Mohon tunggu...
Dela Tiara Putri
Dela Tiara Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi, thank you for checking my profile. My name is Dela Tiara Putri, a science education student based in Ponorogo, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Tadris IPA IAIN Ponorogo Mempraktikkan Lesson Study

8 Mei 2024   16:32 Diperbarui: 8 Mei 2024   17:21 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lesson study adalah pendekatan kolaboratif dalam pengembangan pengajaran yang berasal dari Jepang. Sejak tahun 1960-an, lesson study telah mengalami perkembangan di Jepang. Dikenal dengan istilah "jugyokenkyu" dalam bahasa Jepang, yang berasal dari gabungan kata "jugyo" yang artinya pembelajaran, dan "kenkyu" yang berarti penelitian atau pengkajian.

Dalam lesson study, sekelompok guru bekerja sama untuk merencanakan, mengamati, dan menganalisis pelajaran secara detail. Mereka berbagi ide, mencoba berbagai strategi pengajaran, dan secara bersama-sama memperbaiki proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik. Lesson study adalah kegiatan yang sangat berorientasi pada praktik, dengan fokus pada peningkatan kualitas pengajaran melalui refleksi dan kerjasama antarguru.

Waktu yang tepat untuk melakukan lesson study dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan konteksnya. Biasanya, lesson study dilakukan di luar jam mengajar biasa, seperti pada hari-hari kerja tertentu yang ditetapkan oleh sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini memungkinkan waktu yang cukup bagi para guru untuk merencanakan, mengamati, dan menganalisis pelajaran tanpa mengganggu jadwal pengajaran reguler. Perlu digaris bawahi, kegiatan lesson study bukan sebuah kegiatan sesaat, melainkan terus-menerus dan berkesinambungan supaya dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran secara terus-menerus sehingga terbentuk sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara sistematis dan konsisten.

Langkah-langkah dalam lesson study biasanya meliputi:

1. Perencanaan: Guru-guru yang terlibat merencanakan pelajaran yang akan diamati bersama. Mereka memilih topik, tujuan pembelajaran, strategi pengajaran, dan metode evaluasi.

2. Pengamatan: Satu guru mengajar pelajaran yang telah direncanakan sementara yang lainnya mengamati proses pembelajaran secara teliti (sebagai observer). Observasi ini mencakup perhatian terhadap interaksi antara guru dan siswa, pemahaman siswa, dan efektivitas strategi pengajaran. Aktivitas guru dan siswa di kelas tidak boleh terganggu oleh banyaknya pengamat (observer).

3. Diskusi dan Refleksi: Setelah pelajaran selesai, guru-guru yang terlibat berkumpul untuk mendiskusikan pengamatan mereka. Mereka berbagi pemikiran, memberikan umpan balik, dan merenungkan tentang apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.

4. Modifikasi dan Perbaikan: Berdasarkan hasil diskusi, para guru membuat perubahan pada rencana pembelajaran dan strategi pengajaran. Mereka mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan mengembangkan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan pelajaran di masa depan.

Proses ini dapat berulang seiring waktu, dengan setiap iterasi membawa pemahaman yang lebih baik tentang pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Proses pelaksanaannya berlangsung seperti biasanya, menampilkan apa adanya, dan tidak dibuat-buat.

Menurut Cerbin dan Kopp (2002) dalam penelitian Wiharto, Lesson Study memiliki empat tujuan utama, yaitu:

1. Memungkinkan guru untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana cara terbaik untuk mengajar mereka. Dengan memahami gaya belajar dan kebutuhan individu siswa, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran mereka agar lebih efektif.

2. Menghasilkan produk atau hasil konkret dari lesson study yang dapat digunakan oleh guru lain dalam bidang yang sama. Hal ini memungkinkan berbagi praktik terbaik dan pengalaman antar-guru, serta memperluas dampak positif lesson study di luar kelompok yang langsung terlibat.

3. Meningkatkan pengajaran melalui pendekatan yang sistematis dan kolaboratif. Dengan mengadopsi pendekatan inkuiri kolaboratif, guru dapat secara efektif merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi praktik pengajaran mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Membangun basis pengetahuan pedagogis di antara para guru, di mana mereka dapat saling belajar dan bertukar pengalaman. Dengan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, guru dapat saling mendukung dan meningkatkan kualitas pengajaran secara kolektif.

Di IAIN Ponorogo, mahasiswa Tadris IPA semester 6 sedang menjalankan praktik kegiatan lesson study dengan tekun demi meningkatkan profesionalisme dan inovasi calon guru. Proses dimulai dari tahap perencanaan, di mana mahasiswa membentuk kelompok kecil terdiri dari 3-4 orang yang bertugas sebagai pengajar dan observer. Kelompok ini memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan menerima masukan dari observer.

Pada tahap perencanaan, mahasiswa akan membuat modul ajar dahulu yang berisi, seperti alat dan bahan apa saja yang harus dibawa hingga model pembelajaran apa yang akan digunakan. Pada tahap pelaksanaan, observer akan mengamati proses pembelajaran dengan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat. Lalu di bagian akhir, observer akan menyampaikan kendala atau kekurangan dari hasil lesson study tersebut, misalnya apakah sudah sesuai dengan tahapan model pembelajaran.

Setiap Senin, dua kelompok bergantian melakukan praktik lesson study dengan menggunakan siswa dari kalangan non-lesson study sebagai subjeknya. Menariknya, siswa-siswa tersebut memakai pakaian atasan putih dan bawahan hitam, memberikan suasana kelas yang serius dan formal. Keberadaan dosen yang turut memantau praktik ini memberikan tambahan perspektif dan masukan yang berharga bagi mahasiswa. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih menyeluruh dan mendalam.

Bagi para mahasiswa, pengalaman langsung ini merupakan kesempatan emas untuk merasakan dinamika sebenarnya di dalam kelas, memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai berbagai tantangan yang mungkin dihadapi, serta mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki. Hal ini menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna dan aplikatif, serta memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai realitas menjadi seorang guru.

Dibandingkan dengan praktik simulasi sebelumnya, kehadiran pengamat memberikan dimensi baru yang membuat pengalaman ini lebih mendalam dan menyenangkan. Dengan demikian, lesson study bukan hanya sekadar kegiatan rutin, melainkan merupakan sarana yang efektif untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi guru yang kompeten dan inovatif di masa depan.

Source: Dok. pribadi
Source: Dok. pribadi

Daftar Pustaka

Wiharto, M. (2018). Kegiatan Lesson Study dalam Pembelajaran. Forum Ilmiah, 15(1), hal. 1-9. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun