Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan dan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Prinsip ini mengingatkan kita bahwa tujuan akhir dari kehidupan berbangsa adalah terciptanya masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.
 Agama memainkan peran besar dalam memperkuat nilai sila ini melalui ajaran untuk peduli terhadap sesama. Konsep berbagi, seperti zakat, sedekah, atau amal dalam berbagai agama, mencerminkan pentingnya memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, agama mendorong pemerataan kesejahteraan di tengah masyarakat.
Agama juga mengajarkan nilai keadilan yang menjadi landasan utama dalam kehidupan sosial. Prinsip ini melibatkan penghormatan terhadap hak-hak individu dan kelompok, serta upaya untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, seperti yang dicita-citakan oleh sila kelima.
B. Nilai-Nilai Agama Yang Sejalan Dengan Sila-Sila Pancasila Dalam Membentuk Sikap Dan Perilaku Masyarakat Indonesia
Nilai-nilai agama yang sejalan dengan sila-sila Pancasila memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung prinsip-prinsip yang mencerminkan tujuan luhur untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Begitu pula dengan agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia, yang mengajarkan nilai-nilai moral yang mendukung terciptanya masyarakat yang harmonis, adil, dan beradab. Keduanya---Pancasila dan agama---memiliki keterkaitan yang erat dalam menciptakan sebuah masyarakat yang hidup dengan saling menghargai dan menjaga kedamaian. Dalam hubungan ini, Pancasila dan agama saling menguatkan karena keduanya memiliki visi untuk memajukan kesejahteraan umat manusia.
Sila pertama: "Ketuhanan yang Maha Esa"
Sila pertama Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa," mengandung makna bahwa bangsa Indonesia meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala kehidupan. Dalam ajaran agama-agama di Indonesia, seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya, nilai-nilai ketuhanan selalu menjadi landasan utama dalam membentuk karakter manusia. Setiap agama mengajarkan pengabdian dan ketaatan kepada Tuhan sebagai langkah pertama dalam menciptakan masyarakat yang adil dan damai.
Sila kedua: "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab"
Sila kedua Pancasila mengajarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, yang sangat sejalan dengan ajaran agama-agama di Indonesia mengenai penghormatan terhadap hak asasi manusia. Dalam agama-agama, terutama Islam, ajaran tentang keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap martabat setiap manusia sangat ditekankan. Misalnya, dalam Islam terdapat ajaran tentang adil (justice) yang mengharuskan umatnya untuk berlaku adil kepada siapa saja, tanpa membeda-bedakan agama, ras, atau status sosial. Ajaran ini menciptakan sikap hidup yang penuh dengan rasa hormat terhadap hak-hak orang lain, baik itu dalam konteks kehidupan pribadi, sosial, maupun politik.Agama-agama lainnya juga mengajarkan prinsip yang sama.
Sila ketiga: "Persatuan Indonesia"
Sila ketiga Pancasila menekankan pentingnya persatuan Indonesia. Hal ini berkaitan erat dengan ajaran agama-agama di Indonesia yang mengajarkan tentang hidup berdampingan dengan damai, menghormati perbedaan, dan menjaga persatuan umat manusia. Dalam ajaran agama Islam, misalnya, terdapat konsep ukhuwah (persaudaraan) yang menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan umat, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa. Ajaran ini mengajarkan bahwa setiap umat manusia adalah saudara satu sama lain, sehingga perlu menjaga hubungan baik dan tidak mudah terpecah belah oleh perbedaan.