Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harari; Manusia sebagai Makhluk Biologis

7 April 2020   10:33 Diperbarui: 7 April 2020   11:08 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun ketika saya mengkaitkan pandanga Harari dengan seorang agamawan, bukan berarti pemikiran Harari akan diterima para agamawan. Bahkan mungkin sebaliknya. Pemikiran Harari akan banyak ditolak para agamawan. Utamanya karena Harari melihat sejarah kehidupan manusia adalah sejarah sebuah evolusi. Harari bersepakat dengan teori evolusi Darwin yang banyak ditentang banyak agamawan. 

Dalam melihat dunia, Harari adalah pro-evolution yang banyak menjadi pegangan banyak ilmuwan, bukan pro-creation yang menjadi pegangan banyak agamawan. Namun ada yang menarik dalam pandangan evolutionist Harari

Diantara pandangan pro-evolution Harari terlihat dari cara pandangnya dalam melihat Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Sebagaimana diketahui, deklarasi kemerdekaan Amerika dicanangkan di Philadelphia pada 4 Juli 1776 untuk melepaskan diri dari penjajahan Inggris.

Salah satu premis utama dalam deklarasi ini adalah bahwa manusia itu diciptakan sama. Karena manusia diciptakan sama, maka manusia mempunyai hak sama. Tidak boleh ada kolonialisme yang mengekalkan perbedaan antar manusia. Karena manusia itu diciptakan sama.

Menurut Harari, Deklarasi Kemerdekaan Amerika ini sangat dipengaruhi pandangan para Agamawan. Dalam hal ini adalah Agama Kristen yang melihat manusia itu diciptakan. Karena dia diciptakan, maka statusnya sama. 

Sementara secara biologis, manusia itu bukan diciptakan, tapi dia berevolusi. Karena titik evolusi manusia itu berbeda, maka manusia juga berbeda-beda. Tidak sama seperti yang diucapkan dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Karena menurut evolusi, ada manusia yang ototnya lebih besar dari otaknya, ada juga yang otaknya lebih besar dari ototnya. 

Dalam evolusi, ketika manusia sudah mengenal api, maka gigi manusia cenderung lebih kecil dan lunak dibanding sebelumnya. Karena tugasnya menggigit menjadi lebih ringan dibanding sebelumnya. Ekstrak makanan yang sebelumnya lebih banyak dirubah menjadi otot, sekarang ada yang menjadi pembentuk otak.

Namun meski Harari berpandangan seperti itu, kita mesti berhati-hati untuk tidak mengatakan bahwa Harari adalah seorang anti Agama. Karena sebetulnya dalam banyak hal, Harari secara tidak langsung mengatakan bahwa yang menjadikan manusia makhluk superior dibanding segala makhluk yang ada di bumi, karena berpegangan pada hal-hal yang abstrak. Sementara Agama dalam banyak hal disebut sebagai hal yang abstrak. Hal ini bisa dilihat dari pandangan Harari yang membedakan manusia dan binatang dengan simpase sebagai contoh.

Berbeda dengan simpanse yang berpikir objektif, manusia itu selain berpikir objektif dia juga berpikir subjektif. Ketika seekor simpanse diberikan sebuah pisang, maka yang ada di kepala simpanse hanyalah pisang saja. Tidak lebih. 

Namun ketika manusia diberikan pisang, maka yang ada di kepalanya bukan hanya pisang, tetapi juga berpikir hal-hal yang abstrak seperti kebersamaan, kebaikan dan surga. Kapitalisme, keadilan sosial, komunisme adalah hal-hal abstrak yang ada dalam pikiran manusia dan tidak dipikirkan binatang. Berpikir abstrak inilah yang menjadi pembeda manusia dengan binatang dan yang membuat manusia eksis sampai sekarang mengusai dunia.  

Bila kita melihat di forum apa saja dan oleh siapa saja Harari berbicara, maka yang menarik dari Harari sebagai sejarawan, adalah kemampuannya menjadikan sejarah bukan hanya sebagai catatan kejadian. Harari bisa menjadikan sejarah sebagai catatan kehidupan manusia yang pada akhirnya akan berkaitan dengan banyak hal dalam kehidupan manusia. Karenanya tidak aneh bila forum ekonomi dunia merasa perlu mendengar uraiannya. Sebagaimana Zuckerberg perlu berbicara panjang dengannya mengenai teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun