3. Konsumerisme
Pola pikir konsumerisme mendorong Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi asing. Hal ini menjadikan pengembangan iptek lokal sulit berkembang karena pasar lebih tertarik pada produk impor yang dianggap lebih maju.
4. Pragmatisme
Pragmatisme yang berorientasi pada hasil langsung (result-oriented) telah menggeser nilai-nilai mendasar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Prinsip kerja keras, kesabaran, dan kebersamaan yang diajarkan Pancasila mulai terpinggirkan oleh orientasi keberhasilan instan.
Esensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila, melalui kelima silanya, memberikan landasan filosofis yang kuat untuk pengembangan iptek yang bermartabat:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan harus digunakan untuk tujuan yang baik dan sesuai dengan nilai moral. Dalam konteks ini, etika dan tanggung jawab menjadi elemen penting dalam pengembangan iptek.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Pengembangan iptek harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Teknologi, misalnya, seharusnya tidak hanya berfokus pada efisiensi, tetapi juga pada keadilan dan kesejahteraan manusia.