Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jawa Barat: antara Ribut Illuminati dan Agenda Publik

11 Juni 2019   11:35 Diperbarui: 11 Juni 2019   11:46 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawa Barat itu memiliki banyak masalah konkret dan faktual yang mesti diselesaikan dengan cepat dan menjadi agenda publik. Ahmad Heryawan, mantan Gubernur yang menurut catatan beberapa lembaga internasional dianggap berprestasi, selama dua priode menjabat tidak bisa menyelesaikan masalah pencemaran sungai Citarum. 

Sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat yang tingkat pencemarannya dianggap salah satu tertinggi di dunia. Bandara Kertajati yang sepi pemakai sehingga pemasukan tidak bisa menutup biaya operasional. Belum lagi banjir menahun Dayeuh Kolot

Pada titik ekstrem, anggap saja kita menempatkan masalah segitiga Iluminati adalah serendah-rendahnya isyu. Lebih rendah dari isyu Nazi nya Castilo atau bercinta dengan Babi ala Lyndon Johnson. Tetapi pada titik seperti inipun apakah relevan seorang Gubernur turun langsung menangani? Seperti kata Mark Twain "Don't wrestle with pig. You both get dirty and the pig likes it".

Saya sendiri selalu teringat masa-masa akhir tahun 90an dan awal tahun 2000. Ketika orang mulai mengenal internet dan booming warnet. Masa itu banyak disebutkan bahwa top ten situs yang dikunjungi internet user di Indonesia adalah situs porno. 

Namun lambat laun keadaan berubah. Ketika situs berita online Indonesia bermunculan, situs porno perlahan tapi pasti keluar dari 10 besar situs yang paling sering dikunjungi. Digantikan situs berita online Indonesia. Padahal ketika itu belum diperkenalkan kebijakan atau teknologi blokir situs porno. Karena kadang gelap itu bukannya tidak bisa melihat, tapi karena tidak ada cahaya. 

Jadi ketimbang membicarakan isu berbau spekulasi dan ilusi seperti segitiga ilmuninati, kenapa tidak membicarakan hal yang konkrit dan faktual yang dihadapi publik. Karena tugas pemimpin itu membangun agenda publik, bukan membangun isyu publik apalagi mengekor isyu publik dan memasifkannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun