Ibn Rusyd sendiri memang mempunyai pengaruh besar terhadap dunia Barat. Buku-buku Ibn Rusyd bukan hanya menjadi mediator untuk memahami filsafat Yunani, tapi dijadikan dasar untuk membangun sistem sosial dan politik Barat. Bahkan bisa dikatakan, pengaruh nya terhadap dunia Barat lebih besar dibanding pengaruhnya terhadap dunia Islam.
Di Barat, penyebaran pemikiran Ibn Rusyd dilakukan oleh sebuah gerakan bernama Averroisme. Paris dan Padova (Italia) adalah pusat intelektual Averroisme Latin. Gerakan yang menggugat otoritas Gereja karena diantaranya memperkenalkan ide sekulerisasi dan kesatuan akal, otomatis ditentang pihak Gereja.Â
Pada tahun 1270, misalnya. Otoritas Gereja Katolik Roma mengluarkan rangan terhadap 15 doktrin yang dianggap bertentangan dengan Katolik. Tujuh tahun kemudian, ada tambahan larangan terhadap 219 ajaran yang juga diianggap bertntangan dengan doktrin Katolik. Sebagian besar dari larangan-larangan itu adalah ajaran Aristoteles atau Ibn Rusyd.
Mungkin gambaran pengaruh dan sikap Barat terhadap Ibn Rusyd terlihat dalam lukisan berjudul "Triumph of St Thomas Aquinas" karya Benozzo Gozzoli dan lukisan fresco berjudul "School of Athens" karya Raphael yang terpampang di dinding Pallazo Apostolico, kediaman resmi Paus Paulus di Vatikan.
Dalam lukisan karya Gozzoli, digambarkan Thomas Aquinas yang sedang duduk sedangkan dibawahnya ada lelaki berjenggot yang tengkurap. Thomas Aquinas sendiri selain mempelajari filsafat Aristoteles melalui buku-buku Ibn Rusyd, juga dikenal sebagai pengkritik ajaran Aristoteles juga pemikiran Ibn Rusyd.Â
Sementara dalam lukisan "School of Athens" Â digambarkan adanya dua lelaki yang menjadi pusat, yaitu Plato dan Aristoteles. Lalu diantara kerumunan orang mengelilingi keduanya, ada lelaki berkumis dengan kopiah dan wajah menyiratkan kepicikan sedang melihat catatan dibalik pundak Pythagoras. Lelaki itu adalah Averroes atau Ibn Rusyd.
Adapun adegan kedua Destiny adalah ketika Joseph yang melakukan perjalanan panjang ke Andalusia Spanyol, berhasil bertemu Averroes. Ketika sampai Andalusia inilah Joseph melihat pemandangan yang berbeda dengan tanah kelahirannya.Â
Bila di Prancis buku-buku Averroes dibakar, di Andalusia justru banyak orang yang menjual buku Averroes. Terlihat seorang yang sangat ingin membeli buku-buku Averroes, tapi ditolak penjual karena uang nya kurang. Namun akhirnya buku itu bisa dia beli karena kemurahan hati seorang murid Averroes yang kebetulan lewat.
Namun dibalik kondusifnya situasi Andalusia terhadap pemikiran Averroes, di menit-menit awal juga ditunjukan adanya gerakan diam-diam yang selain ingin mendongkel kekuasaan Khalifah, juga tidak sepakat dengan pemikiran Ibn Rusyd.Â
Mereka menganggap Averroes telah kafir karena pikiran-pikirannya tidak selaras dengan Quran dan Sunnah yang mereka fahami. Para penentang itu adalah orang-orang yang tidak bisa menerima pola penafsiran Ibn Rusyd terhadap Al-Quran dan Hadits yang menurut mereka terlalu rasional. Pola penafsiran yang dianggap akan menjauhkan orang dari Agama.
Sebagaimana layaknya seorang filosof, Ibn Rusyd memang dikenal sangat rasional dalam memahami Agama. Namun bukan berarti Ibn Rusyd anti wahyu. Karena salah satu ungkapan Ibn Rusyd yang sangat terkenal adalah ketika dia mengatakan bahwa akal dan wahyu itu adalah "Ikhwanul arradha'ah" atau saudara sepersusuan. Keduanya tidak mesti dipertentangkan.