Bila sains itu berasal dari akal, maka ada sebuah cara paling sederhana untuk menguji kelebihan dan kemampuan akal atau rasio kita. Setelah cara ini diuji, kita bisa mengambil kesimpulan sendiri tentang cara menghadapi Pandemi ini.
Anggap saja anda seorang Suami. Mempunyai Istri dan anak yang mencintai dan menyayangi Anda. Sebagai seorang Suami, cobalah ajukan pertanyaan sederhana ke Istri anda. Tanyalah "Mengapa dia mencintai anda?", "Mengapa dia mau menikah dengan saya?" dan pertanyaan "Mengapa" lainnya.
Biasanya seorang Istri akan kesulitan menjawab pertanyaan seperti itu. Kalaupun menjawab, pasti jawabannya tidak rasional. Seperti mengatakan karena Anda ganteng padahal anda sendiri sadar bila Anda itu bukan orang ganteng. Atau mengatakan Anda itu pintar padahal anda sendiri biasa-biasa saja. Merasa pintar justru karena istri anda bilang Anda pintar.
Atau anggaplah Anda itu pintar dan kaya dan itu dua alasan yang membuat Istri Anda mencintai Anda. Tetapi apakah itu juga jawaban rasional? Kenapa Istri anda tidak jatuh cinta kepada artis Korea yang kaya dan juga ganteng?
Pada sisi lain, anggap saja anda seorang Ibu yang mempunyai anak. Sebagai seorang Ibu cobalah tanya kepada diri "Mengapa saya menyayangi anak saya?", "Mengapa saya ingin melindungi anak saya?".Â
Sementara sebagai seorang Ibu Anda pastinya tahu kelebihan dan kekurangan anak anda. Sebagai seorang Ibu rasanya tidak pernah anda dibuat kesal oleh anak sendiri. Pasti Anda kesulitan untuk menjawab nya. Biasanya jawaban paling maksimal adalah "Karena dia anak saya". Titik. Seorang Ibu akan kesulitan bila ditanya alasan rasional lainnya.
Tetapi cobalah pertanyaannya diubah. Sebagai Suami coba bertanya ke Istri "Bagaimana caranya supaya dia mencintai Anda?", "Bagaimana rasanya menjadi Istri Anda?", serta pertanyaan "Bagaimana" lainnya. Lalu sebagai Ibu, cobalah tanya kepada diri sendiri "Bagaimana caranya supaya saya bisa mencintai anak saya?", "Bagaimana caranya supaya anak saya pintar?". Serta berbagai pertanyaan "Bagaimana" lainnya.
Seorang Istri pasti akan ada banyak jawaban rasional untuk menjawab pertanyaan diatas. Sebagaimana seorang Ibu juga pasti akan mempunyai jawaban yang bisa pertanggung jawabankan untuk menjawab pertanyaan diatas.
Kira-kira begitulah akal kita itu. Mempunyai kelemahan juga kelebihan. Selalu kesulitan menjawab pertanyaan "Mengapa" tapi mudah menjawab pertanyaan "Bagaimana". Orang baru bisa menjawab pertanyaan "Mengapa" setelah membuka Kitab Suci, tapi tidak dengan pertanyaan "Bagaimana"Â
Berkaitan dengan cara kita menghadapi Pandemi sekarang, tinggal kita rumuskan saja. Ini permasalahan "Mengapa" atau "Bagaimana". Bila urusannya "Mengapa", maka akal kita akan kesulitan menjawabnya. Tapi kalau ini menjadi urusan "Bagaimana", maka akal kita akan sanggup menjawabnya
Just My Two Cent
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H