Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Universitas PGRI Semarang melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pengolahan di SDN 1 Papringan Kudus sebagai bentuk implementasi dari project kepemimpinan yang beranggotakan Delfira, Dewi, Anam, Okta, Siti, Tia, dan Aji. Kegiatan ini dilatar belakangi dengan adanya sampah disekitar kita yang semakin menumpuk teruma sampah yang ada disekolah. Saat ini sampah masih menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan dengan tepat dan optimal. Dengan jenis sampah organik dan anorganik serta karakteristik sampah yang semakin beragam, plastik kemasan makanan menjadi salah satu penyumbang sampah plastik yang cukup serius. Hampir semua kemasan makanan dan minumam yang kita temui terbungks dengan bahan plastik yang menjadikan semakin meningkatnya sampah plastik yang ada di Indonesia. Sehingga dibutuhkan pemikiran dan cara pengolahan sampah yang tepat dan sesuai, untuk menjadi bernilai dan berdayaguna bagi kia semua.
Pengolahan sampah menjadi barang yang berguna, perlu disalurkan kepada anak-anak sedini mungkin agar mereka mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah secara maksimal dengan meningkatkan kreatifitas peserta didik melalui kegiatan pengolahan sampah yang tepat guna dan bernilai jual. Dengan adanya kegiatan tersebut, kita dapat melatih peserta didik untuk memiliki jiwa berwirausaha sejak kecil. Dengan memperkenalkan peserta didik dengan nilai guna sampah dari segi nilai ekonomi, semakin lama sampah yang tidak memiliki nilai guna menjadi barang yang bernilai dan bermanfaat.
Untuk merubah sampah agar dapat menjadi manfaat, diperlukan cara untuk mengelolanya dengan sampah tersebut dengan baik. Adapun cara tersebut diantaranya sebagai berikut:
Mengurangi (Reduce), meminimalisir barang-barang yang tidak digunakan seperti mengirangi penggunaan kantong plastic ketika berbelanja dan menggantinya dengan keranjang belanjaan.
Menggunakan kembali (Reuse), meminimalkan sampah dengan memilah barang yang masih dapat atau masih bisa digunakan kembali. Misalnya memanfaatkan botol bekas air minum menjadi wadah tanaman/hiasan dinding.
Mendaur ulang (Recycle), meminimalisir smapah yang dapat diolah atau didaur ulang kembali agar dapat menjadi barang yang lebih bernilai atau berguna. Misalkan plastik bekas kemasan makanan dapat kita daur menjadi hiasan, tas, dan kerajinan lainnya.
Mengganti (Replace), meminimalkan sampah dengan menggantin barang yang tidak ramah lingkungan atau hanya sekali pakai dengan barang yang dapat digunakan secara berkelanjutan dan juga ramah lingkungan
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin menanamkan karakter peduli sampah terhadap lingkungan peserta didik dan menumbuhkan kreativitas peserta dididk dalam pengolahan sampah anorganik. Pelaksanaan projek yang kami laksanakan dengan menggandeng peserta didik yang ada di SDN 1 Papringan Kudus, dengan jumlah 50 peserta didik. Lokasi yang digunakan untuk melakukan kegiatan projek ini berada di Desa Papringan, Kaliwungu, Kudus.
Kegiatan projek ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Februari 2023 sedangkan pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu, 4 Maret 2023. Pada minggu pertama program kerja yang kami lakukan meliputi sosialisasi program LISA (Lihat Sampah Ambil) dan sosialisasi sampah organik dan anorganik. Lalu pertemuan kedua kami melakukan pengolahan sampah anorganik berupa sedotan dan botol bekas. Dalam pengolahan sampah tersebut peserta didik diajarkan membuat bunga dari sedotan, tempat pensil dari botol bekas dan vas bunga dari botol bekas
Kegiatan ini mendapat respon positif dari peserta yang mengikuti program LISA (Lihat Sampah Ambil) "Kami merasa senang dengan adanya kegiatan ini karena kegiataanya praktek membuat kerajinan dari sampah anorganik. Biasanya kegiatan pembelajaran dilaksanakan hanya mendengarkan guru menjelaskan pelajaran”. Kata Syahrul.
Respon lain diberikan oleh Ibu Kepala Sekolah SDN 1 Papringan Kudus "Sebuah kegiatan yang sangat menarik untuk peserta didik dalam mengembangkan bakat dan keterampilan dengan kreativitas membuat kerajinan dari sedotan dan botol bekas". Kata Ibu Hanifa
Maka melalui program LISA (Lihat Sampah Ambil) dan pengolahan sampah anorganik ini diharapkan memberikan dampak yang positif baik kepada peserta didik dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H