Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nilai-nilai Asia dalam Film "Miracle of Giving Fool"

25 Februari 2018   14:11 Diperbarui: 27 Februari 2018   15:15 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
missyoan.wordpress.com

Seorang anak mengalami kecelakaan sehingga otaknya rusak permanen dan membuat nya jadi bodoh. 

Ketika dia bodoh, kenapa alm Ibu nya justru berpesan kepada dia untuk menjaga dan merawat adiknya yang normal?Bagaimana sikapnya terhadap amanat alm Ibunya tersebut?Lalu apa yang dia lakukan untuk merawat dan menjaga adiknya?Sementara dia itu bodoh dan skill yang dimilikinya hanya membuat roti.

Sun Ryong (Cha The-Hyeon) adalah seorang lelaki idiot. Ketika kecil, dia mengalami kecelakaan fatal bersama ayahnya. Terkurung dalam sebuah ruang sempit dan tanpa sadar mesti menghirup gas beracun ketika mereka sedang tidur. Ayahnya bisa menyelamatkan Ryong sehingga dia tidak meninggal seperti dirinya. Tetapi akibat kecelakaan itu, otak Ryong rusak permanen, tidak bisa disembuhkan dan menyebabkan dia menjadi anak yang idiot. 

Sebagai anak idiot, Ryong pasti nya tidak mengalami masa-masa indah sebagai anak kecil lainnya. Kawan-kawannya bukan hanya tidak mau menjadikannya sebagai teman, bahkan juga menjadikannya sebagai kambing hitam dari peristiwa kebakaran yang ada di sekolah. 

Begitu juga dengan guru di sekolah. Mereka menganggap Ryong tidak bisa mengikuti kegiatan sekolah seperti yang lainnya dan menyarankan Ibunya untuk mencari sekolah lain. Dengan kata lain, Ryong dikeluarkan dari sekolah. Ditambah Ibunya yang menjadi sandaran hidup Ryong meninggal, maka lengkaplah kesulitan hidup Ryong. 

Tetapi ditengah kemalangan hidup itu, ada dua hal yang menarik dalam hidup Ryong. Yaitu sikap Ibu Ryong terhadap anaknya dan konsistensi Ryong. 

Adalah Ibu Ryong yang tidak hanya terus menyayangi dan merawat Ryong, tetapi juga mempercayai Ryong sepenuh hati. Meskipun Ryong bodoh, idiot dan mempunyai adik perempuan yang normal, Ibunya selalu mengingatkan bahwa Ryong adalah seorang kakak yang mempunyai tanggung jawab menjaga dan merawat adiknya yang perempuan. Menjaga dan merawat adik perempuan itulah yang menjadi wasiat Ibunya ketika dia meninggal.

Sementara itu, Ryong sendiri adalah anak yang konsisten menjalankan amanat Ibunya untuk menjaga adiknya tersebut. Meskipun Ryong sendiri anak bodoh, idiot dan hanya bisa membuat roti. Sementara adiknya adalah perempuan normal yang bisa bersekolah. Ryong melaksanakan amanat almarhumah Ibunya sekuat yang dia mampu dan sebisa apa yang dia lakukan sebagai anak idiot ydiabaikan dan bisa membuat roti. 

Setiap pagi sebelum adiknya bangun, Ryong akan membuatkan Roti untuk sarapan adiknya dan menyimpannya di depan pintu kamar adiknya. Setelah itu Ryong akan bergegas pergi ke kios toko Roti miliknya yang lokasi nya dekat sekolah adiknya. Disana Ryong menunggu kedatangan adiknya, dan membuat kan Roti sebagai bekal bagi adiknya di sekolah. 

Ryong tidak pernah berhenti untuk melakukan aktivitas tersebut. Meskipun adik Ryong berlaku buruk terhadapnya, karena dia malu mempunyai seorang kakak idiot. Adiknya selalu memperingatkan Ryong untuk tidak masuk ke kamar nya. 

Meskipun peringatan ini adalah ekspresi rasa malu, kecewa dan marah karena mempunyai kakak yang bodoh, tetapi Ryong menganggap itu sebagai permintaan adiknya yang harus dia penuhi supaya adiknya senang. Karenanya Ryong yang bodoh, menulis permintaan adiknya itu, dan menempelkan tulisan tersebut tepat diatap tempat tidurnya. Supaya di pagi hari ketika dia bangun, tulisan itulah yang dia baca pertama kali dan itu juga yang dia laksanakan setiap pagi.

Ryong pun meski berjualan Roti di dekat sekolah adiknya, dia tidak pernah memperkenalkan diri sebagai kakak kepada teman-teman adiknya apalagi menghadap ke sekolah dan berlaku sebagai wali. Karena itulah permintaan adiknya yang malu dan takut bila anak-anak dan guru-gurunya di sekolah tahu bila Ryong yang dikenal sebagai orang idiot, adalah kakaknya. Meskipun Ryong lah yang diam-diam membiayai sekolah adiknya yang dia dapat dari berjualan roti. 

Itu semua dilakukan Ryong bertahun-tahun tanpa kenal lelah. Ryong hanya mengingat pesan dari almarhumah Ibunya bila sebagai kakak, dia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melindungi adiknya.

Lain dari itu, seusai melayani adiknya dan menjual roti, Ryong akan duduk di perbukitan yang ada di daerahnya. Disana dia akan mengenang dan menunggu kedatangan seorang perempuan bernama Ji-Ho (Ha Ji-Won). 

Dia adalah teman kecil Ryong semasa sekolah dasar yang merantau ke negeri orang untuk belajar piano. Dari kecil, Ji-Ho dikenal sangat berbakat bermain piano. Hanya saja, dia mempunyai masalah kepercayaan diri. Tanpa Ji-Ho sadari, Ryong kecil yang dijauhi Teman-temannya adalah orang yang secara diam-diam mengagumi Ji-Ho dan sudah membantu kepercayaan diri Ji-Ho muncul ketika tampil bermain piano di sekolah dulu. 

Di akhir cerita, Ryong memang melanggar permintaan adiknya untuk tidak memberitahu guru dan teman-temannya bahwa dia adalah kakaknya. Tetapi itu dilakukan Ryong karena panik ketika mendengar adiknya sakit di sekolah. Ryong tanpa kenal lelah memangku adiknya, yang selama ini malu mempunyai kakak seperti Ryong, dari sekolah ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Bahkan ketika adiknya membutuhkan transplantasi organ, tanpa pertimbangan panjang Ryong menyediakan diri menyumbang organ untuk adiknya itu.

Di akhir film juga digambarkan bagaimana Ryong bisa membangkitkan kepercayaan diri Ji-Ho untuk bisa bermain piano dan mengeluarkan bakat musik yang ada dalam dirinya. Ryong memberikan inspirasi bagi Ji-Ho untun menunjukan kapasitasnya bermain musik setelah tertahan masalah kepercayaan diri. Meskipun sudah belajar bermain piano ke luar negeri. 

Hal menarik adalah ketika dalam film ini digambarkan figur Ryong yang idiot serta orang-orang sekelilingnya seperti adiknya dan Ji-Ho yang pintar dan normal. Menarik dilihat adalah bagaimana melihat cara mereka menjalani hidup. 

Ryong dengan segala keterbatasan yang dia miliki, menjalani hidup penuh ceria dan tanpa kenal lelah terus berbuat baik terhadap adik dan teman-temannya. Meskipun apa yang dia lakukan itu menjadi bahan olokan atau menimbulkan banyak kesalahfahaman. Lain dari itu, Ryong yang bodoh juga menjadi inspirasi bagi teman dan adiknya yang normal serta memberikan kenangan manis bagi mereka ketika Ryong meninggal.

Menonton Miracle of Giving fool seperti mengingatkan kita tentang bodoh, baik dan guna menjadi pintar. Bila saja menjadi pintar itu hanya menyusahkan diri sendiri dan membawa kehancuran bagi sekitar, maka menjadi bodoh tapi membuat hari-harinya tetap bahagia, bertanggung jawab dan memberikan inspirasi bagi temannya yang pintar, adalah sebuah anugrah. 

Setelah kita dibombardir dengan film-film barat yang serba rasional, sophisticated dan mengingatkan sisi kognisi kita, maka film dari Korea Selatan ini seperti mengingatkan kita tentang The Virtue of the East, keutamaan dari Timur. Nilai-nilai yang diajarkan dalam masyarakat Asia yang sudah lama diabaikan dan dianggap absurd. Mengingatkan hal seperti penghormatan terhadap orang tua, instuisi seorang Ibu, dan peran orang-orang yang sering kita anggap remeh dalam kesuksesan hidup kita, dengan mengusik sisi afeksi kita

Sederhana, menyentuh dan inspiratif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun