Sebenarnya tubuh kita itu ada yang ingin menguasai dan memanfaatkannya, contohnya virus, fungi, bakteri, dan protista yang biasanya plasmodium yang menyebabkan malaria. Juga ada animalia seperti cacing pita. Semuanya bisa masuk ke dalam tubuh melalui lubang-lubang tubuh, misalnya mulut, anus, hidung.Â
Lalu mengapa parasit menyukai tubuh kita? Hal ini disebabkan tubuh hewan adalah habitat yang nyaris ideal yang memiliki cukup nutrisi dan bisa dijadikan tempat berlindung sehingga mampu bereproduksi. Hewan/manusia juga bisa mentransmisi ke inang lain, misalnya lewat batuk dan bersin. Oleh karena itu, sistem imun digunakan untuk melindungi tubuh terhadap parasit-parasit yang masuk ke tubuh.Â
Selain organisme dari luar, kita juga memiliki ancaman lain yang berasal dari dalam tubuh, yaitu sel tumor. Sel ini terjadi karena pembelahan sel tidak terkontrol yang akhirnya selnya itu abnormal yang membelah terus-menerus. Bahayanya, sel ini dapat membentuk pembuluh darah baru yang akhirnya menyerap nutrisi dan merusak jaringan tubuh karena mengambil alih beberapa ruangan di tubuh kita. Selain tumor, ada toksin/racun yang merupakan senyawa kimia yang dalam jumlah sedikit saja bisa berbahaya.Â
Karena dapat mengganggu proses seluler, seperti metabolisme yang akhirnya menyebabkan keracunan. Contohnya adalah bisa ular, racun tumbuhan dan fungi, toksin bakteri/patogen (racun dari parasit). Zat yang masuk ke tubuh disebut antigen, termasuk patogen.Â
Sistem imun yang mempertahankan kekebalan tubuh dibagi menjadi menjadi dua. Pertama, sistem imun bawaan. Berarti sudah ada sejak lahir. Sehingga dijadikan pertahanan yang pertama. Kalau misalnya patogen bisa masuk melewati sistem imun bawaan, maka itu akan membahayakan. Oleh karena itu, tubuh akan mengaktifkan sistem imun yang kedua, yaitu sistem imun adaptif. Diambil dari kata adaptasi, menyesuaikan dengan patogen. Sistem imun ini dibuat setelah terjadi infeksi, makanya disebut sebagai bentuk pertahanan terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H