Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Neom Saudi Arabia dan IKN Indonesia

6 April 2022   08:14 Diperbarui: 6 April 2022   08:18 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis yang sama juga mempublikasikan tulisan ini disini

Seperti juga Indonesia yang akan membangun Kota baru sebagai Ibu Kota baru, begitu juga Arab Saudi. Saudi yang menjadi target investor Indonesia untuk membangun IKN, juga sedang membangun Kota baru bernama "Neom." 

Nama Kota ini diambil dari kata "Neo" dan "Mim." Bila "Neo" adalah bahasa latin yang berarti "Baru", maka "Mim" adalah huruf awal dari kata "Mustaqbal.' Bahasa Arab yang artinya Masa Depan. 

Jadi "Neom" adalah Kota baru yang akan menjadi masa depan nya Arab Saudi.Pastinya ada perbedaan dan persamaan antara IKN nya Indonesia dan Neom nya Saudi Arabia.

Perbedaan pertama adalah segi waktu pelaksanaan. Bila IKN masih proses penjajagan investor, maka pembangunan Neom sudah berjalan. Muhammad Bin Salman (MBS) putra mahkota Kerajaan Saudi Arabia sudah mulai membangun Neom sejak tahun 2017.

Perbedaan kedua ada pada visi. Bila IKN mempunya visi yang berskala nasional, maka Neom memiliki visi berskala internasional. IKN ingin menjadi solusi dari problem pelik Ibu Kota Jakarta yang sudah sulit dipecahkan. Seperti kemacetan dan polusi. IKN juga ingin menjadi solusi dari perputaran roda ekonomi Indonesia yang dianggap terlalu berkonsentrasi di pulau Jawa.

Sementara Neom mempunyai visi nasional dan global. Secara nasional, Arab Saudi berharap Neom adalah diantara jalan keluar untuk melepaskan ketergantungan mereka terhadap minyak bumi.

Sebagaimana diketahui, Saudi Arabia adalah produsen minyak mentah terbesar ke-3 dunia dan menyuplai 14% kebutuhan minyak dunia. Hampir 40% GDP Saudi Arabia dihasilkan Saudi Aramco yang mengelola minyak mentah Saudi. 

Seiring penurunan cadangan minyak mentah dan kampanye massif dunia untuk beralih dari energi fossil menuju renewable energi yang lebih ramah lingkungan, pastinya sangat riskan bila ekonomi Saudi Arabia terus bergantung pada minyak.

Sementara secara global, Saudi Arabia mendesain Neom sebagai kota yang mempunyai konektivitas yang tinggi dengan kota-kota utama dunia lainnya. Diantaranya adalah konektivitas dengan negara yang sangat tidak disukai kebanyakan umat Islam; Israel.

Dari nama dan perbedaan visi, pada akhirnya muncul perbedaan arsitektur atau fitur-fitur kota.

Dari beberapa berita di media massa yang muncul, selain "Nusantara" sebagai nama Kota, maka fitur lain yang menonjol dari IKN adalah design Istana Kepresidenan. 

Nama Kota dan design Istana Kepresidenan adalah obsesi pemerintah untuk menyatakan Indonesia yang terdiri dari suku bangsa yang sangat beragam dan menjadikannya kekuatan.  

Selain itu juga di IKN akan dikembangkan gedung-gedung ramah lingkungan dan mobil listrik. Mendukung green energy yang sedang dikampanyekan banyak kalangan.

Fitur lainnya yang sempat diungkap adalah bahwa IKN sudah dilirik Elon Musk untuk menjadi landasan pesawat supercepat SpaceX yang bisa menghubungkan IKN dengan Amerika hanya dalam waktu 2-3 Jam.

Namun hal terakhir ini masih kontroversi. Karena SpaceX milik Elon Musk adalah roket pendorong pesawat ruang angkasa. Sementara dimana pun di dunia, tempat landasan roket luar angkasa selalu jauh dari pemukiman apalagi pusat pemerintahan. 

Kalau pun SpaceX mempunyai pesawat supercepat yang menghubungkan antar kota di bumi, tiket nya bukan hanya sangat mahal, tapi suara pesawat nya pun sangat menganggu telinga. 

London yang dikenal diisi orang-orang kaya dunia, pernah mengaktifkan pesawat super cepat sebelum kemudian memberhentikannya. Selain karena merugikan secara ekonomi, masyarakat juga protes karena terganggu oleh suara pesawat yang sangat.

Sementara diantara fitur utama Neom adalah pembuatan Gunung Trojena. Di Gunung ini orang bukan hanya akan melihat langit cerah dan eksotis ala negeri-negeri gurun, tapi di Trojena juga lah orang bisa bermain Ski diatas salju. Jadi bayangkanlah orang bermain Ski diatas salju di negeri yang justru terkenal dengan panas dan padang pasir nya.

Trojena sendiri sepertinya dibangun sebagai bagian dari destinasi wisata utama Saudi Arabia. Karena diantara upaya Saudi Arabia melepaskan diri dari ketergantungan terhadap minyak, adalah dengan membangun pariwisata sebagai sumber ekonomi baru.

Fitur lain yang juga digembar-gemborkan di Neom adalah sarana transportasi Kota berbasis Driverless Car. Jadi nantinya mobil-mobil yang berlalu lalang di Neom, semuanya tanpa supir. 

Untuk mewujudkan ini, konon MBS sudah melakukan pembicaraan dengan Google. Karena Google juga dikenal sedang intens mengembangkan kendaraan tanpa supir.

Perbedaan lainnya pastinya ada pada besaran dana yang dibutuhkan. Bila IKN mengalokasikan budget Rp 466 Triliun, sekitar 32 Milliar Dollar US dengan kurs Rp 14.300, maka alokasi budget untuk pembangunan Neom adalah 500 Milliar Dollar US.

Meski ada banyak perbedaan antar keduanya, namun keduanya dianggap mempunyai persamaan. Diantaranya adalah dianggap sama-sama ambisius. Sebagaimana Indonesia yang mempunyai obsesi membangun Ibu Kota negara baru di tengah kas keuangan negara yang seret, begitu juga dengan Saudi Arabia. 

Saudi bukan hanya dianggap ambisius dari segi design kota, tapi juga angka. Meski Saudi Arabia dianggap negara kaya, namun angka 500 Milliar Dollar untuk membangun Neom sangat fantastis. Sulit mewujudkannya.

Hanya saja Saudi Arabia dianggap mempunyai kelebihan politik dibanding Indonesia. 

Dengan sistem monarki nya, sustainabilitas politik di Saudi Arabia dianggap akan sangat mendukung terwujudnya Neom. Dalam beberapa belas tahun ke depan, bahkan mungkin puluh tahun ke depan, sangat sulit membayangkan Arab Saudi bukan dipegang oleh Putra Mahkota Mahmud Bin Salman (MBS) yang juga penggagas Neom.  

Bila tidak ada kejadian yang sangat luar biasa, sistem politik yang ada sangat memungkinkan MBS untuk lama berkuasa dan mewujudkan obsesinya membangun Neom.

Sebaliknya dengan Indonesia. Sistem politik yang ada dianggap tidak supportif untuk membangun IKN. Konstitusi Indonesia menyatakan bahwa Presiden hanya bisa berkuasa maksimal 2 priode atau 10 tahun. Tidak ada jaminan politik bahwa IKN yang digagas Presiden Jokowi akan menjadi agenda nasional berikutnya ketika Presiden berganti.

Entah karena jaminan sustainabilitas politik dalam rangka membangun IKN ini juga kah yang memicu muncul nya ide perpanjangan masa jabatan Presiden sampai 3 priode. Pemerintah ingin menunjukan bahwa sustainabilitas politik yang diharapkan investor, bisa diwujudkan.

Namun paragrap yang terakhir itu hanya otak-atik dan sambung menyambung saja. Kait-mengkaitkan sehingga terlihat seperti berkaitan. Padahal tidak. karena yang nulis pun belum bertemu bukti yang menyambungkan antara IKN dan Isyu 3 priode

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun