Apa itu Bullying? Apa dampaknya? Lalu, pernahkah Anda merasakan hal tersebut?
Tulus merupakan salah satu korban bully, ia dipanggil ”gajah” semasa waktu kecilnya. Tapi kini, ia mampu menulis lagu dengan pengalaman dan arti yang mendalam. Banyak hal yang dapat kita pelajari dari dia. Salah satunya dari lagu dia yang satu ini, bahwa kita justru mendapatkan kesempatan untuk dapat membuktikan diri.
Gajah -Tulus
Setidaknya punya tujuh puluh tahun
Tak bisa melompat kumahir berenang
Bahagia melihat kawanan betina
Berkumpul bersama sampai ajal
Besar dan berani berperang sendiri
Yang aku hindari hanya semut kecil
Otak ini cerdas kurakit berangka
Wajahmu tak akan pernah aku lupa
Waktu kecil dulu mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah,( ku marah ) ku marah
Kini baru ku tahu puji di dalam olokan
Mereka ingat ku marah
Jabat tanganku panggil aku gajaaaaahhhhhh...........
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
hahahahahahahaha 2x
Kecil kita tak tahu apa-apa
Wajar bila terlalu cepat marah
Kecil kita tak tahu apa-apa
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
Lagu tersebut menjelaskan tentang masa kecilnya yang kurang menyenangkan. Di mana ia pada masa lalu nya telah mengalami masa yang kelam, di bullying mirip dengan gajah karena badannya. Kebayang dong bullying itu seperti apa? Pada masa itu, mereka masih belum mengetahui tentang apa-apa. Namun, dengan adanya bullying itu ia justru mengenal lebih jauh dan mencari tahu mengenai gajah. Pada akhirnya, ia menjadikan itu sebuah motivasi dalam hidupnya dan berterima kasih karena mereka semua telah memanggilnya ‘gajah’. Dengan itu, ia terus menaklukan segala hal bahwa ia mampu membuktikannya kepada mereka yang telah membullyingnya. Ia mampu membuat itu semua menjadi kesuksesan dimasa depan yang akan lebih baik. Ia mampu bangkit dan berusaha dari masa kelam di masa.
Nah jadi bullying itu sendiri ialah bentuk dari perilaku dengan kekuatan yang lebih dominan yang dilakukan berulang-ulang dengan maksut mengganggu anak yang menjadi korban. Kategori ini termasuk bullying verbal, dimana ia merasa di hina oleh teman-temannya.
Apa dampak yang akan terjadi pada korbannya? Apakah membawa hasil yang negatif atau positif?
Di lagu ini, beliau menceritakan bahwa ia mampu menyongsong perubahan yang lebih baik di masa depannya. Dalam Psikologi Sosial, ini berhubungan dengan Teori Motivasi. Teori ini berfokus pada kebutuhan atau motif individu. Artinya, bagaimana pengalaman masa lalu tersebut dapat mempengaruhi persepsi, sikap, juga perilaku kita. Adanya dorongan yang bangun dari diri kita untuk melakukan hal positif. Keinginannya untuk menciptakan hal positif membuat ia merasa lebih percaya diri. Mungkin, jika keinginannya tidak tercapai akan membuat orang yang mengalaminya menjadi suatu hal yang negatif tetapi tidak semuanya. Dalam Psikologi Sosial, dorongan tersebut bisa saja hadir dari lingkungan sosialnya yang mampu membuat ia menjadi semakin yakin. Apa yang telah ia cari tahu setalah dilakukan seperti itu, tepat. Ia mampu mencari tahu dan melakukannya. Seperti dari lagu diatas, ia mencari tahu tentang kehidupan gajah. Dan itu mampu membuatnya menjadi terinspirasi untuk kehidupan dia sendiri. Hebatnya, Ia mampu mendoakan mereka yang membullynya dengan pujian dan doa didalam lirik tersebut.
Jadi, pada dasarnya korban bullying memang akan merasakan hal yang membuat ia cemas kedepannya. Namun, jika kita mempunyai dorongan dan terinspirasi dari pengalaman yang tidak enak dalam hidup, kita dapat membuktikannya. Atau kita sebagai teman, kita dapat membantu satu sama lain. Artinya, seseorang yang mengalami korban bullying bukan berarti mereka harus terus jatuh. Tentu tidak. Justru itu akan membuat orang tersebut akan berterima kasih atas apa yang menimpa nya pada masa itu karena telah membuatnya menjadi satu hal yang dapat berguna untuk dirinya.
Adanya pengalaman tersebut tidak selalu membuat kita dirugikan, tetapi justru membuat kita termotivasi. Tidak ada gunanya untuk terus memikirikan masa lalu, tetapi lebih baik memikirkan untuk bangkit di masa depan. Jika saat ini kamu sedang dalam masa yang sulit, jangan berkecil hati. Ingat, mereka yang menjudge mu belum tentu bisa sesukses kamu yang jauh lebih baik, tetaplah fokus pada tujuan mu masing-masing dengan dorongan dari lingkungan kita. Anggaplah mereka sedang memperhatikanmu, sehingga kamu dapat lebih bahagia.
Daftar Pusaka:
Taylor, Shelley E. Letitia Anne Peplau, and David O. Sears. 2009.Psikologi Sosial, Edisi Kedua Belas.Jakarta : Prenadamedia Group
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H