Mohon tunggu...
Deliana Setia
Deliana Setia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm just an ordinary person, living this beautiful life that God gave me www.kitadankota.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menengok Kehidupan Masyarakat Perbatasan Negara di Distrik Sota, Merauke

4 Juni 2014   05:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="399" caption="Perbatasan Negara di Distrik Sota, Merauke"][/caption] Berada di Kota Merauke, sebuah Kabupaten yang terletak di ujung Timur Indonesia, yang terencana sejak awal tentunya, “Harus sempatkan lihat perbatasan!”. Tanya sana dan tanya sini, plus searching sama Mbah Google, hasilnya, “Ah, gak terlalu jauh kok! Masih sempat. Yuk ke sana!”. Sasarannya sudah jelas, menuju Perbatasan antara Indonesia dan Negara Papua New Guinea (PNG) di Distrik Sota, Merauke.  Tujuannya sudah pasti, untuk memuaskan keinginan melihat dari dekat Tugu Nol Kilometer atau yang lebih dikenal dengan Tugu Kembar  Sabang-Merauke. Tugu tersebut memang merupakan kembaran dari tugu yang sama yang berada di Sabang. Wujudnya identik satu sama lain walaupun terpisah oleh jarak kurang lebih 5.200 km. Untuk menjangkau kawasan perbatasan negara di Distrik Sota, diperlukan waktu berkendara mobil sekitar 1,5 jam. Tidak perlu khawatir. Perjalanan tidak akan membosankan. Kita akan melewati Taman Nasional Wasur yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan dapat mampir sejenak di sana. Di sepanjang perjalanan, banyak terdapat rumah semut atau lebih tepatnya istana rayap, yang dikenal dengan nama Musamus. Cerita tentang Musamus dapat dibaca di tulisan Memupuk Kebersamaan dan Tekad yang Kuat seperti Musamus dari Merauke. [caption id="" align="aligncenter" width="401" caption="Tugu Kembar Sabang-Merauke, di Distrik Sota, Merauke"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="398" caption="Bersama Yonif 320 di Pos Perbatasan di Distrik Sota, Merauke"]
Gambar
Gambar
[/caption] Memasuki kawasan perbatasan di Distrik Sota, kita disambut dengan Gerbang besar bertuliskan, “Good Bye and See You Again Another Day”. Terlihat sebuah pos lintas batas. Kebetulan Yonif 320 yang tengah mendapatkan giliran bertugas. Sambutan mereka sangat ramah. Umumnya berasal dari Pulau Jawa. Ada yang dari Subang, Indramayu, Tegal dan beberapa kota lainnya. Mereka senang bila ada yang berkunjung, Wajar bila rasa bosan terkadang melanda mereka. Listrik saja belum optimal 24 jam nyala. Sempat ngobrol sebentar. Ternyata mereka telah tinggal di sana kurang lebih sekitar 3 bulan.  Mereka terbagi ke dalam beberapa shift, bergiliran jaga. Diperlukan 12 personil dalam sekali turun untuk menyisir dan melakukan pengecekan di sepanjang kawasan perbatasan di Distrik Sota. [caption id="" align="aligncenter" width="278" caption="Tugu yang menunjukkan Koordinat di Taman Merah Putih"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="397" caption="Tulisan pengobar semangat persatuan, di Distrik Sota, Merauke"]
Gambar
Gambar
[/caption] Distrik Sota di Merauke merupakan salah satu kawasan perbatasan negara di antara banyak kawasan perbatasan negara di Indonesia. Penanda perbatasan di Distrik Sota, selain berupa Tugu Kembar Sabang-Merauke yang terdapat di persimpangan jalan, juga berupa Tugu yang terletak di sebuah taman sederhana yang biasa disebut Taman Sota atau Taman Merah Putih. Bentuk tamannya sederhana, namun cukup rapi. Taman ini tidak terlepas dari jasa seorang polisi bernama Ipda Ma’ruf yang merawat daerah tersebut sejak 2005. Seorang penjaga di Pos Lintas Batas menunjukkan sebuah warung di seberang Pos Lintas Batas yang merupakan milik Ipda Ma’ruf. Dinamakan Taman Merah Putih karena setiap sudut taman didominasi oleh warna merah dan putih. Terdapat beberapa tugu yang bertuliskan kata-kata pengobar semangat atau kata-kata pemersatu, seperti, “Bahasa Indonesia Penjaga Persatuan dan Kesatuan NKRI” yang terdapat di depan bendera merah putih atau tulisan “Aku Cinta Indonesia, Izakod Bekai Izakod Kai”. Artinya, Aku Cinta Indonesia, Satu Hati Satu Tujuan. Terasa sekali di setiap sudut taman seakan ditebarkan nuansa dan suasana cinta Indonesia. [caption id="" align="aligncenter" width="395" caption="Penjual Buah-buahan di dekat Tugu Kembar, Merauke"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="395" caption="Sirih, Pinang, Kapur, dan buah-buahan yang dijajakan di dekat Tugu Kembar, Merauke"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="310" caption="Membuat tas dari bulu burung cenderawasih, di Sota, Merauke"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="301" caption="Tas yang terbuat dari anyaman dan hiasan bulu burung cenderawasih"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Menunggu kios sambil meninabobokan anaknya"]
Gambar
Gambar
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="291" caption="Sagu siap masak beserta umbi keladi dan buah jeruk"]
Gambar
Gambar
[/caption] Puas mengagumi Taman Merah Putih, waktunya kembali ke Kota Merauke. Kami lewati kembali Tugu Kembar Sabang-Merauke. Tidak terlalu jauh dari Tugu, terlihat beberapa kios yang menjual buah maupun makanan khas Merauke. Kios-kiosnya sederhana, bahkan terkesan seadanya. Dagangan hanya ditumpuk di meja kayu/papan atau bahkan ada yang cukup dengan menggelar alas plastik seadanya. Pemilik kios tidak terlalu perduli, jual buah-buahan, madu hutan, dan souvenir bisa dalam satu meja yang sama. Ada sagu yang telah dibersihkan sehingga siap untuk diolah menjadi makanan. Tinggal proses pencampuran dengan air panas atau air hangat. Terlihat pula pinang dan sirih yang seakan tidak pernah lepas dari kehidupan suku asli Merauke. Menunggu kios dapat dilakukan sambil membuat tas tradisional yang terbuat dari bulu burung cenderawasih atau sambil meninabobokan anaknya. Penasaran ingin menengok langsung Perbatasan Sota? Tidak ada salahnya jika berkesempatan ke Merauke, untuk melihat dari dekat kawasan perbatasan, lengkap dengan Tugu Kembar Sabang-Merauke, Taman Merah Putih, dan kehidupan masyarakat di sana. Salam. (Del)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun