Bila kita membaca hasil riset Oxford Internet Institute, OII, tentang fenomena buzzer politik di dunia umumnya dan Indonesia khususnya, maka berkaitan dengan buzzer Indonesia ada satu hal yang mungkin terlewat dikutip media di Indonesia, yaitu skala kerja buzzer Indonesia.
Dalam laporan hasil riset OII berjudul "The Global Information Disorder; 2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation" disebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang memanipulasi informasi di media sosial untuk mendukung pemerintah yang berkuasa.
Namun meski beberapa riset menunjukan bahwa indeks demokrasi Indonesia menurun dan berpotensi menjadi negara otoriter dibawah Presiden Joko Widodo, Oxford tidak mengkategorikan Indonesia masuk dalam jajaran negara otoriter yang suka memanipulasi informasi di media sosial.
Tetapi di sisi lain, dalam riset yang dikerjakan selama 3 tahun sejak tahun 2017 itu, Indonesia juga tidak masuk dalam jajaran negara yang memanipulasi informasi ke dunia internasional untuk kepentingan negaranya seperti yang dilakukan tujuh negara lain yaitu, Russia, China, Venezuela, Pakistan, India, Arab Saudi, dan Iran.
Oxford menyebutkan kalau buzzer Indonesia yang dikontrak 1-50 Juta itu, hanya bekerja untuk kepentingan domestik mendukung pemerintahan yang berkuasa. Caranya dengan menyerang oposisi dan membuat polarisasi di tengah masyarakat.
Berkaitan kerja-kerja skala internasional buzzer politik, yang diantaranya dilakukan oleh China, hari ini saya membaca artikel menarik tentang Wikipedia di situs BBC.
Dalam artikel berjudul "China and Taiwan clash over Wikipedia edits" disebutkan tentang pertarungan antara China dan Taiwan dalam mengedit Wikipedia.
Pertarungan ini, disebut BBC, sebagai tug war atau seperti pertarungan tarik tambang antara China dan Taiwan.
Terlepas adakah kaitan antara penelitian Oxford dengan artikel ini, tetapi tulisan jni seperti mengkonfirmasi temuan Oxford bahwa China sudah melakukan manipulasi informasi secara global dimana di antaranya dilakukan dalam Wikipedia.
Wikipedia yang disebut sebagai salah satu capaian terbesar dunia digital, disinyalir telah di edit oleh orang China, baik dengan memakai bot atau orang, untuk kepentingan negaranya atau disesuaikan dengan pandangan politik negaranya.
Misalnya adalah ketika menyebut peristiwa Tiananment tahun 1989, sebuah peristiwa dimana ratusan mahasiswa mati dibunuh tentara China karena demonstrasi di Tiananment Square, dalam Bahasa mandarin disebutkan hanya sebagai "Insiden 4 Juni".