Liverpool mengalami dua kali tragedi dalam Sepakbola yang memakan banyak korban. Yaitu Tragedi Heysel dan Tragedi Hillsborough.
Tragedi Heysell adalah peristiwa bentrok supporter antara fans Liverpool dan Juventus dalam Laga  Final Piala Champions 1985 di Heysel Belgia. Ketika itu sekelompok hooligans Liverpool, pendukung fanatik, merangsek mau masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak ada perlawanan dari tifosi Juventus karena yang ada di area bukan kelompok ultras atau garis kerasnya. Pendukung Juventus lebih memilih menjauh ketimbang melayani.
Hanya saja tiba-tiba tembok pembatas ambrol. Tidak kuat menahan kedatangan hooligans Liverpool yang ingin menyerbu masuk wilayah tifosi Juventus. Akibatnya 39 orang tewas dan 600 orang luka-luka. Â Setelah itu bukan hanya Liverpool yang kena sanksi, tapi tim-tim Liga Inggris kena sanksi tidak boleh lagi berlaga selama 5 tahun di event internasional. Pertandingan Final itu sendiri berakhir dengan kemenangan Juventus hasil gol satu-satunya Michael Platini.
Lima tahun kemudian, 1989, fans Liverpool kembali mengalami tragedi. Pada pertandingan Semifinal Piala FA melawan Nottingham Forest di kota Sheffield, 96 orang fans Liverpool meninggal dan sekitar 766 supporter luka. Mereka terinjak-injak dan mengalami sesak nafas. Diantara anak-anak yang menjadi korban adalah John Paul Gilholey yang baru berumur 10 tahun.Â
Dia adalah sepupu Steven Gerrard. Pencinta Liverpool yang dikemudian hari menjadi Kapten Timnas Inggris dan icon Liverpool. Bersama Gerrard, Liverpool berhasil menjadi juara Liga Champions melalui pertandingan dramatis mengalahkan AC Milan di Istanbul Turki. Gerard sendiri selamat dari Tragedi Hillsboroug. Gerrard tidak jadi berangkat bersama sepupunya ke pertandingan tersebut karena kehabisan tiket.
Semula otoritas yang berwenang mengatakan bahwa tragedi itu disebabkan bentrok supporter. Semua kesalahan pada peristiwa tersebut ditimpakan pada fans Liverpool. Media sendiri, mendukung penumpahan kesalahan terhadap fans Liverpool.Â
Diantaranya adalah berita yang disampaikan oleh tabloid The Suns yang memberitkan berbagai keburukan supporter Liverpool yang dianggap sebagai penyebab tragedi tersebut. Mulai dari yang pendukung yang suka mabuk-mabukan, sampai dengan supporter yang suka mencuri. Seperti gambar dibawah ini.
Namun setelah pemerintah Inggris turun tangan melakukan investigasi dengan menurunkan tim independent, diketahui bahwa permasalahan utamanya ada pada kelalaian petugas keamanan.Â
Sejumlah bukti menunjukan adanya protokol keamanan yang dilanggar petugas keamanan yang menjadi sebab tragedi. Setelah melalui investigasi yang cukup lama, David Cameron, Perdana Mentri Inggris (2010-2016), pada tahun 2012 mengakui kelalaian itu dan meminta maaf kepada keluarga korban. Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk pemerintah Inggris untuk mengakui hal itu.
Karenanya ketika akun resmi Liverpool FC, menyatakan bela sungkawa atas kejadian di Kanjuruhan Malang, ingatan mereka terpatri kembali kepada dua tragedi yang pernah dialami fans Liverpool.