Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi Idul Adha: Perjuangan Siti Hajar Temukan Air Zam Zam dan Prinsip Ikhtiar Manusia

24 Juni 2022   06:47 Diperbarui: 24 Juni 2022   06:56 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini sebelumnya sudah dipublikasikan penulis di disini

Setelah sekian lama menetap di Mesopotamia, Nabi Ibrahim lalu membawa anak nya, Ismail, dan Istrinya, Siti Hajar, ke sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan nama Makkah.

Ketika meninggalkan anak dan istrinya di Makkah, Ibrahim sempat mengkhawatirkan keduanya. Diantara kekhawatirannya adalah perihal kebutuhan pangan.

Karena Makkah pada waktu itu adalah lembah yang kering dan tandus. Tidak ada sumber air untuk minum, juga tidak ada tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan.

Namun Ibrahim menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Karena perjalanan menuju Makkah dan meninggalkan anak istrinya di Makkah, juga berdasar perintah Tuhan.

Sampai suatu ketika, kekhawatiran Ibrahim terjadi. Ismail yang masih bayi, menangis kehausan. Ibunya Siti Hajar pun berusaha keras mencari air kesana kemari untuk menutup rasa haus Ismail anaknya.

Saking kerasnya upaya mencari air, Siti Hajar sampai harus bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwa sampai 7 kali.

Namun meski sudah berlari antara Shafa dan Marwa sampai 7 kali, Siti Hajar tetap saja tidak menemukan sumber air yang dibutuhkan Ismail kecil.

Meski begitu, bukan berarti air tidak ditemukan. Tidak dinyana dan diduga, di bawah badan Ismail keluar air jernih dan bersih.

Padahal Ismail hanya menggerak-gerakan kaki nya saja untuk mendapatkan air itu. Tidak seperti Ibunya yang harus berlari kesana kemari untuk mendapatkan air.

Air jernih yang ditemukan Ismail, sambil mengucapkan Zam ZAM, Zam ZAM!(berkumpulah). Siti Hajar mengumpulkan air tersebut dengan tangannya.

Air tersebut bukan hanya menjadi penghilang dahaga Ismail, tapi juga menjadi sumber mata air abadi di tengah gurun. Menjadi sumber kehidupan masyarakat Makkah dan diminum kaum muslimin se-dunia hingga saat ini dan nanti.

Konon, begitulah yang namanya ikhtiar dan usaha itu. Katanya dalam kehidupan ini, tugas manusia adalah berusaha. Seperti yang ditunjukan Siti Hajar yang mencari sumber air kesana kemari untuk dirinya dan sang buah hati, Ismail.

Meski mungkin usaha yang kita lakukan itu salah, atau bahkan tidak ada hubungannya, namun kalau sudah berusaha bukan berarti solusi tidak akan ditemukan.

Karena solusi bisa saja muncul namun bukan dari sesuatu yang kita upayakan. Seperti Siti Hajar yang berlari ke bukit Shafa dan Marwa mencari air. Namun air justru keluar di bawah kaki Ismail.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun