Tulisan ini sebelumnya sudah dipublikasikan penulis di disini
Setelah sekian lama menetap di Mesopotamia, Nabi Ibrahim lalu membawa anak nya, Ismail, dan Istrinya, Siti Hajar, ke sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan nama Makkah.
Ketika meninggalkan anak dan istrinya di Makkah, Ibrahim sempat mengkhawatirkan keduanya. Diantara kekhawatirannya adalah perihal kebutuhan pangan.
Karena Makkah pada waktu itu adalah lembah yang kering dan tandus. Tidak ada sumber air untuk minum, juga tidak ada tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan.
Namun Ibrahim menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Karena perjalanan menuju Makkah dan meninggalkan anak istrinya di Makkah, juga berdasar perintah Tuhan.
Sampai suatu ketika, kekhawatiran Ibrahim terjadi. Ismail yang masih bayi, menangis kehausan. Ibunya Siti Hajar pun berusaha keras mencari air kesana kemari untuk menutup rasa haus Ismail anaknya.
Saking kerasnya upaya mencari air, Siti Hajar sampai harus bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwa sampai 7 kali.
Namun meski sudah berlari antara Shafa dan Marwa sampai 7 kali, Siti Hajar tetap saja tidak menemukan sumber air yang dibutuhkan Ismail kecil.
Meski begitu, bukan berarti air tidak ditemukan. Tidak dinyana dan diduga, di bawah badan Ismail keluar air jernih dan bersih.
Padahal Ismail hanya menggerak-gerakan kaki nya saja untuk mendapatkan air itu. Tidak seperti Ibunya yang harus berlari kesana kemari untuk mendapatkan air.