Mohon tunggu...
Delfyan Intan Nurmala Fadin
Delfyan Intan Nurmala Fadin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pariwisata

Saya gemar membaca, mendengarkan musik, mendengarkan cerita, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Petualangan Kuliner: Menemukan Kelezatan dan Menikmati Momen di Sudut Dekat Kost

17 Desember 2023   17:45 Diperbarui: 17 Desember 2023   18:24 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Beberapa barang antik di Tiga Roepa (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Perjalanan kuliner ini diawali dengan kedatangan mama saya ke Yogyakarta secara tiba-tiba. Sebenarnya mama saya bukan orang yang pemilih mengenai makanan, melainkan saya. Selain itu, tentunya saya juga ingin memberikan pengalaman yang baik dong, kepada mama saya yang datang tiba-tiba ini. 

Dua hari belakangan, saya sedang sangat sibuk menghadapi pekan sebelum UAS yang harus saya jalani di semester 5 ini. Tiba-tiba mama saya menghubungi bahwa beliau akan tiba di Yogyakarta sore nanti. Kalau itu bercanda, nggak lucu sumpah! Gimana mau quality time kalau saya sedang sesibuk ini. Benar saja, sorenya mama saya tiba dengan membawa sedikit barangnya, katanya pengen nengok anak sulungnya satu atau dua hari. Saya agak kesal dan sedih sih, kesal karena kenapa nengoknya pas lagi sibuk, dan sedih karena tidak punya banyak waktu untuk main bareng sebab lagi super sibuk sama dunia perkuliahan yang tugasnya numpuk. Belum lagi disibukkan dengan urusan UKM yang mana akhir tahun harus mengurus segala administrasi, dan karena saya menjabat sekretaris di UKM Berkuda UGM, jadilah banyak kerjaan lari ke saya. 

Sebenarnya saya ingin mengajak mama saya untuk makan malam di Raa Cha Suki & BBQ di Ambarrukmo Plaza atau biasa disebut dengan Amplaz. Namun, hari itu saya pulang terlalu malam, ditambah hujan mengguyur dengan cukup deras, dan lokasi Amplaz yang cukup jauh dari kost saya membuat saya mengurungkan niat tersebut. Saya coba tanya ke mama, "mama pengen makan apa?" dan mendapat jawaban "terserah kamu to, kan kamu yang tahu!". Membuat saya membatin, ya memang benar sih jawaban beliau. 

Terbesit di pikiran untuk pesan makan secara online, tetapi sedari dulu saya paling nggak tega kalau pesan makanan secara online saat sedang hujan, karena kasihan pihak ojolnya harus mengantar makanan di tengah hujan. Akhirnya memutar otak lagi dan membayangkan banyak makanan yang bisa membuat saya tergiur. Sampai tiba-tiba, terbayang suatu tempat di otak saya yang dari dulu ingin saya datangi, tetapi entah kenapa hingga sekarang, saya belum mengunjunginya. Padahal, hampir setiap hari saya melewati tempat itu dan lokasinya pun cukup dekat dengan kost saya. 

Tempat itu terletak di sekitar Pogung, dengan gerbang kayu dan pagar batu. Setiap saya melintasi lokasi tersebut, gerbangnya selalu tertutup sehingga saya tidak dapat menengok apa yang ada di dalam tempat itu, padahal tempat tersebut tidak sedang tutup, melainkan masih melayani pelanggan. Tertutupnya pagar kayu itu juga yang menyebabkan saya sangat penasaran terhadap tempat tersebut. Pertanyaan-pertanyaan sering muncul, apa isi dari tempat itu, bagaimana kondisinya, apa tema dari tempat itu, orang seperti apa yang biasa mendatanginya, makanan dan minuman apa yang dijual, mengapa pagarnya selalu tertutup, dan beberapa pertanyaan lain. Selain menimbulkan rasa penasaran, ditutupnya pagar kayu tersebut juga menciptakan suatu ketertarikan, sebenarnya apa sih yang disembunyikan tembok berbatu dan gerbang kayu berbalut tanaman rambat itu?

Awalnya saya ragu, apakah pilihan yang tepat untuk mengajak mama saya makan malam di tempat itu? Sebab yang saya ketahui dari seorang teman, tempat tersebut merupakan sebuah kafe. Saya menimang-nimang, 'masa makan malam di kafe?'. Namun, pikiran dari sisi lain meyakinkan 'mungkin ini saat yang tepat untuk menuntaskan rasa penasaran mengenai tempat itu, mumpung ada mama juga, jadi pengalaman yang diperoleh pasti beda'. Akhirnya saya mengajak mama saya ke tempat itu untuk makan malam. Oh iya! Sepertinya saya belum menyebutkan nama dari tempat itu ya sedari tadi. Nama dari tempat itu adalah Tiga Roepa, hanya itu sih yang saya tahu awalnya. 

Tanpa berlama-lama, saya segera menuju ke Tiga Roepa bersama mama menggunakan ojek online karena kondisi masih sedikit hujan. Sebab lokasi yang tidak jauh, kami dalam waktu singkat telah tiba di tempat tujuan dan terdapat hal yang membuat saya merasa sedikit kaget. Pasalnya, gerbang kayu yang sehari-hari berdiri kokoh dan menghalangi mata milik para pengguna jalan untuk dapat mengintip kondisi di dalam Tiga Roepa tengah terbuka, menampakkan kondisi di dalamnya yang ternyata cukup rimbun dan beberapa titik halaman digenangi sedikit air hujan. Tanpa basa-basi, saya segera mengajak mama untuk masuk supaya tidak kuyup terkena guyuran hujan. 

Melangkah ke depan pintu area dalam, terdapat tulisan menempel di dinding yang menyampaikan suatu informasi bahwa 'Galeri' berada di dalam ruangan. Dengan sedikit bingung memikirkan galeri apa yang dimaksud tulisan tersebut, saya mengajak mama untuk masuk ke bangunan sederhana yang berbentuk seperti rumah itu dan menemukan banyak lukisan berbagai tema tertempel di dinding. Detik itu juga saya paham maksud tulisan tadi. Ternyata, tempat ini bukan hanya sekedar kafe, melainkan juga sebuah galeri lukisan dan barang-barang antik. Kenyataan lain yang saya ketahui setelahnya adalah bahwa nama kafe ini tidak hanya Tiga Roepa, melainkan Tiga Roepa Pandega Galeri & Cafe.

Gambar 2. Lukisan berukuran besar di Tiga Roepa Pandega Galeri & Cafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2. Lukisan berukuran besar di Tiga Roepa Pandega Galeri & Cafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kondisi di dalam cukup ramai mengingat hujan sedang turun, menyebabkan pengunjung tanpa ragu memilih bagian indoor yang disediakan kafe ini. Setelah menyusuri seluruh bagian ruangan, hanya tersisa satu meja yang kosong, terletak di ujung dengan posisi kursi dan meja lebih rendah daripada meja lainnya, dikelilingi oleh lukisan dan barang-barang antik yang mungkin akan disebut cukup 'aesthetic' oleh sebagian besar Gen Z. Saya tanya dulu kepada mama, apakah mau duduk di situ, dan mama setuju saja apabila kami duduk di sana. Di dekat meja tersebut, terdapat meja lain yang diisi oleh tiga orang mahasiswa, sepertinya mahasiswa Prodi Akuntansi UGM apabila melihat tempelan-tempelan stiker di laptop dan obrolan-obrolan yang dilontarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun