Tetapi justru itulah yang menjadi kekuatan film ini. Kita dipaksa untuk terus mengikuti sampai akhir sampai akhirnya kita kaget dengan ending film ini. Meski bila diingat dialog-dialog sebelumnya, mestinya kita tidak perlu kaget dengan ending film ini. Ending yang memuncak, mengagetkan dan diakhiri dengan akting Hoffman yang menunjukan kekesalan, kemarahan, dan ketidakberdayaan, membuat kita juga ikut kaget dan bingung terbawa oleh akting yang diperlihatkan Hoffman.
Hoffman sendiri seperti biasanya, betul-betul menginternalisasi peran seorang Kepala Biro Anti Teror Jerman yang dingin dan kukuh. William Dafoe yang biasa kita lihat mempunyai peran antagonis dan sangat berkuasa, sekarang mesti berperang sebagai orang yang tidak bisa berkutik ketika berhadapan dengan otoritas keamanan. Sementara akting Dobrygin yang menjadi Issa Karpov, muslim yang sangat tertekan dan teraniaya karena pikiran jahat dan tudingan semena-mena, pastinya akan meraih simpati kita dengan segala body language yang dia tampilkan.
Ketika menulis kisah ini, Le Carr sendiri terinspirasi dari kisah nyata seorang warga Turki dan pendatang legal di Jerman yang mengalami nasib buruk bernama Murat Kurnaz. Murat pernah ditahan di Pakistan pada tahun 2001, dipenjara dan disiksa di kamp tahanan militer Amerika di Kandahar Afghanistan dan Guantanamo Kuba dan baru dilepaskan tujuh tahun kemudian. Seperti gambaran Issa Karpov, penahanan Kurnaz terbukti tanpa dasar dan dia telah dianggap teroris karena pikiran buta dan jahat pasca 9/11.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H