Energi merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Misalnya energi listrik sebagai penerangan dan mengoperasikan peralatan rumah tangga, energi panas dari gas LPG untuk memasak. Akan tetapi, energi yang didapat tersebut diperoleh dari bahan yang cepat habis (tak terbarukan) sehingga lama-kelamaan akan habis. Karena kita tahu bahan tak terbarukan seperti batu bara dan gas LPG terbentuk selama jutaan tahun dari sisa-sisa organisme. Sehingga untuk menunjang kehidupan manusia diperlukan alternatif yang mampu menggantikan suber daya tak terbarukan.Â
Dari beberapa sumber, banyak ditemukan sumber daya terbarukan, misalnya saja air, angin, sinar matahari, dan geothermal. Berikut pemanfaatan dari sinar matahari dan geothermal sebagai pembangkit listrik.
1. Pembangkit Tenaga dari Sinar Matahari (PLTS)
Indonesia menjadi salah satu negara yang tiap tahun disinari matahari sehingga memungkinkan pemanfaatan tenaga dari sinar matahari cukup besar. Menurut EBTKE, Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 207.898 MW (4,80 kWh/m2/hari). Namun, di Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal. Contoh daerah yang sudah memanfaatkannya adalah Bangli (Bali) 1 MW, Karangasem (Bali) 1 MW. Dari beberapa daerah, yang baru dimanfaatkan baru sekitar 14 MW.
Kurang maksimalnya pemanfaatan ini karena panel surya yang dinilai cukup mahal. Panel surya adalah alat utama untuk mengubah energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Panel surya terbuat dari semikonduktor yang tersusun dari lapisan silikon tipe-P dan silikon tipe-N. Dengan bahan semikonduktor ini dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Besarnya daya radiasi dipengaruhi emisivitas, konstanta Boltzmann, luasannya, dan suhu mutlak. dengan persamaan:
P=eAT^4
Proses dari PLTS:
panel surya mengubah energi radiasi menjadi energi listrik
Listrik disimpan dalam baterai
listrik dialirkan
Alasan pengembangan PLTS perlu ditingkatkan: