Sistem pengendalian internal manajemen merupakan landasan penting bagi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya. Dengan adanya prosedur, kebijakan, dan praktik yang terstruktur, perusahaan dapat memastikan bahwa kegiatan  operasionalnya berjalan sesuai rencana dan standar yang ditetapkan. Namun, implementasi sistem ini bukanlah sekadar formalitas, melainkan sebuah investasi strategis yang dapat membawa dampak positif yang signifikan.
Dalam era digital yang terus berkembang, kebutuhan akan sistem pengendalian internal manajemen (SPI) menjadi sangat penting bagi  setiap perusahaan. SPI tidak hanya berperan dalam mengawasi dan mengendalikan aktivitas internal perusahaan, tetapi juga menjadi kunci untuk memastikan keamanan data, integritas proses bisnis, dan efisiensi operasional yang optimal.
Salah satu contoh perusahaan yang telah berhasil menerapkan SPI adalah PT Otsuka Indonesia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sepdifa Dea Rifayana, menunjukkan bahwa PT Otsuka Indonesia telah menerapkan SPI yang sesuai dengan komponen pengendalian internal COSO. COSO (Committee of Sponsoring Organizations) adalah suatu organisasi yang mengembangkan standar pengendalian internal yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional.
Dalam penelitian ini, PT Otsuka Indonesia ditemukan memiliki standard operating procedures (SOP) yang mengatur tentang prosedur persediaan barang. Prosedur ini meliputi pengadaan bahan baku, pembelian bahan baku, penerimaan dan penggudangan bahan baku, penggudangan barang jadi, serta pengeluaran barang jadi. Seluruh prosedur ini telah dijalankan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan adalah pemisahan kedudukan dan pemisahan tugas pada departemen supply chain/PPIC yang belum jelas. Evaluasi berkala pada departemen supply chain/PPIC tidak dilakukan langsung oleh tim audit internal perusahaan, melainkan oleh manager departemen. Hal ini dapat mengakibatkan kelemahan dalam pengawasan dan pengendalian internal.
Pengendalian Internal dan COSO
COSO memiliki lima komponen pengendalian internal, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Lingkungan pengendalian mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan, seperti budaya organisasi dan sistem penghargaan. Penilaian risiko melibatkan identifikasi dan evaluasi risiko yang dihadapi perusahaan. Aktivitas pengendalian meliputi prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas internal. Informasi dan komunikasi mencakup proses-proses yang digunakan untuk membagikan informasi yang relevan. Pemantauan melibatkan pengawasan dan evaluasi kinerja perusahaan secara terus-menerus.
Implementasi SPI di Indonesia
Dalam beberapa tahun terakhir, SPI telah menjadi lebih penting di Indonesia. Banyak perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan SPI untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional. Namun, masih banyak perusahaan yang belum menerapkan SPI secara efektif. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa beberapa perusahaan di Indonesia masih mengalami kelemahan dalam pengendalian internal. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Murinanda Amalya Parinduri menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal terhadap sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Pelabuhan Indonesia Cabang Belawan masih belum maksimal diterapkan.
Solusi
Untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional, perusahaan di Indonesia perlu menerapkan SPI yang efektif. Berikut beberapa solusi yang dapat diterapkan:
Mengembangkan Lingkungan Pengendalian: Perusahaan perlu mengembangkan lingkungan pengendalian yang memungkinkan karyawan untuk berperilaku sesuai dengan standar organisasi.
Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Risiko: Perusahaan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang dihadapi, serta mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko tersebut.
Mengembangkan Aktivitas Pengendalian: Perusahaan perlu mengembangkan aktivitas pengendalian yang efektif, seperti prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas internal.
Mengembangkan Informasi dan Komunikasi: Perusahaan perlu mengembangkan informasi dan komunikasi yang efektif, seperti proses-proses yang digunakan untuk membagikan informasi yang relevan.
Mengembangkan Pemantauan: Perusahaan perlu mengembangkan pemantauan yang efektif, seperti pengawasan dan evaluasi kinerja perusahaan secara terus-menerus.
Di Indonesia, implementasi SPI semakin menjadi fokus bagi banyak perusahaan. Namun, masih terdapat kelemahan dalam pengendalian internal yang perlu segera diatasi. Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya sistem pengendalian internal manajemen sebagai landasan utama bagi keamanan, integritas, dan efisiensi operasional perusahaan menjadi kunci dalam menghadapi dinamika bisnis yang terus berkembang. Dengan implementasi SPI yang kokoh dan efektif, perusahaan dapat memastikan kelangsungan dan kesuksesan bisnis mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.Â
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen Pengampu : Donny Indradi,S.E.,S.H.,M.M.,M.Kn.,Ak.,CA
Disusun oleh:  Deliani Zai  (211011200908)
Kelas  : 06SAKM004
Terimakasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H