke-1.

Stoicism bisa dikatakan sebagai filsafat hidupnya budak sampai dengan Raja. Karena para pencetus awal dari pandangan ini adalah para budak Yunani, Zeno dan Epictetus. Meski begitu, pandangan dari kaum budak ini juga menjadi pegangan para penguasa. Seperti Seneca yang sehari-harinya adalah seorang politisi pada masa Kaisar Nero.

Mungkin yang paling monumental dari Stoicism ini adalah ketika kaisar Romawi Marcus Aurelius juga menjadikan Stoicism sebagai cara hidupnya. Sementara dalam riwayat kekaisaran Romawi, Marcus Aurelius adalah Kaisar 5. Dia termasuk jajaran Kaisar terbesar ke-5 yang pernah dimiliki Romawi karena kecakapannya dalam memimpin. Setelah Marcus, tidak adalagi Kaisar Romawi yang memberikan impact besar bagi kekaisaran Romawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun