Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 400m dari permukaan laut. Tanaman ini berasal dari Benua Afrika, dibawa ke Deli, Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Pada tahun 1911, seorang berdarah Belgia membudidayakan kelapa sawit secara komersial. Diperkenalkan miling dan pemrosesan minyak kelapa sawit menjadi margarin oleh Lord Leverholme di Belgium.
Kemajuan teknologi saat ini manfaat kelapa sawit diarahkan menjadi bahan baku minyak bakar. Komoditas ini mempunyai nilai strategis untuk pembangunan nasional sebagai prime mover pengembangan agribisnis dari hulu hingga ke hilir, penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan petani, dan penghasil devisa Negara.
Teknis Budidaya Sawit:
- Tanaman ini dapat hidup di daerah dengan curah hujan 200 – 2500 mm/tahun dengan temperature 24 – 28 derajat celcius [terendah 18 dan tertinggi 32 derajat celcius]. Penyinaran dilakukan rata-rata tidak kurang dari 6 jam seharinya. Tanaman sawit lebih tahan terhadap angina kencang disbanding dengan tanaman lain.
- Ada 7 perusahaan yang memproduksi benih kelapa sawit yang melakukan pemuliaan [breeding] dan memproduksinya sesuai syarat dan kriteria benih unggul.
- Penanaman biasanya dilakukan pada awal musim hujan yang merata sepanjang tahun dan dipilih curah hujan yang palig tinggi.
- Cara penanaman:
- Arah barisan diatur mengikuti arah utara – selatan dan tegak lurus terhadap jalan sekunder/raiban.
- Jarak tanaman 9.08 X 9.08 m yang membentuk segitiga sama sisi.
- Pinggir ajir minimal 1 m di atas tanah, lurus dan panjangnya kurang lebih 1.25 m.
- Ajir harus ditekankan sedalam mungkin sehingga tidak mudah ditumbangkan oleh angina/hujan.
- Pengajiran harus lurus dan merupakan mata lima.
- Melubangi tanaman dengan ukuran 60X60X60 cm.
- Tanah galian top soil setebal 20 cm dipisahkan dengan galia sub soil masing-masing yang dionggokan pada sisi berlainan.
- Dua minggu setelah melubang, tiap lubangnya diberikan pupuk dasar sebanyak 1 kg lalu lubang ditutup dengan tanah.
- Usia bibit yang ditanam di lapangan berkisar antara 12 – 14 bulan.
- Memperhatikan leher akar agar tepat berada di permukaan tanah.
- Penimbunan dilakukan dengan injakan yang kuat dari arah luar ke dalam.
- Tanah di sekitar pohon diratakan menjadi piringan pohon.
- Tanaman muda tidak boleh dilakukan pmangkasan kecuali untuk mengurangi penguapan daun  saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan.
- Pemangkasan dilakukan dengan alat chisel, egrek atau kampak petik, dengan rotasi waktu 6 – 8 bulan. Untuk tanaman muda yang belum menghasilkan buah, dilakukan pemangkasan 6 bulan sekali pada dua lingkaran daun di bawah bunga yang terbawah. Untuk tanaman yang sudah menghasilkan buah, dilakukan 8 bulan sekali pada dua lingkaran daun yang tua.
Sumber Tulisan:
- Kementerian Pertanian dan Direktorat Perkebunan
- http://manfaat.co.id
- http://www.intipsejarah.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H